Langsung ke konten utama

Bisakah Kita Berpijak pada Kaki Sendiri

 

sebuah pikiran sebenarnya dari manakah ia berasal. Apakah ia adalah sesuatu hal yng muncul tiba-tiba atau itu adalah sesuatu hal yang memang sudah diatur atau dikontrol sedemikian rupa. Memang sulit jika manusia berpikir secara mandiri tanpa pijakan. Coba saja jika manusia berpikir tanpa pijakan, hal tersebut tentu akan berproses begitu lama jika berjalan tanpa pijakan. Jika ia tak memiliki pijakan, maka ia harus menciptakan pijakan tersebut untuk melangkah lebih maju.

Manusia saat ini tentu sudah banyak menikmati hasil dari penemuan sebelumnya, yang mana manusia bisa begitu mudahnya untuk berpijak tanpa adanya hambatan. Hal ini tentu berbanding lurus dengan lambatnya berpikir manusia secara umum. yang mana semakin banyaknya pijakan maka semakin mudahnya hidup manusia dan semakin mudah hidup manusia maka disini manusia akan akan semakin melambat perkembangannya, terutama dalam hal sensitivitas, berpikir dan kemampuan fisik yang mana itu semakin lama kemampuan manusia digeser oleh teknologi.

Sebuah kemudahhan tentu memiliki dua sisi baik maupun buruk tidak hanya itu semuanya pasti akan seperti demikian dimana memiliki dua sisi yang berlawanan. Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, apakah kita merasa puas dengan berdiri di atas puncak dan hanya menunggu sebuah tangga diciptakan lalajju beralih atau kita pun berkontripusi dalam sebuah pijakan tersebut. Pijakan ini tentunya adalah sebuah temuan baru yang mana itu berguna dan digunakan oleh banyak orang.

Memang sayang saat ini sebuah pijakan yang dibangun itu ada campur tangan para pembisnis yang mana ia tentu akan memilah yang mana pijakan itu diciptakan. Tentunya mreka akan mengarahkan kepada pijakan yang menguntungkan mereka serta membuat para konsumen selalu tergantung dengan mereka. Hingga pada akhirnya manusia terutama saat ini mengalami stagnansi dalam berpikir ia hanya bisa berpijak pada satu pijakan saja yang mana pijakan itu dimiliki dan dikontrol oleh para pebisnis.

Menjadi sebuah pertanyaan saat ini yakni apa artinya sebuah modernisasi jika pada akhirnya manusia hanya berpijak pada satu pijakan dan tidak mau beranjak ada pijakan tersebut. Padahal bisa saja pijakan tersebut akan runtuh dan ia jatuh tanpa ada yang menolongnya.

Apa yang kita pelajari disekolah apa yang diketahui di media sosial itu semua hanyalah untuk melanggengkan sebuah tradisi lama, yakni kepentingan segelintir orang. Jika bicara pijakan ide gagasan pikiran apapun itu semuanya tentu harus dilihat dari apa kepentingan dibalik itu semua. Bagi masyarakat umum hal tersebut mungkin terlihat biasa-biasa saja. Kita hidup sekolah, bekerja menikah lalu menimati hari tua lantas apa yang salah. Yang salah tentunya apakah hidup itu hanya begitu-begitu saja tidak mencari tahu sebenarnya apa yang saah dari itu semua. Bukan mencari kesalahan akan tetapi apa yang sekiranya tidak pas. Tidak semua narasi saat ini adalah baik namun meskipun sudah ada yang menyadari itu tentu akan sulit untuk keluar.

Saat ini kita hidup di dunia yang serba ilusi yang seakan nyata justru itu taknyata namun yang nyata justru dikaburkan. Manusia saat ini berpandangan seperti pandangan kuda yang di tutup dibagian kiri dan kanannya lalu ia dipaksa untuk melihat kedepan terus seakan-akan itu adalah tujuan hidupnya padahal dibelakan atau dibalik itu semua ada yang mengendalikannya. Memang seperti itulah pemikiran dan kehidupan saat ini, tentang apa yang saat ini dipijak adalah sebuah kendali dari relasi kuasa. Tidak hanya pada masa ini saja, akan tetapi dari s=zaman dulupun juga demikian hanya saja ruapanya saja yang beda namun isisnya tetaplah sama.

Tentu kita harus menciptakan sebuah pijakan baru dan sebearnya tidak mesti menciptakan pijakan  yang benar-benar baru. sebenarnya ada banyak jalan alternatif dalam menjalani hidup. Saat ini manusia sudah sadar dan mulai beranjak pada jalan hidup alternatif yang mana hidup itu tentunya tidak hanya bercerita tentang uang akan tetapi tentang keluarga, dan apapun yang disuka. Namun manusia tetap saja harus berhati-hati, karena para penguasa hasrat akan selalu tahu apa keinginan kita dan bisa saja ia akan menggiring keinginan kita sesuai apa yang mereka tuju. Hidup memang seperti itu kita tidak menuju kepada sebuah kebabassan akan tetapi hanya beralih pada relasi kekuasaan yang lainnya. Sulit memang menjadi manusia yang bisa menciptakan pijakan dan berjalan untuk diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...