Langsung ke konten utama

Ketidakmurnian Sebab Akibat

Mungkin banyak yang menganggap bahwa jika sebab akibat itu terjadi karena satu sebab dan akan mengakibatkan akibat yang sama pula. Padahal seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu akibat itu terjadi karena sebuah keberagaman sebab dan suatu sebab akan mengakibatkan akibat yang beragam. 

Jadi, bisa dikatakan bahwa tidak ada di dunia ini yang sifatnya murni sebuah sebab akibat yang hanya satu dan menghasilkan sesuatu yang satu. Di dunia ini banyak hal-hal yang kita belum ketahui, sesuatu yang kita sangka-sangka itu adalah penyebabnya, bisa saja itu hanya salah satunya dan bahkan tidak keterkaitan. 

(Pixabay.com)

Manusia yang cerdas tidak mudah menyimpulkan sesuatu dengan mudah dan apa yang diyakini saat ini bisa saja akan diragukan dimasa depan. Sebuah kebenaran itu akan selalu berubah seiring melihat fakta-fakta baru yang bermunculan. Dunia ini memang penuh dengan misteri, sebuah fakta batu itu muncul karena adanya cara berpikir baru. 

Tidak ada yang namanya sebab yang mutlak, yang ada hanyalah sebab sementara. Dalam proses hukum pun pasti akan selalu muncul fakta-fakta baru, meski seorang hakim telah memutus siapa yang salah dan siapa yang benar. Mungkin Ia akan kembali untuk berpikir ulang apakah putusannya sudah benar. 

Memang sangat sulit sekali menemukan sebuah fakta yang benar-benat valid. Yang kit yakini tentang sebuah sebab yang mutlak pastinya hanyalah kebenaran tentang apa yang dilakukan oleh Tuhan. Namun sayangnya kita tidak mengetahui sedang melakukan apakah Tuhan dan apa rencananya ke depan. 

Manusia biasanya hanya memprediksi masa depan bukan menentukan seperti apakah ke depan. Prediksi masa depan itu berasal dari sebab akibat yang Ia pelajari sebelumnya yang dianggap valid karena sebuah sebab akibat yang terus berulang. Dari melihat sebuah fenomena menjadi hipotesa, dari hipotesa kemudian pembuktian, dari pembuktian kemudian mendapatkan sebuah kesimpulan lalu dibuatkannya sebuah aturan hukum. 

Memang sebenarnya memahami sebab akibat alam itu jauh lebih mudah ketimbang sebab akibat secara sosial. Sebab akibat sosial ini selalu menghasilkan aksi reaksi yang berbeda-beda tiap manusianya. Inilah yang sulit dalam memahami sebuah fenomena sosial dimana akan menghasilkan sebuah akibat yang bervatiatif. 

Seseorang yang berakal pendek tak mau belajar dari sebelumnya, Ia menganggap sebuah sebab akibat itu adalah sesuatu yang mutlak, jika Ia salah selalu beralasan. Manusia yang seperti ini banyak, sehingga sering terjadi kesalahpahaman dalam berpikir. Para penggosip juga sama, Ia hanya berbicara sesuatu yang samar-samar, tidak jelas, tidak sesuai fakta ini jangankan analisa sebab akibat ialah sejatinya orang bodoh senang mendengarkan perkataan bodoh dan mudah sekali mempercayainya. 

Sekali lagi, tidak ada di dunia ini yang memiliki kebenaran yang mutlak. Semua sebab harus dibaca secara konfrehensif dan analisis yang tajam. Semakin luas dan kritis, maka semakin mendekati kebenaran tersebut. Memang lebih baiknya terus melakukan sesuatu, tidak terlalu banyak memprediksi masa depan. 

Manusia memang perlu sadar akan sebab akibat yang terjadi, tetapi jika hanya berhenti disitu saja itu percuma saja. Lebih baik berjalan namun dengan penuh kehati-hatian, memang tidak ada cara lain selain menggantungkan hidup kepada tuhan. Apa yang kita prediksi hari ini bisa saja salah, manusia hanya mengetahui bukan berkehendak. Jika Tuhan berkehendak lain maka manusia tidak dapan melakukan apapun, manusia harus menyesuaikan diri ketika di masa depan itu terjadi sesuatu yang tak terduga. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...