Langsung ke konten utama

Meraih Gelar Kosong

Ketika kita diterima di kampus favorit, kamu pasti senang rasanya. Kemudian hari-hari berlalu ternyata memang perkuliahan itu berat dan membosankan. Pada akhirnya apa yang dipelajari di perkuliahan menjadi tidak maksimal. Namun, semalas-malasnya kamu tetap saja kuliah harus di jalankan. Lalu sampai di penghujung akhir kamu dihadapkan dengan skripsi. Ini adalah babak akhir penentuan dalam hidup kamu di perkuliahan. Ketika selesai kemudian kamu merasa sedang dinyatakan lulus, setelah itu wisuda dan... tentunya hidup masih berlanjut bukan?

(pixabay.com)

Ini mungkin hanya sekilas saja mengenai alur kehidupan di perkuliahan. Sebetulnya yang saya tekankan bukan dari prosesnya tetapi apa yang kamu dapatkan selama di  perkuliahan dan sebetulnya kuliah itu semestinya harus bagaimana sih?

Kebanyakan dari mahasiswa hanya mengejar IPK tinggi, memang mereka cerdas secara teoritis, tetapi tidak secara realitas. Seharusnya menjadi seorang mahasiswa bukan hanya sekedar mempelajari lalu paham akan teori, tetapi juga bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Kebanyakan mahasiswa saat ini merasa kecewa ketika nilainya jelek, dibandingkan apa yang ia dapatkan dalam perkuliahan. Maksudnya mereka lebih bangga ketika nilainya dapat A walaupun dengan cara instan, tanpa harus memahami apa yang dipelajari. Menurut mereka nilai itu sudah lebih dari cukup, masalah bisa atau tidak, itu urusan belakangan.

Aktivitas kuliah memang hanya sekedar mengerjakan tugas-tugas, ujian, persentasi lalu kemudian dapat nilai. Tetapi, jika hanya mengerjakan hal tersebut, lantas apa bedanya dengan anak sekolah yang mengerjakan tugas hanya untuk menggugurkan kewajiban.

Terlebih lagi tugas kuliah dikerjakan dengan asal-asalan dan copy paste tanpa memahami konsepnya, maksudnya apa, isinya apa. Jangankan untuk memahami, membacanya pun juga tidak. Bagaimana bisa paham akan materi jika dibaca saja tidak. Diskusi kelas terasa kering tanpa ada pikiran kritis, pemateri tidak memahami apa yang dibicarakan dan audiens pun tidak ada yang mendengarkan, bertanya seakan adalah hal tabu dan diskusi menjadi kaku.

Pengerjaan skripsi pun terlihat asal-asalan bahkan banyak yang menggunakan joki. Padahal ini adalah tugas akhir seorang mahasiswa seharunya mahasiswa bisa memahami teori, metodologi, dan isi materi yang telah Ia tulis, bukan hanya sekedar kuliah lalu lulus. Kelulusan hanya menjadi ajang pamer di medsos, banyak yang mengucapkan selamat atas kelulusan, tetapi apa yang harus dibanggakan dari kelulusan tersebut. 

Lalu, jika aktivitas itu dilakukan selama 4 tahun apa yang bisa didapat selama di perkuliahan. Kamu yang kuliah pasti akan bertanya-tanya, "selama ini kuliah ngapain aja". Kuliah hanya buang-buang uang dan buang-buang waktu tetapi tidak ada ilmu yang didapat dan konsep berpikir pun tidak ada yang berkembang.

Tetapi apalah daya semua itu hanyalah selembar ijazah agar dapat dihargai oleh banyak orang. Saat ini mahasiswa hanya menginginkan status sosial dan pekerjaan saja. Seakan sarjana dipandang orang hebat di mata masyarakat, karena sudah menamatkan pendidikan tinggi. Memang orang yang memiliki gelar bisa mendapatkan hal tersebut, hanya saja tanpa pola pikir yang dibangun dan kesadaran, tetap saja hanya menjadi buih dimasyarakat.

Kuliah berharap mendapat pekerjaan yang layak, padahal banyak sarjana yang menganggur. Padahal seorang sarjana dicetak bukan menjadi sorang pekerja tetapi menjadi agen perubahan bangsa. Jika ingin dapat pekerjaan sekolah SMA saja sudah cukup langsung saja melamar pekerjaan ke pabrik.

Pada akhirnya, kebanyakan mahasiswa saat ini hanya lulus dengan gelar kosong. Mengapa hanya mendapatkan gelar kosong? Karena memang mahasiswa saat ini lulus tanpa punya skill khusus, pola pikir kritis dan ilmu yang memadai.

Saya kagum dengan orang-orang yang tidak kuliah tetapi dia berpikir kritis, sadar akan realitas bahkan bisa membangun desanya sendiri. Orang-orang seperti inilah yang semestinya layak dijadikan sebagai mahasiswa sejati, karena menjadi seorang sarjana tidak harus duduk di bangku kuliah tetapi menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang dan bisa membangun kemajuan yang mashlahat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...