Langsung ke konten utama

Sebab-sebab Terjadinya Kesadaran Palsu

Sebelumnya saya sudah menjelaskan mengenai apa itu kesadaran palsu dan proses terjadinya seperti pa dan juga ciri-cirinya. Ada beberapa sebab-sebab mengapa terjadinya kesadaran palsu, yakni: 

(Pixabay.com)


1. Sugesti

Sugesti adalah kesadaran palsu yang dipengaruhi oleh orang lain dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau pandangan tersebut dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Orang yang terkena sugesti ini biasanya diberi asumsi atau diimingi oleh sebuah kenikmatan, sehingga Ia ingin melakukannya. Tanpa proses berpikir panjang kemudian Ia melaksanakan sugesti tersebut, dengan diimingi oleh kenikmatan tentunya. Misalnya seperti iklan yang menjual skincare dengan model yang cantik sebagai buktinya, ini diperkuat oleh bukti-bukti lainnya seperti orang yang pernah memakainya lalu membuktikan hasilnya. Karena tersugesti dengan iklan, kemudian Ia membeli lalu mencobanya.

2. Market Fake

Market adalah anggapan bahwa kebenaran itu berdasarkan kebiasaan umum atau cara pandang umum. Mereka menganggap bahwa kebenaran adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh umum, Sehingga jika ada orang yang memiliki pandangan yang berbeda atau kebiasaan berbeda walaupun sebetulnya benar maka Ia tetap dianggap salah. Misalnya seperti ada masyarakat yang memiliki budaya sapaan, dimana setiap orang akan menyapa orang lain ketika berpapasan. Apabila ada orang yang tidak menyapa, maka hal itu dianggap salah, walaupun sebetulnya tidak menyapa pun tidak merugikan orang lain.

3. Over Thinking

Over thinking adalah berfikir secara berlebihan terhadap sesuatu yang belum terjadi. Biasanya mereka berdasarkan asumsi sendiri dan pola pikirnya cenderung negatif. Over thinking ini menjadi sebab kesadaran palsu karena Ia mengaggap bahwa, kesadaran yang ia miliki saat ini adalah kesadaran yang dianggap pasti. Apa yang dipikirkan dianggap akan terjadi di masa depan, padahal hal tersebut belum tentu terjadi. Jika ini dibiarkan saja maka Ia akan menjadi orang yang pesimis, ragu, pengecut, selalu khawatir dan tidak mau berpikir maju. 

4. Close Minded

Close minded adalah pola pikir tertutup yang membuat seseorang tertutup terhadap ide, opini dan pendapat baru. Closed minded ini bisa menjadi sebab terjadinya kesadaran palsu, karena ia menganggap bahwa kesadaran lama masih dianggap benar dan relevan. Closed minded ini mirip seperti market fake, hanya saja closed minded lebih ke personal sedangkan market fake lebih ke umum.  Jika closed minded ini dibiarkan saja, maka yang terjadi Ia akan sulit beradaptasi dan melakukan hal baru, bahkan suka menyalah-nyalahkan pemikiran yang berbeda dengan dirinya.

. Tidak Punya Prinsip Kuat

Walaupun memiliki ilmu yang banyak dan tahu mana yang baik dan benar. Tanpa Memiliki prinsip yang kuat, pengetahuan  yang Ia miliki adalah percuma. Tanpa memiliki prinsip yang benar, ilmu yang dimiliki malah digunakan untuk hal yang tidak baik, misalnya seperti korupsi. Orang yang korupsi bukan lah orang yang bodoh tetapi Ia tidak punya prinsip yang benar dan prinsip yang kuat. 

6. Obsesi

Obsesi bisa berbentuk ide, pikiran, bayangan, atau emosi yang tidak terkendali, sering datang tanpa dikehendaki atau mendesak masuk dalam pikiran seseorang yang mengakibatkan rasa tertekan dan rasa cemas. Ia bisa menjadi sebab munculnya dalam kesadaran palsu karen Ia bisa merusak kesadaran sesungguhnya. Obsesi ini bisa jadi tekad yang kuat kemudian karena Ia tidak bisa kontrol diri sehingga Ia menjadi sebuah obsesi. Ketika obsesi ini dibiarkan saja, maka ia akan bersikap ghuluw.

7. Lost Control

Lost control atau kehilangan kendali adalah hilangnya kemampuan diri untuk mengendalikan sesuatu baik itu  kontrol terhadap perasan maupun pikiran. Ketika seseorang mengalami lost kontrol maka kesadaran sebelumnya akan terjadi penyimpangan kesadaran. Maka dari penyimpangan tersebut akan muncul yang namanya kesadaran palsu

8. Kekecewaan

Kekecewaan adalah rasa sakit hati yang disebabkan karena penghianatan atau karena usaha yang dilakukan sia-sia. Kekecewaan bisa menjadi sebab dari kesadaran palsu karena ia  akan menyimpang dari kesadaran sebelumnya. Jika kekecewaan ini dibiarkan saja dan tanpa kontrol diri, maka ia akan melakukan tindakan-tindakan negatif dan balas dendam terhadap orang lain. 

9. Negatif Thinking

Negatif thinking adalah pikiran-pikiran negatif dalam menilai sesuatu. Ia selalu curiga terhadap orang lain tanpa ada dugaan pasti sehingga yang muncul dalam adalah kebohongan dan fitnah. Ia selalu menganggap dirinyalah yang paling benar dan semua adalah salah. Ia hanya senang kepada orang yang memiliki pikiran yang sama dengannya. Negatif thinking hampir sama dengan close minded yakni sama-sama tidak menerima pikiran baru. hanya saja yang membedakan Negatif thinking senang dengan pikiran negatif baik itu pikiran yang baru maupun tidak. Negatif thinking ini bisa menjadi dua bentuk, yakni pertama, merendahkan orang lain dan yang kedua bisa merendahkan diri sendiri. 

10. Ketidak Tahuan

Ketidak tahuan bisa menjadi sebab kesesatan atau kesadaran palsu. Sejatinya manusia adalah mahluk yang baik pada awalnya. Seiring waktu berjalan, akan terlihat sifat-sifat setiap orang. Ada yang jahat dan ada yang baik. Bagi orang yang jahat Ia sebetulnya dia bukan orang yang salah, tetapi Dia tersesat karena ketidak tahuannya terhadap sesuatu, sehingga Ia dalam melakukan sesuatu atas sugesti-sugesti. Karena ketidak tahuannya, maka sugesti tersebut dianggap benar olehnya. Ini lah menjadi sebab banyak orang yang tersesat dari jalan yang benar. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...