Langsung ke konten utama

Mencari Peluang di Tengah Kekacauan

Jika bicara soal bisnis atau keuntungan sebenarnya bukan usaha apa yang dilakukan jika bicara bisnis namun peluang apa yang dapat menghasilkan keuntungan. Bisnis bukan bicara usaha karena yang berusaha adalah orang lain, yang dipikirkan oleh para pebisnis hanyalah bagaimana barangnya bisa laku. 

Mengenai sebuah bisnis bahkan para pebisnis bisa menghasilkan sebuah keuntungan ditengah kerugian. Kerugian disini tentunya kerugian yang dialami oleh masyarakat. Kacaunya dunia memang selalu ada saja yang memperumit suatu keadaan. 

Para pebisnis yang seakan-akan mencari sebuah solusi namun di balik itu semua ia merencanakan niat sesuatu. Ia bukan mencari sebuah solusi namun mencari keuntungan di dalam kekacauan. Sungguh sebenarnya mereka itu cerdas atau biadab mungkin bisa keduanya. 

Dalam sebuah kekacauan mereka memberikan sebuah solusi ia membuat sebuah produk yang mana produk itu bisa membatu ditengah kekacauan yang sedang terjadi. Semisal menciptakan alat pendingin ruangan disaat suhu udara yang semakin meningkat. Memang ini terlihat memberikan sebuah solusi dalam kekacauan, namun jika kita memahami hal tersebut lebih tajam dan luas, sebenarnya apakah kita benar-benar membutuhkan AC atau tidak. Bukankah dulu manusia tidak ada yang menggunakan AC, karena memang pada masa lalu suhu udara masih sejuk. Jika kita lihat sekarang apakah kita bisa hidup tanpa AC apalagi di wilayah yang begitu panas. 

Padahal yang mestinya dicari solusi bukan menciptakan AC ruangan akan tetapi bagaimana caranya untuk merendahkan suhu bumi. Jadi kita memang harus cerdas dalam menganalisa dimana sekiranya mana yang namanya solusi dan mana yang mencari keuntungan di dalam kekacauan. 

Bahkan untuk saat ini kekacauan-kekacauan yang sedang terjadi saat ini itu justru diciptakan atau bahkan kita sadar bahwa kekacauan itu sudah terjadi namun kita dibiaskan oleh sebuah fakta.

Kekacauan yang diciptakan semisal menimbun sebuah barang yang mana barang itu merupakan barang pokok dan semua orang membutuhkannya. Tentu ini adalah sebuah kekacauan yang direncanakan yang mana ketika kekacauan terjadi maka di balik itu seakan-akan ia menjadi seorang pahlawan kesiangan padahal ia hanya mencari keuntungan di balik itu semua. 

Ada juga sebuah kekacauan yang tidak terjadi namun itu sebetulnya dibuat-buat. Seperti misalnya kebutuhan palsu yang mana kebutuhan palsu ini bahkan melebihi kebutuhan pokok atau kebutuhan pokok yang berlebihan. Seperti konsumsi akan rokok atau alkohol misalnya, sebenarnya itu bukanlah kebutuhan yang penting bahkan jika ditinggalkan pun tidak berdampak apa-apa. Namun bagi yang sudah kecanduan hal tersebut tentu menciptakan sebuah kekacauan yang mana kekacauan diciptakan karena efek ketergantungan kepada suatu barang. Padahal sebenarnya, ketika barang itu hilang sebenarnya tidak berdampak apa-apa. 

Di tengah kekacauan saat ini terutama, ita tidak tahu apakah yang hadir untuk membantu kita adalah orang yang tulus atau modus. Namun sebenarnya hal tersebut bisa dibedakan yang mana modus itu pasti akan menciptakan ketidakmandirian atau melemahkan kekuatan masyarakat dengan cara menyuplaian barang sehingga membuat manusia semakin konsumtif. Namun jika memang tulus maka yang dibangun adalah sebuah kemandirian dimana bagaimana menciptakan sebuah kedaulatan bagi masyarakat. 

Kuncinya dalam menyelesaikan sebuah kekacauan yang sedang terjadi itu haruslah dengan cara kemandirian individu atau setidaknya tidak ketergantungan secara berlebih pada suatu barang produk. Permasalahan tidak akan pernah selesai jika manusia itu tidak mandiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...