Berbicara tentang kebenaran, sebetulnya semua orang sudah tahu apa itu kebenaran baik Ia orang jahat pun Ia tahu apa yang Ia perbuat adalah kesalahan. Banyak orang yang merasa paling benar padahal keliru. Setiap orang mendefinisikan kebenaran berbeda-beda. Ada yang menganggap bahwa bena itu bisa membuat bahagia, benar itu adalah orang yang pintar, benar adalah orang yang bijak dan definisi-definisi yang lainnya.
(Pixabay.com) |
Jika manusia ingin tahu kebenaran maka ia harus paham dengan kode-kode tuhan dalam firmannya. Jangan sampai salah memahami kode tersebut, karena jika salah justru yang ada malah menyalahkan orang lain, bahkan menghancurkan orang lain. Kode-kode tersebut hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang selalu menjaga harinya dari kejelekan, berpikir jernih, dan menahan hawa nafsu dari berbagai godaan.
Jika ingin mengetahui kebenaran, carilah orang yang berilmu, wara dan berakhlak mulia. Memang sulit di zaman sekarang mendapatkan orang tersebut. Tetapi setidaknya bisa orang yang selalu menjaga lisan dan pikirannya. Jika kamu telah menemukannya, maka kamu akan dituntun ke jalan yang benar.
Perlu kita ketahui bahwa kebenaran sebetulnya adalah hal yang pahit. Makanya banyak yang mengelak dari kebenaran. Misalnya seperti mencontek demi nilai baik, memang Ia tahu bahwa itu salah tetapi jika tidak dilakukan maka nilainya akan jelek. Memang terdengar masuk akal dan banyak orang melakukannya, padahal jelas-jelas itu salah.
Mengapa kebenaran itu pahit, karena harus konsisten dalam mempertahankannya, dari manusia yang lalai atau lupa kebenaran. Orang yang benar bukan hanya sekedar tahu tetapi ia juga menjalankannya dengan sepenuh hati. Memang sulit dalam mengerjakan kebenaran, tetapi mau bagaimana lagi. Kita harus menahan godaan dunia dan segala kenikmatannya. Seperti bersenang-senang, dan foya-foya.
Namun jika kita berada disisi yang benar, pada akhirnya kitalah yang menang. Memang jika ingin mendapatkan rasa manis yang nikmat maka harus merasakan pahit terlebih dahulu. Coba saja kamu setiap hari makan-makanan yang manis, pasti akan membosankan.
Kebenaran memang pahit, banyak aturan yang tidak boleh dilanggar. Padahal manusia adalah mahluk yang memberontak setiap ada aturan pasti dilawan. Misalnya seperti lampu lalulintas. Walaupun sedang merah pun tetap saja ditrobos, dengan alasan terburu-buru, padahal hanya beberapa detik saja lampu lalulintas berganti.
Kebenaran memang pahit. Kita harus menahan nafsu kita dari berbagai kenikmatan yang ada. Orang yang tahu akan kebenaran Ia pasti tahu bahwa kenikmatan dunia itu menipu dan hanya sesaat. Inginnya bersenang-senang dan berfoya-foya, bebas melakukan sesuatu tanpa aturan adalah hal yang menyenangkan bukan. Tetapi pada akhirnya merusak.
Jika memang kebenaran rasanya pahit, tetapi bisa saja itu adalah obat yang mujarab. Kita sering merasakan bahwa obat memanglah pahit tetapi menyembuhkan. Begitu juga kebenaran memang rasanya pahit namun baik bagi tubuh.
Membiasakan dalam kebenaran itu memang sulit tetapi harus dibiasakan. Seperti membiasakan minum obat sepahit apapun harus diminum jika tidak maka tidak akan memberikan kesembuhan. Maka dari itu biasakanlah dengan rasa pahit, lama-kelamaan rasa pahit akan menjadi sebuah kenikmatan ketika efeknya sudah terasa menjadi obat penyembuh.
Kita ditempatkan di dunia untuk diuji, baik dari iman, kesabaran, dan usaha. Yang bertahan dalam mempertahan kebenarannya Ia yang akan menang. Yang tidak mampu mempertahankan Ia akan masuk ke jurang yang dalam. Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang benar, maka dari itu bersabarlah. Tuhan tidak akan membiarkan hambanya yang benar terpuruk selamanya Ia hanya ingin tahu seberapa kuat keimanannya. Jika Ia lolos maka Ia lah pemenangnya. Manusia sejatinya suci maka harus kembali lagi suci. Melepaskan diri daro belenggu kenikmatan sesaat menuju kenikmatan abadi yakni akhirat.
Komentar
Posting Komentar