Apa yang mengenai modernisme pasti akan ada hubungannya dengan kecanggihan teknologi. Teknologi menjadi sebuah simbol modernisme dimana tidak hanya menciptakan sebuah alat atau benda namun juga menciptakan sebuah tatanan sosial yang baru.
Teknologi memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Pergeseran yang ditandai dengan perpindahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota. Entah apakah pergeseran ini memberikan dampak baik bagi masyarakat atau justru sebaliknya.
Pemaknaan dan simbol-simbol akan selalu hadir dalam kehidupan ruang dan waktu. Dimana akan ada sebuah simbol baru yang muncul atau perubahan makna simbol. Jika dulu orang memaknai bahwa musik barat adalah sesuatu yang dilarang, namun sekarang hal ini menjadi sesuatu yang dianggap biasa. Pergeseran makna secara tradisional kini sudah bercampur dengan budaya lain.
![]() |
(Pixabay.com) |
Konsumsi makanan yang mana hanya untuk memenuhi kebutuhan perut saja, kini sudah berubah pemaknaannya menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Pemaknaan suatu benda yang dulu hanya dimaknai oleh para bangsawan kini bergeser menuju masyarakat kalangan menengah bahkan bawah.
Tidak hanya berhenti di dalam penyimbolan material, namun juga kini sudah bergeser menuju simbol digital. Dimana media sosial tidak hanya dianggap sebagai media untuk berkomunikasi, namun juga sebagai media curhat, hiburan, dan kebutuhan psikologis lainnya.
Mudahnya segala akses memang dapat memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Selain itu masyarakat juga menjadi manusia yang kreatif dalam menciptakan suatu hal. Namun efeknya ternyata membuat manusia semakin lama semakin manja dan bermental lemah. Selain itu dorongan untuk selalu berpikir kreatif membuat masyarakat menjadi cepat bosan dan mudah menyerah.
Saat ini pemaknaan sesuatu kini serasa tidak jelas dan tidak karuan. Semisal melakukan kreativitas agar viral dan dikenal oleh banyak orang. Dengan banyaknya like yang di beri menjadi sebuah apresiasi bagi dirinya yang kreatif. Namun, pada titik tertentu ketika jumlah like masyarakat menurun, akhirnya mentalnya pun mudah turun juga.
Sebegitu mudahnya memang mental manusia dibuat jatuh hanya karena hal-hal sepele. Manusia menciptakan ekspetasi, harapan dan imajinasinya sendiri namun Ia juga sekaligus menghancurkan dirinya sendiri. Pada dasarnya memang faktor internal lah yang berpengaruh pada diri. Ketika bagian dalamnya sudah rapuh maka ketika dihantam oleh cobaan semudah apapun pasti dirinya akan runtuh.
Terlalu membaca tulisan atau video-video yang begitu menyedihkan sampai akhirnya membuat perasaan sedih hingga pada akhirnya sebenarnya itu menjadi sebuah faktor yang membuat mental manusia menjadi lemah. Sulitnya memfilter mana yang baik dan mana yang buruk sehingga pikiran semakin lama akal sehatnya semakin berkurang.
Banyak dikalangan kita yang menciptakan sebuah ketergantungan-ketergantungan yang padahal itu tidak diperlukan. Namun, karena kebiasaan itu sering dilakukan karena dianggap baik di mata masyarakat sosial sehingga hal itu dilakukan. Semisal ketika ada orang yang senang menonton drama. Ia merasa bahwa ketika Ia tidak menonton drama maka Ia akan merasa stress. Ia menganggap bahwa menonton drama itu adalah hal yang wajib untuk dilakukan bahkan menjadi suatu kebutuhan. Padahal sebenarnya hal itu tidaklah benar, namun karena pikirannya sudah tersugestikan bahwa itu adalah hal yang membuat dirinya lebih baik, maka bagaimana pun Ia harus menontonnya.
Jika simbolisme itu harus dimaknai secar sosial serta disepakati secara sosial, maka pada masa kini sebuah simbol tentunya dapat diciptakan oleh setiap Individu meski pada awalnya memang Ia dipengaruhi oleh sebuah kelompok. Namun biasanya sebuah kesenangan itu muncul meski tidak ada orang yang mempengaruhinya.
Jika kita katakan, hal apa yang hebat saat ini, maka setiap individu akan menjawab secara variatif. Ada yang mengatakan bahwa korea itu hebat, amerika itu hebat, atau jepang itu hebat. Entah apa yang dimaksud dengan hebat ini, yang pasti kehebatan yang dipikirkan pasti adalah sesuatu yang simbolis dan pemaknaan kehebatan yang fana. Kehebatan yang dianggap hebat bukan dilihat dari nilai fungsionalnya namun hanya sekedar perkiraan dan rasa-rasanya saja.
Tidak ada kejelasan memang mengenai penyimbolan di era modern ini semuanya memang berjalan tidak karuan.
Komentar
Posting Komentar