Langsung ke konten utama

Mana yang Harus Dimasabodohi

Masa bodoh ini memang sering dianggap sesuatu negatif oleh banyak orang. Masa bodoh sering di definisikan manusia yang tidak memiliki kepedulian pada sesuatu, tidak berperasaan dan kepekaan. Namun, mungkin kita perlu memahami bahwa masa bodoh ini tidak selalu berujung pada sesuatu yang negatif. Sebetulnya sesuatu apapun itu tidak ada yang baik ataupun buruk, semuanya tergantung porsinya dan proporsinya. 

Antara peduli dengan masa bodoh ini memang seperti dua sisi koin yang berbeda namun saling melekat. Jika di satu sisi Ia masa bodoh maka di satu sisi Ia adalah orang yang peduli. Semisal ada orang yang perduli pada musik maka sebetulnya di sisi lain Ia tidak peduli pada sesuatu hal yang selain musik tersebut. Meski memang ada manusia yang memiliki kemampuan lebih dari satu akan tetapi rasanya mustahil ada manusia yang bisa melakukan segalanya. 

Kita mesti menarasikan ulang mengenai masa bodoh yang mana kita jangan definisikan masa bodoh itu adalah rasa ketidak pedulian. Namun sebetulnya masa bodoh itu bukan bicara manusia yang tak memiliki rasa akan tetapi masa bodoh itu membatasi diri pada sesuatu yang memang tidak perlu dilakukan, tidak penting dilakukan, dan melakukan sesuatu yang memang bisa dilakukan. 



Kita memang harus menempatkan masa bodoh pada sesuatu yang tepat. Sebetulnya yang salah bukan masa bodohnya akan tetapi kesalahan dalam menempatkan manakah yang harus dimasabodohi dan mana yang harus kita pedulikan. 

Mestinya dalam menempatkan apa yang mesti dilakukan dan tidak mesti dilakukan ini penting untuk dilakukan, karena banyak orang-orang yang mengulang-ngulang kesalahan yang sama. Hal ini karena Ia peduli pada sesuatu yang tidak penting, kemudian diulang-ulang sehingga dianggap penting dan inilah yang dianggap sebagai candu. Candu atau ketergantungan ni adalah sesuatu yang sebetulnya awalnya tidak diperlukan namun karena sering diulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan hinga akhirnya manjadi candu. 

Jika kita tahu mana saja yang harus kita pedulikan dan tidak maka itu sepertiga hidup kita sebetulnya sudah cerah. Kita tahu apa yang mesti dilakukan pada hidup kita. Lalu apa yang mesti kita masabodohi? Terkadang memang orang bingung apa yang mesti dipedulikan dan apa yang tidak mesti dipedulikan. 

Secara umum sesuatu yang kita masabodohi tentunya adalah sesuatu yang tidak meningkatkan kemampuan diri. Manusia itu memiliki 5 kecerdasan dasar pada diri, yakni IQ, EQ, SQ, FQ dan AQ. Dari kelima unsur ini tentu harus dilatih dan pad intinya jika sesuatu yang dilakukan tidak meningkatkan 5 kecerdasan tersebut, maka lebih baik hal tersebut tidak menjadi kebiasaan. 

Semisal kebiasaan makan gorengan, minuman, mie dan semacamnya yang mana kita sering melihat orang yang hanya menilai sesuatu dari sisi enaknya saja, tidak melihat dari sisi-sisi lainnya. Jika berpikir ulang maka, apakah ada perbedaan pengaruh antara makanan enak dengan yang tidak?. Jika tidak merubah atau pengaruhnya begitu teramat kecil maka lebih baik kita tidak terfokus pada nikmatnya makanan, yang terpenting adalah kandungan gizinya. Hal tersebut dirasa lebih penting daripada hanya sekedar merasakan kenikmatan makanan. Lebih baik makanan-makanan yang pahit namun menyembuhkan daripada makanan yang enak namun tetapi tidak sehat bagi tubuh. 

Jadi memang masa bodoh ini terdengar mudah namun sebetulnya sulit, terdengar simpel namun sebetulnya memang rumit sehingga butuh narasi yang konfrehensif serta mendalam. Pada intinya bersikap masa bodoh bukan berarti tidak peduli akan tetapi Ia meninggalkan atau membatasi sesuatu yang dianggap tidak penting. Dan apapun itu yang membuat kita memperburuk diri maka lebih baik tinggalkan. Memang bersikap masa bodoh ini tidak hanya memerlukan kecerdasan akan tetapi keteguhan dalam memegang prinsip serta kesiapan dalam mengambil resiko dan tentunya masa bodoh ini tujuannya juga untuk melepas diri pada candu yang tak penting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...