(Pixabay.com) |
Jika sakit hati itu adalah hal yang dibenci, mengapa Ia selalu hadir dalam kehidupan ini. bukankah nikmat rasanya jika kita merasakan bahagian selamanya, tanpa ada rasa sakit.
Tetapi ini memang rahasia tuhan. Tuhan memiliki tujuan mulia ketika memberikan sakit kepada hambanya. Sakit hati adalah hal yang wajar, agar kita belajar. Belajar untuk terus kuat dalam menghadapi kehidupan.
Jika kita tak pernah merasakan sakit hati, mungkin hidup kita akan terasa hambar. Coba saja jika tiap hari selalu merasakan minuman manis, pasti tentunya akan membosankan bukan. Tetapi, jika ditambahkan dengan rasa pahit, maka akan ada keunikan rasa. Rasa dalam hidup, supaya beragam. Ada manis, ada pahit seperti di dalam secangkir kopi.
Jika kita tak pernah merasakan sakit hati, mungkin kita tak akan pernah menemukan cinta sejati. Cinta sejati akan hadir, dikala hati sedang bersedih. Ia hadir sebagai pengganti cinta yang telah berlalu.
Sakit hati mengajarkan kita arti sebuah kehidupan. dimana di dalam kehidupan ini bukan hanya bercerita tentang sebuah kenikmatan, namun juga ujian. Namun dibalik ujian, tentu akan membawa kembali kepada kenikmatan.
Sakit hati mengajarkan kita agar tidak terlena dengan dunia. Tuhan memberikan rasa sakit agar manusia bisa mengingatnya. Bersyukurlah jika rasa sakit itu hadir, karena bisa jadi tuhan sayang kepada kita.
Sakit hati mengajarkan kita agar kuat dalam menghadapi hidup. Orang yang hebat tidak takut sakit hati. Ia tidak menghindarinya tetapi justru dihadapinya. Manusia memang lah lemah, tetapi bukan berarti hanya bisa pasrah.
Memendam rasa sakit adalah hal yang salah, karena Ia adalah racun yang perlu diobati. Obat untuk sakit hati adalah bersabar, tabah dan ridho dengan ketentuan tuhan.
Jika kita berharap kepada manusia, mungkin hanya akan membawa luka. Ia hadir membawa kebahagiaan sekaligus membawa kekecewaan. Semakin berharap maka semakin dalam sebuah luka. Berharaplah kepada tuhan, karena Tuhanlah yang bisa diharapkan.
Bagi orang yang mampu menerima ketentuan tuhan, tentu ia tidak akan menganggapnya sebuah luka. Justru itu adalah sebuah ujian agar menjadi manusia di atas rata-rata. Tak selamanya luka itu hadir dalam diri, seiring waktu berjalan sakit hatipun akan pudar. Pudar karena kita telah kuat untuk menghadapinya.
Ketika luka itu hadir kembali, maka Ia kita sudah mempu menghadapinya. Jangan takut untuk sakit hati, apa lagi membencinya. Ia hadir silih berganti, ada benci dan ada cinta, ada sayang dan ada kecewa, ada manis dan ada pahit. Semuanya akan selalu hadir dalam hidup kita, menjadikan hidup kita semakin beragam.
Komentar
Posting Komentar