Mengenai sebuah kebebasan, sebenarnya apakah kebebasan itu benar-benar ada. Namun sebelum membahas mengenai kebebasan itu sebenarnya apakah kebebasan itu. Bebas, apakah itu sebuah kebebasan, bebas berarti tidak terikat pada hal apapun. Namun apakah benar manusia tidak bisa terikat pada sesuatu hal, padahal kita masih menginjak tanah yang artinya kita tidak lah bisa menjadi manusia bebas seutuhnya.
Jika mengenai bebas itu hanyalah sebatas hak-hak yang dapat dicapai mungkin itu bisa saja. Atau mengenai kebebasan berpikir yang mana manusia senang berimajinasi tentang sesuatu yang berada di luar dunia. Namun sebuah imajinasi tetaplah mengadaptasi dari kehidupan nyata.
Sebenarnya kebebasan itu tidaklah ada dan merupakan sesuatu yang fana. Selama manusia hidup dengan manusia yang lainnya, artinya manusia tidak bisa bebas. Jika ada kebebasan pun pasti akan ada batasan-batasan yang melekat pada diri. Jika manusia merasa bebas pada sesuatu hal sebenarnya ia bukan menuju kebebasan namun menuju ketidakbebasan selanjutnya. Ibarat keluar dari satu kandang maka Ia sebenarnya telah masuk ke kandang selanjutnya.
![]() |
(Pixabay.com) |
Sebenarnya apakah dunia ini adalah sebuah ilusi atau benar-benar sesuatu yang nyata. Dunia ini hanyalah sebuah tempat singgah yang mana tidak kan kita miliki seutuhnya. Meski ada aturan hukum yang menciptakan itu semua namun itu tidak ada artinya. Karena aturan Jauh lebih kuat dan berlaku.
Sebenarnya dunia bukanlah ilusi namun yang ilusi adalah pikiran manusia tentang dunia itu sendiri. Emas adalah benda yang biasa-biasa saja Ia tidak memberikan kemanfaatan bagi diri kita. Dunia ini bukanlah menipu kita namun yang menipu adalah pikiran kita sendiri. Dunia adalah fasilitas untuk kita manfaatkan dan nikmati namun bukan untuk dimiliki apalagi dijadikan sebagai sumber kebahagiaan. Hanya saja sebuah aturan dan cara pandang sosial yang menganggap itu berharga sehingga barang tersebut menjadi berharga.
Ilusi pikiran manusia tentang dunia memang seakan-akan menjadi nyata dan memang bisa diwujudkan menjadi sesuatu yang nyata. Teknologi, fashion apapun itu yang baru dibentuk oleh manusia dari hasil alam merupakan rekayasa dari imajinasi manusia. Manusia menciptakan hal tersebut kemudian mereka sembah ciptaannya sendiri. Memang ini seperti sebuah cerita masa purba yang menciptakan sebuah patung untuk disembah dan ini terjadi pad mas kini, hanya saja berbeda bentuk, model dan gayanya.
Apakah kebahagiaan itu benar-benar ada ataukah itu hanyalah sesuatu yang dibuat-buat. Jika manusia tidak menciptakan ilusi maka apakah bahagia itu sebenarnya tidak ada. Atau apakah cara pandang kita lah yang salah dalam memahami kebahagiaan tersebut sehingga perlu cara pandang yang berbeda.
Mengenai sebuah kebenaran di dunia ini juga perlu dipertanyakan karena di dunia ini manusia tidak sepakat mengenai satu kebenaran. Setiap orang selalu berbeda mengenai persepsi tentang kebenaran dan bahkan rela melakukan sesuatu yang idak benar demi mencapai kebenaran.
Kebenaran nyatanya memang ada dan kebenaran itu hanyalah satu. Kebenaran akan muncul jika persepsi manusia itu bisa satu. Kebenaran akan muncul jika pikiran kita tidak menciptakan sebuah imajinasi dan ilusi. Kebenaran itu akan muncul jika pikiran kita tidak dilekati oleh sesuatu. Kebenaran yang benar-benar ada akan muncul jika pikiran kita tidak dilekati oleh pikiran sosial atau persepsi sosial yang mana manusia hanya mengandalkan hati nuraninya bukan pikirannya. Pikiran itu sering menipu, nafsu sering menipu namun hati nurani akan menunjukkan kebenaran itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar