Langsung ke konten utama

Tongkrongan Berbasis Literasi

Buat apa Sih Nongkrong? Kalau bahas mengenai nongkrong mungkin ini pembahasan yang kurang berguna bagi sebagian orang. Ini sebetulnya pandangan pribadi saya mengenai kegiatan nongkrong. 

Kebanyakan orang memang senang melakukan kegiatan nongkrong, entah itu ada kegiatan penting atau hanya sekedar bertemu dan mengisi waktu luang. Memang menyenangkan kegiatan nongkrong itu kita bisa mengisi waktu-waktu kebosanan kita dari pada berdiam diri saja di rumah, tentunya itu adalah hal yang membuat kita stress. 

(Pixabay.com)

Jujur, kalo saya tipe orang yang kurang suka nongkrong, kerena menurut saya nongkrong itu kurang manfaatnya hanya buang-buang waktu aja. Coba saja lihat orang-orang yang nongkrong itu. Yang kita lihat paling main game sibuk masing-masing padahal saling berhadap-hadapan sama teman, gosip sana sini, atau cuman sekedar makan. Apalagi nongkrong itu kegiatannya bisa sampai larut malam (begadang) dan hal tersebut tidak baik bagi kesehatan tubuh. 

Kalo kita lihat sudah jelas bahwa nongkrong itu memang kurang bermanfaat. Memang sih nongkrong itu ada nilai sosialnya sering ketemu teman, tetapi kalau ngumpul tapi sibuk main hp masing-masing, saya rasa percuma. Bisa saja bukan tongkrongannya yang gak bermanfaat tetapi apa yang dilakukan  dalam tongkrongan tersebut. Coba saja pikir, jika tiap hari kegiatan nongkrongnya begitu-gitu saja, hanya main game, main kartu, dan gosip, maka sayang sekali waktu terbuang habis. 

Lebih baik menggunakan hal-hal yang bermanfaat seperti diskusi membicarakan suatu permasalahan atau isu-isu sosial, diskusi buku, dan semacamnya,  yang terpenting ada ilmu yang bisa bertambah. Bukankah itu lebih bermanfaat dari pada hanya sekedar membicarakan hal-hal yang tidak berfaedah. 

Seharunya kita manfaatkan waktu kita sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa kembali lagi. Banyak hal yang sebetulnya bisa kita lakukan. Seperti membaca, menulis, olahraga, membuat suatu karya dan banyak hal-hal positif lainnya. Lebih baik nongkrong sambil mengisi kegiatan-kegiatan positif seperti membaca atau tukar pikiran, daripada hanya gosip, berdiam diri main game atau scrolling medsos.

Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari, lebih baik sekarang ubah kegiatan kamu agar lebih produktif apalagi kegiatan produktif itu bersama teman-teman tongkrongan, tentunya itu lebih mengasyikan bukan. Saat ini sudah banyak komunitas-komunitas literasi baik itu basisnya di kampus atau tempat-tempat umum. 

Seharusnya tempat nongkrong memiliki fasilitas yang bermanfaat, seperti menyediakan buku bacaan, musik dan semacamnya. Bukan hanya sekedar menyediakan makanan dan minuman. Ini mungkin bisa menjadi trik jitu agar masyarakat menjadi gemar membaca. Karena memang literasi kita sangatlah minim sehingga perlu cara agar masyarakat memiliki minat untuk membaca. 

Saat ini memang perpustakaan kurang diminati oleh masyarakat kita, karena dianggap tempat yang membosankan. Coba saka kita bisa memadukan dua konsep yakni perpustakaan dan tempat tongkrongan, seperti cafe, restoran, warkop dan semacamnya. Pasti hal membuat banyak orang yang minat membaca. Memang sudah banyak tongkrongan yang berbasis literasi, hanya saja memang hal ini masih disekitaran kampus, dan belum sampai ke masyarakat umum. 

Jika hal ini bisa terwujud maka dengan hal-hal sederhana ini, walaupun hanya sekedar tongkrongan tentunya akan membawa dampak positif bagi kalangan muda. Bercengkrama dengan sesama teman dan mendiskusikan berbagai ilmu, tentunya itu hal yang menyenangkan bukan. Selain menambah relasi dan keeratan sosial, juga bisa menambah khazanah wawasan kita dalam membaca.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...