Langsung ke konten utama

Ego, Cinta dan Kepedulian

Cinta dan ego mungkin adalah sesuatu yang bertolak belakang, dimana ego adalah ketidakpedulian sementara cinta adalah kepedulian. Namun, cinta bisa memunculkan ego dan ego akan memunculkan cinta. Bagaimana bisa dua hal yang saling bertolak belakang bisa saling menciptakan sebab akibat. Seperti cahaya dan kegelapan dimana kegelapan akan muncul dari sebuh cahaya. Ego adalah kegelapan dan cahaya adalah cinta, diman ada cinta disitulah ego akan muncul. 

Jika cinta itu sebuah kepedulian namun dari sisi kepedulian itu akan tumbuh juga ego. Karena Ia hanya peduli pada orang yang dicintainya, sementara sekitarnya Ia tidak pedulikan bahkan dirinya sendiripun diabaikan. Semakin tinggi cinta itu maka semakin tinggi pula ego itu. 

Cinta yang berupa kepedulian dapat menjadi sebuah ego, Ia berubah menjadi sebuah obsesi sehingga membutakan dirinya. Karena yang di lihat adalah orang yang dicintainya lalu Ia merasa bahwa inilah yang terbaik untuk pasangannya sehingga muncul sebuah benturan ego. Dimana mereka saling peduli namun dengan egonya masing-masing namun Ia tidak pernah mendengar apa yang diinginkan sebuah pasangan. 

Lalu sebenarnya apakah cinta itu adalah rasa kepedulian atau sebuah rasa ego. Dimana rasanya ini seperti hal yang sama namun dengan rasa yang berbeda rasa. Kepedulian adalah perhatian sementara ego adalah sebuah ketidakpedulian.

(pixabay.com)

Memang ini agak membingungkan membicarakan ego, cinta dan kepedulian. Ego adalah tidak memperhatikan yang lainnya, sementara kepeduliannya hanya memperhatikan yang satu sementara cinta adalah tujuan sekaligus rasa.  peduli pada yang dicinta sementara di sisi lain Ia tak peduli sisi lainnya secara sederhana Ia hanya memiliki satu arah saja. Satu arah adalah kepeduliannya sementara tiadanya sisi lain adalah egonya.

Tanpa sebuah logika, cinta menjadi sebuah ego. Cinta bukannya membangun mamun justru malah menghancurkan, apalah arti sebuah cinta jika berakhir tragis. Cinta yang diselubungi oleh nafsu, seperti obat yang candu. Memang menyembuhkan luka namun juga menimbulkan sebuah luka lain. 

Cinta tetap lah harus dengan akal sehat. Tanpa akal sehat, semuanya tidak akan baik-baik saja. Ego bukanlah hal yang buruk buka pula hal yang baik dan kepedulian buka hal baik juga bukan hal buruk. Semuanya tergantung dari caranya, orientasinya, dan kesesuaian, dan porsinya. 

Cinta itu perlu batas sebuah kewajaran, agar tidak menjadi sebuah kerusakan. Ego dalam cinta hanya membebani diri dan pasangan, ego hany melihat satu arah yang menurutnya adalah yang terbaik baginya diman ini dianggap sebuah kepedulian terhadap orang yang dicintainya. 

Ego adalah keberpihakan terhadap sesuatu, tidak hanya mementingkan diri sendiri namun mementingkan apa yang menurutnya penting. Memang peduli pada orang lain dan melebihi dirinya seperti seorang yang altruis. Namun, ini sebenarnya adalah ego karena Ia masih memikirkan sebuah keuntungan untuk dirinya yakni cinta. Mana mungkin seorang yang berjuang tak mendapat apa-apa, setidaknya Ia mendapat cintanya dan memilikinya. 

Ego adalah peduli dan peduli adalah ego, cinta menjadi sebuah ego dan peduli menjadi sebuah cinta. Manusia menjadi egois karena cinta dan menjadi orang yang peduli juga karena cinta. Sebenarnya antara ego dan peduli itu adalah sebuah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Ego dan peduli muncul dari sebuah cinta, demi tujuan cinta untuk meraih cinta itu sendiri. 

Jadi siapapun Ia, jika telah jatuh cinta Ia menjadi orang yang peduli sekaligus orang yang egois. Peduli karena perhatian akan yang dicintainya egois karena Ia tidak peduli selain memperdulikan apa yang dipedulikannya atau yang dicintainya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...