Langsung ke konten utama

Hiperealitas Dikalangan Anak Muda

Hiperealitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan seseorang untuk lebih mempercayai apa yang terlihat di media sosial atau internet daripada apa yang terjadi di dunia nyata. Ini dapat menyebabkan orang terpapar terlalu banyak informasi yang tidak selalu akurat atau tidak lengkap, dan menimbulkan kesulitan untuk membedakan antara realitas dan fantasi. Fenomena hiperrealitas dapat terjadi pada anak muda yang terpapar terlalu banyak media dan teknologi, sehingga ia kehilangan kesadaran akan batas antara yang nyata dan tidak nyata.

Fenomena hiperrealitas juga dapat mempengaruhi bagaimana anak muda mengekspresikan diri. Mereka mungkin lebih suka mengekspresikan diri melalui media sosial daripada melalui interaksi sosial nyata, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun dan menjaga hubungan sosial yang sehat.

Anak muda sering terpapar hiperealitas karena mereka cenderung menggunakan media sosial dan internet dengan intensif. Mereka mungkin merasa terintimidasi oleh tekanan untuk terlihat sempurna di media sosial atau terpapar terlalu banyak informasi yang tidak selalu akurat atau tidak lengkap. Ini dapat menyebabkan anak muda merasa tidak nyaman dengan kehidupan nyata mereka atau merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki.

Anak muda yang terpapar terlalu banyak media, terutama melalui platform media sosial, sering mengalami gangguan persepsi tentang dunia nyata. Mereka mungkin merasa terasing dari kehidupan sosial nyata karena terlalu sering bergantung pada dunia virtual. Ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membaca emosi orang lain dan memahami konteks sosial yang kompleks.

Selain itu, anak muda yang terpapar terlalu banyak media mungkin mengalami masalah dengan konsentrasi dan memori jangka pendek. Mereka mungkin kesulitan memfokuskan perhatian pada satu hal selama waktu yang lama, karena terlalu banyak informasi yang masuk ke dalam otak mereka secara bersamaan. Ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan mengejar prestasi akademik.

Untuk menghindari fenomena hiperrealitas, penting bagi anak muda untuk menemukan keseimbangan dalam penggunaan media dan teknologi. Mereka perlu belajar untuk mengontrol waktu penggunaan media dan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Orang tua dan guru juga dapat membantu dengan memberikan batasan yang tepat dan mengajarkan kepada anak muda tentang pentingnya memahami batas antara yang nyata dan tidak nyata.

Sedangkan ntuk mengatasi hiperealitas di kalangan anak muda, orang tua dan pendidik dapat membantu mereka memahami bahwa media sosial dan internet sering tidak menyajikan gambaran yang akurat tentang kehidupan orang lain. Mereka juga dapat memberi anak muda keterampilan untuk mengkritik dan memverifikasi informasi yang mereka terima dari media sosial dan internet. Selain itu, orang tua dan pendidik juga dapat memberikan anak muda waktu untuk bermain di luar dan melakukan kegiatan nyata yang membantu mereka memahami dunia di sekitarnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...