Langsung ke konten utama

Bukan Apa Namun Mengapa dan Bagaimana

Kebanyakan orang mungkin dalam proses berpikirnya atau dalam memahami sesuatu pasti dalam pikirannya selalu mempertanyakan apa. Pertanyaan apa ini memang sebuah pertanyaan mendasar untuk memahami sesuatu. Namun jika kita berpikir pada level apa berarti kita belum berpikir dengan semestinya. 

Bicara apa itu adalah sebuah fakta dalam sebuah fenomena terjadi. Kadang sebuah fakta yang sering berulang hanya dianggap sesuatu yang normal. Jika di suatu daerah banyak manusia kebiasaannya  telanjang bulat maka itu dianggap normal. Karena itu dianggap kebenaran umum, namun jika bertanya-tanya mengenai mengapa mereka harus bertelanjang bulat maka di sini kita mulai berpikir mengenai mengapa hal tersebut bisa terjadi dan prosesnya bagaimana. 

Sesuatu yang sifatnya apa hanya sebuah pemahaman yang tidak mendalam. Tanpa di telusuri lebih jauh dan mendalam hal biasa mungkin bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika dipahami secara mendalam. Atau ada hal baru yang aneh dalam pikiran, sesuatu yang "apa" jika itu adalah baru mungkin hal tersebut dianggap biasa. 

Bicara mengapa itu mengulas secara mendalam tentang apa. Bagi penalarannya tentang apa misalnya fenomena sakit perut mungkin itu adalah hal yang biasa. Namun jika kita tahu prosesnya baik penyebabnya maupun proses kejadian tersebut. Jika kita melihat peristiwa pembunuhan pun tentu bukan tentang pembunuhannya namun bagaimana pembunuhan itu terjadi dan mengapa bisa terjadi. 

Ketika kita berbeda pendapat pasti yang dipikirkan adalah dia berbeda dengan saya dan kita tidak satu pemahaman. Namun sebenarnya sebuah pendapat yang berbeda itu karena proses berpikir yang berbeda dan faktor yang mempengaruhi pun juga bisa berbeda. Akan tetapi yang lebih mendalam lagi tentunya adalah tujuannya itu sendiri. Jika apa mengapa dan bagaimananya itu berbeda akan tetapi tentu apa tujuannya. 

Tujuan adalah sesuatu yang terselubung ia memang sulit diprediksi jika hanya dipahami dengan ciri-ciri secara umum. Manusia itu pikirannya abstrak sehingga memang tidak ada rumus baku dalam memahami setiap pikiran manusia. Kita bisa memahami pikiran kita sendiri namun kita belum tentu memahami pikiran orang lain. 

Mungkin kita tahu bahwa dia adalah orang baik dan mungkin kita juga tahu bahwa alasan ia menjadi baik, faktor apa yang mempengaruhi serta bagaimana prosesnya. Bicara alasan mungkin ada manusia yang berlatar belakang sama, namun entah mengapa jika bicara apa, mengapa apa-nya itu berbeda. Secara sederhana sesuatu yang berawalan yang sama belum tentu berakhiran sama. Jika ada dua orang miskin maka bisa saja yang satu tetap miskin dan yang satu menjadi kaya. 

Sebuah perbedaan ini bisa jadi karena perbedaan bagaimana ia dalam menjalani hidupnya. Jika kita berada pada titik awal lalu mulai berjalan, maka niscaya setiap orang memiliki garis alurnya yang berbeda-beda.

Jika ada sebuah perbedaan itu adalah hal yang wajar. Hanya orang-orang yang tak tahu tentang kehidupan lah yang tidak mengerti apa itu perbedaan. Seseorang yang memaksa sebuah persamaan adalah orang konyol ia menyamakan manusia dengan kambing. Manusia itu adalah makhluk yang memiliki kebebasan berpikir sehingga sangat sulit jika manusia dijadikan satu pemikiran. 

Bicara tentang mengapa dan bagaimana tentu kita tidak mudah tertelan oleh narasi-narasi bodong. Bagi manusia yang berpikir langsung menuju mengapa dan bagaimana tentu bisa memilah mana yang baik dan mana yang tidak. Bahkan bisa mengetahui niat terselubung dibalik narasi yang terlihat baik-baik saja. 

Pentingnya mempertanyakan sebuah fenomena tidak hanya bicara tentang apa namun mengapa dan bagaimana. Ketika sudah mengulas dua pertanyaan itu maka pertanyaan selanjutnya adalah apa tujuan terselubung. Dunia ini tentu bergerak tidak secara alamiah tentu ada orang-orang yang mengatur di balik itu semua.

Apa itu ibarat mata, mengapa itu adalah mulut dan bagaimana itu adalah dari lambung sampai pencernaan serta tujuannya adalah manfaat yang didapat. Tentu manusia itu harus berpikir runut sepertu sebuah sistem pencernaan. Jangan hanya menelan sesuatu begitu saja. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...