Langsung ke konten utama

Ketika Teknologi Hanya Untuk Tujuan Bisnis

Di abad ke dua puluh satu ini teknologi sudah semakin berkembang pesat. Bagi anak generasi Z mungkin Ia merasakan perubahan teknologi ini, dari mulai handphone yang hanya bisa mengirim SMS dan telepon sekarang bisa berbagai macam. 

Berkembangnya sebuah teknologi bukan tanpa alasan, Ia memiliki tujuan untuk memudahkan umat manusia dalam beraktifitas. Misalnya dulu mengirim surat dengan manual sehingga bisa sampai seminggu, untuk sekarang hanya tinggal kirim WA dengan hanya cukup beberapa detik tersampaikan.

(Pixabay.com)

Memang teknologi ini memiliki dampak yang positif bagi umat manusia. Akan tetapi ternyata semakin kesini ternyata tujuan dari teknologi itu berubah, yang asalnya untuk kemaslahatan umat sekarang orientasinya berubah menjadi hiburan dan bisnis.

Coba saja lihat anak-anak muda sekarang, apakah merek menggunakan teknologi untuk mencari materi pelajaran atau mencari hiburan seperti main game dan buka media sosial. Tentunya anak-anak zaman sekarang lebih mementingkan hiburan dibandingkan pendidikan. 

Dari sini kita bisa lihat bahwa berubahnya teknologi dari kemaslahatan manusia karena bisnis, dimana pasar banyak berminat kepada hiburan. Maka berubahnya orientasi ini karena manusia itu sendiri, manusia lebih senang melakukan hiburan walaupun tidak bermanfaat sekalipun. Teknologi saat ini pola pikirnya pun berubah kepada nafsu semata bukan kepada akal sehat. 

Memang hiburan ini memiliki dampak yang signifikan dalam mempercepat perekonomian karena Ia banyak diminati oleh pasar. Apalagi bagi para pebisnis tentu ini menjadi peluang yang menguntungkan. Hingga akhirnya teknologi hanyalah menjadi suatu hiburan bukan untuk kemajuan. Memang tujuan teknologi sebagai kemaslahatan umat masih ada dan tetap hidup, hanya saja semakin lama semakin meredup.

Teknologi saat ini hanya menjadi sebuah bisnis, yang orientasinya hanyalah untuk keuntungan semata. Coba kita perhatikan teknologi-teknologi saat ini, seperti gadged, mobil, motor, komputer dan semacamnya. Tentunya pengembangan-pengembangan teknologi tersebut untuk kepentingan bisnis. Kecanggihannya hanya untuk menarik minat para pelanggan. 

Teknologi-teknologi yang kita gunakan saat obat ini sebetulnya tidak kita butuhkan seperti misalnya I-phone misalnya. Untuk apa membeli I-Phone dengan harga mahal-mahal tetapi penggunaannya sama seperti HP android. Memang teknologinya lebih canggih I-Phone tetapi rasanya sudah cukup jika kebutuhannya untuk berkomunikasi saja. 

Memang teknologi dengan motivasi bisnis ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan teknologi, namun rasanya percuma jika hanya salah satu pihak yang diuntungkan mengenai dampaknya. Seharusnya teknologi digunakan untuk kepentingan bersama bukan untuk orang elit saja. 

Mungkin itu dalam hal pembuatan suatu prodak, bagaimana terhadap energi sumber daya alam tentunya kita perlu ketahui. Semestinya sains sudah bisa menemukan teknologi yang terbarukan, sebagai pengganti batu bara. Tetapi justru malah kebalikannya dimana teknologi hanya digunakan untuk keperluan menggali tambang yang jelas-jelas merusak alam.

Dulu memang manusia tidak punya kemampuan untuk menggali potensi yang ada di dalam tanah, namun sekarang manusia sudah mampu menemukan material-material baru di dalam tanah dengan bantuan teknologi tentunya. Sampai saat ini manusia masih menggunakan teknologi tersebut terutama negara-negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam.

Ini lah yang menjadi sebuah problem dalam pengembangan teknologi. Ia dikuasai oleh pebisnis saja, dimana tujuannya hanya untuk keuntungan semata saja, tanpa memikirkan dampak dan resikonya.

Jika ini dibiarkan begitu saja, maka akan terjadi kepunahan secara masal, diakibatkan oleh ulah par pebisnis. Ia tidak sadar bahwa apa yang Ia lakukan akan terjadi krisis iklim dan ini memang sudah terjadi. Mungkin kaum elit Ia tidak khawatir jika terjadi krisis iklim karena mereka mungkin sudah menyiapkan sebuah teknologi agar bisa bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Jika para pebisnis ini tetap bersikap egois maka kemungkinan akan terjadi pemberontakan secara besar-besaran terhadap kaum elit. 

x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...