Langsung ke konten utama

Hasrat Pemicu Kemajuan

Perkembangan zaman, kemajuan zaman segala peradaban-peradaban yang ada, dari zaman berkuda sampai menggunakan motor itu semua mengapa bisa muncul. Apa yang disediakan Tuhan, apa yang ada di dunia ini semuanya mungkin menjadi sebuah misteri, apakah tuhan sudah tahu manusia akan menciptakan ini dan itu sehingga tuhan sedari dulu sudah menciptakan itu semua. 

Dari awalnya manusia berpindah-pindah untuk mencari makanan, kemudian ia belajar lalu mereproduksi makanan, sampai menciptakan alat-alat untuk penunjang pekerjaan lainnya untuk memudahkan segala pekerjaan. Jika manusia menciptakan sesuatu apakah itu karena butuh atau untuk menyelesaikan persoalan atau itu hanyalah sekedar hasrat keinginan yang tanpa alasan. 

Pertama mungkin manusia menciptakan teknologi itu karena adanya sebuah permasalahan. Seperti munculnya penyakit yang entah datang dari mana yang tentunya jika tak diselesaikan maka penyakit itu akan menyebar kemana-mana hingga akhirnya manusia punah. Hal ini tentunya teknologi sangatlah dibutuhkan sebagai moda bertahan hidup. 

Ketika permasalahan itu sudah terselesaikan apakah manusia berhenti di situ saja? Tentu saja tidak. Terkadang masalah yang tak muncul maka manusia menciptakan masalahnya sendiri. Semisal manusia berjalan kemudian karena lelah kemudian ia mulai mengendarai kuda sampai akhirnya mengenakan kendaraan bermotor. Sebenarnya baik perubahan dari awal sampai saat ini sebetulnya tidak ada masalah. Hanya saja manusia menganggap bahwa itu adalah masalah. Masalah ini bukan tiba-tiba ada akan tetapi diadakan. 

Munculnya berbagai kendaraan cepat tentu digunakan untuk percepatan dalam mobilisasi pekerjaan. Seandainya semua sepakat bahwa cukup saja hanya dengan berkuda maka itu tidak jadi masalah. Namun ketika ada sebagian yang menggunakan teknologi yang lebih canggih dan efisien tentunya ini menciptakan sebuah masalah baru.

Dimana manusia mulai bersaing satu sama lain agar lebih maju lagi. Bahkan yang tidak ingin maju dalam artian mereka sudah merasa cukup dengan apa yang ada, mereka pun pada akhirnya juga terseret entah karena budaya yang mendominasi ataupun karena kebijakan yang memaksa.

Mengenai penggunaan teknologi masa kini apakah itu adalah sebuah kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan atau itu adalah sebuah penunjang hidup kita. Memang banyak yang sulit membedakan mana kebutuhan dan mana penunjang dan bahkan mana yang namanya adalah hasrat. Sebenarnya koridor ekonomi ada yang namanya kebutuhan primer, skunder maupun tersier. 

Entah mengapa logika kebutuhan saat justru terbolak-balik dimana kita berada pada kondisi hidup masyarakat yang lebih mementingkan kebutuhan tersiernya ketimbang kebutuhan skunder maupun primer. Saat ini kebutuhan skunder justru terabaikan dimana jika kita melihat makanan saat ini tentu orientasinya adalah apa yang enak dan apa yang populer, bukan dilihat dari sisi gizinya dan harganya. Ini juga memang para produsen menekan produksi bagaimana prodaknya itu murah dan laku. 

Logika-logika masyarakat yang seperti ini tentunya tidak muncul secara tiba-tiba. Dimulai dari pada kaum akademisi yang memutar balikan fakta serta banyak diajaknya public figure untuk menarik perhatian masyarakat. 

Pola pikir masyarakat pun kemudian semakin hari semakin diacak-acak. Terutama dalam hal hasrat mereka yang semakin lama dijejali teru-terusan oleh hal-hal yang sebetulnya tidak dibutuhkan namun dengan narasi yang menghipnotis sehingga banyak yang tergiur. 

Modernitas memang maju karena adanya hasrat ingin lebih maju dan berkembang lagi, namun pada akhirnya hasratlah yang akan menghancurkan modernitas tersebut. Tanpa adanya kontrol atau aturan yang mengatur hasrat itu sendiri maka yang terjadi hanyalah percepatan yang berakhir pada kehancuran. Tentu kita harus kembali berpikir ulang tentang penciptaan teknologi bahwa teknologi pun harus dibarengi dengan naluri kemanusiaan. Yang mana manusia bukan untuk teknologi akan tetapi teknologi untuk manusia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...