Langsung ke konten utama

5 Anggapan Salah Anak Sekolah Terhadap Dunia Perkuliahan

Pikiran ini sebetulnya muncul ketika banyak anak-anak sekolah ketika sosialisasi ke kampus. Biasanya anak sekolah itu suka pertanyaan seperti kuliah buat apa, prospek kerjanya gimana, biaya hidup gimana dan pertanyaan yang lainnya. Sekarang saya mungkin mau jawab mengenai realita dunia perkuliahan yang sudah saya alami. Yang saya jawab mungkin tidak banyak hanya 5 saja. Ini mungkin jadi pertimbangan bagi anak sekolah yang mau lanjut kuliah. Berikut ini lima anggapan salah anak sekolah mengenai dunia perkuliahan, yaitu:

1. Jurusan menentukan prospek kerja

Saat ini memang banyak perkuliahan yang membuka jurusan baru, dimana katanya bisa menunjang masa depan kamu. Sebetulnya ini bisa benar bisa tidak sih, karena pada kenyataanya banyak yang jurusannya A pekerjaannya malah B pokonya berbeda dengan jurusan yang kamu ambil. Sekeren apapun jurusan yang kamu ambil, itu belum tentu sesuai jurusan yang kamu ambil. 

Banyak faktor tentunya yang menentukan masa depan kamu. Kalau jurusan mungkin hanya sekian persen kali yah. Yang menentukan masa depan kamu sebetulnya banyak, seperti tekad belajar, ikut pelatihan, dan punya banyak relasi. Ingat yah ketika kamu lulus, bukan berati kamu langsung dapat kerja, kamu harus mulai belajar dari nol lagi. Lalu, apakah kuliah itu sia-sia? tentunya itu balik lagi ke niat kamu dan cara belajar kamu.

kuliah itu bukan sebagai tempat untuk mendapatkan pekerjaan baik, tetapi sebagai wadah untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kalau misalnya mau cepat kerja, ngelamar saja di pabrik gak harus cape-cape kuliah.

2. Kuliah itu sulit

Sulit atau tidaknya kuliah itu bisa dilihat juga dari jurusannya. Makanya dalam memilih jurusan, kamu harus lihat lagi minat kamu kemana dan kapasitas otak kamu. Jangan kamu misalnya milih jurusan matematika tetapi kamu tidak suka dengan matematika, pilih jurusan yang kamu sukai. Lebih baik kamu konsultasikan dulu baik ke guru, kakak kelas atau searching di website untuk menjadi pertimbangan.

Selain jurusan, niat kamu belajar dan cara kamu memanajemen kegiatan juga menentukan. Sesulit apapun jurusan yang kamu pilih akan mudah jika kamu menghadapinya dengan tekun belajar dan bisa mengatur aktifitas maka akan mudah untuk dilewatinya, begitu juga sebaliknya. Banyak kakak-kakak kelas tidak lulus-lulus, bukan karena sulit tetapi malas.

3. Biaya hidup mahal

Biaya hidup mahal itu tergantung tempat dan gaya hidup. Misalnya untuk tempat, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya dan kota-kota besar lainnya itu satu juta saja belum cukup menurut saya apa lagi ditambah dengan makan, kosan, ongkos, dan kegiatan kuliah. Tetapi gak semua kota besar mahal kok, kota-kota seperti Yogya, Solo, dan Cirebon adalah kota yang biaya hidupnya cukup murah. Jadi, kalau kamu adalah orang yang hidupnya pas-pasan, sebisa mungkin cari tempat kuliah yang ramah dikantong.

Selain tempat, gaya hidup juga menetukan. Kamu misalnya kuliah ditempat semurah apapun kalau kamu boros ya percuma. Jadi ketika kamu kuliah apa lagu merantau jauh usahakan bisa mengatur uang, kurangin gaya hidup yang hedonis, cari beasiswa, dan kalau bisa sambil kerja. Kalau misalnya gak bisa, cari tempat kuliah yang tidak jauh dari rumah, supaya mengurangi biaya kos.

4. Kampus ternama menjamin masa depan

Mungkin kampus yang ternama itu seperti UI, UGM, UNPAD, ITB dan kampus lainnya, tentunya ini merupakan impian bagi anak-anak pintar. Namanya anak sekolah pasti milih-milih tempat kuliah, apalagi mereka yang sering rangking. Tentunya mereka akan lebih memilih tempat kuliah yang ternama, merasa dirinya tidak level kuliah ditempat biasa seperti swasta misalnya.

Padahal kamu mau kuliah di negeri ataupun di swasta sama saja. Yang membuat kamu hebat sebetulnya bukan kampus kamu, tetapi kembali lagi ke diri kamu. Banyak kok orang hebat, tetapi mereka kuliah ditempat biasa-biasa saja dan banyak juga yang kuliah di tempat hebat tetapi tetap saja biasa-biasa saja.

Diterima di kampus ternama sebetulnya bukanlah orang hebat karena di sana ada ribuan orang yang lebih dari kamu. Kalau kamu mau jadi hebat dan jadi kebanggaan, angkat nama universitas kamu. Buat mereka bangga seperti menang lomba, ikut kegiatan nasional, atau setelah lulus kamu jadi orang hebat. Jadi, kalau kamu nanti diterima ditempat kuliah biasa saja, jangan berkecil hati ambil saja dulu, bisa jadi ini jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan.

5. Anak kuliah itu pintar

Berbicara kepintaran anak kuliah, sebetulnya juga perlu dipertanyakan. Mungkin kamu terkesima dengan kakak-kakak kelas kamu yang kuliah dan menjadi orang-orang yang pintar dan hebat. Padahal sebetulnya mereka biasa saja, mau dia kuliah ditempat ternama pun sama saja. Bisa jadi mereka hanya beruntung saja bukan karena kapasitas otaknya. Jadi kamu jangan berkecil hati ketika otak kamu pas-pasan. Anak kuliah juga akan belajar dari dasar lagi. Gak langsung dikasih materi yang sulit-sulit, semuanya pasti ada prosesnya.

Ok mungkin cukup segitu saja. Semoga yang baca artikel ini bisa kuliah ditempat yang diimpikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...