sebuah pikiran sebenarnya dari manakah ia berasal. Apakah ia adalah sesuatu hal yng muncul tiba-tiba atau itu adalah sesuatu hal yang memang sudah diatur atau dikontrol sedemikian rupa. Memang sulit jika manusia berpikir secara mandiri tanpa pijakan. Coba saja jika manusia berpikir tanpa pijakan, hal tersebut tentu akan berproses begitu lama jika berjalan tanpa pijakan. Jika ia tak memiliki pijakan, maka ia harus menciptakan pijakan tersebut untuk melangkah lebih maju.
Manusia saat ini tentu sudah banyak menikmati hasil dari penemuan
sebelumnya, yang mana manusia bisa begitu mudahnya untuk berpijak tanpa adanya
hambatan. Hal ini tentu berbanding lurus dengan lambatnya berpikir manusia
secara umum. yang mana semakin banyaknya pijakan maka semakin mudahnya hidup
manusia dan semakin mudah hidup manusia maka disini manusia akan akan semakin
melambat perkembangannya, terutama dalam hal sensitivitas, berpikir dan
kemampuan fisik yang mana itu semakin lama kemampuan manusia digeser oleh
teknologi.
Sebuah kemudahhan tentu memiliki dua sisi baik maupun buruk tidak hanya
itu semuanya pasti akan seperti demikian dimana memiliki dua sisi yang
berlawanan. Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, apakah kita merasa puas
dengan berdiri di atas puncak dan hanya menunggu sebuah tangga diciptakan
lalajju beralih atau kita pun berkontripusi dalam sebuah pijakan tersebut. Pijakan
ini tentunya adalah sebuah temuan baru yang mana itu berguna dan digunakan oleh
banyak orang.
Memang sayang saat ini sebuah pijakan yang dibangun itu ada campur
tangan para pembisnis yang mana ia tentu akan memilah yang mana pijakan itu
diciptakan. Tentunya mreka akan mengarahkan kepada pijakan yang menguntungkan
mereka serta membuat para konsumen selalu tergantung dengan mereka. Hingga pada
akhirnya manusia terutama saat ini mengalami stagnansi dalam berpikir ia hanya
bisa berpijak pada satu pijakan saja yang mana pijakan itu dimiliki dan
dikontrol oleh para pebisnis.
Menjadi sebuah pertanyaan saat ini yakni apa artinya sebuah modernisasi
jika pada akhirnya manusia hanya berpijak pada satu pijakan dan tidak mau
beranjak ada pijakan tersebut. Padahal bisa saja pijakan tersebut akan runtuh
dan ia jatuh tanpa ada yang menolongnya.
Apa yang kita pelajari disekolah apa yang diketahui di media sosial itu
semua hanyalah untuk melanggengkan sebuah tradisi lama, yakni kepentingan
segelintir orang. Jika bicara pijakan ide gagasan pikiran apapun itu semuanya
tentu harus dilihat dari apa kepentingan dibalik itu semua. Bagi masyarakat
umum hal tersebut mungkin terlihat biasa-biasa saja. Kita hidup sekolah,
bekerja menikah lalu menimati hari tua lantas apa yang salah. Yang salah
tentunya apakah hidup itu hanya begitu-begitu saja tidak mencari tahu
sebenarnya apa yang saah dari itu semua. Bukan mencari kesalahan akan tetapi
apa yang sekiranya tidak pas. Tidak semua narasi saat ini adalah baik namun
meskipun sudah ada yang menyadari itu tentu akan sulit untuk keluar.
Saat ini kita hidup di dunia yang serba ilusi yang seakan nyata justru
itu taknyata namun yang nyata justru dikaburkan. Manusia saat ini berpandangan
seperti pandangan kuda yang di tutup dibagian kiri dan kanannya lalu ia dipaksa
untuk melihat kedepan terus seakan-akan itu adalah tujuan hidupnya padahal
dibelakan atau dibalik itu semua ada yang mengendalikannya. Memang seperti
itulah pemikiran dan kehidupan saat ini, tentang apa yang saat ini dipijak
adalah sebuah kendali dari relasi kuasa. Tidak hanya pada masa ini saja, akan
tetapi dari s=zaman dulupun juga demikian hanya saja ruapanya saja yang beda
namun isisnya tetaplah sama.
Tentu kita harus menciptakan sebuah pijakan baru dan sebearnya tidak
mesti menciptakan pijakan yang
benar-benar baru. sebenarnya ada banyak jalan alternatif dalam menjalani hidup.
Saat ini manusia sudah sadar dan mulai beranjak pada jalan hidup alternatif
yang mana hidup itu tentunya tidak hanya bercerita tentang uang akan tetapi
tentang keluarga, dan apapun yang disuka. Namun manusia tetap saja harus berhati-hati,
karena para penguasa hasrat akan selalu tahu apa keinginan kita dan bisa saja
ia akan menggiring keinginan kita sesuai apa yang mereka tuju. Hidup memang
seperti itu kita tidak menuju kepada sebuah kebabassan akan tetapi hanya
beralih pada relasi kekuasaan yang lainnya. Sulit memang menjadi manusia yang
bisa menciptakan pijakan dan berjalan untuk diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar