Siapa bilang cinta itu adalah sebuah ketulusan antara sesama pasangan. Itu terlalu moralis dan etis namun pada kenyataannya tidak demikian. Apakah benar jika dua insan itu saling mencintai, atau justru di balik itu semua sebenarnya ada niat yang tersembunyi. Manusia itu misterius, seterbuka-bukanya manusia pasti ada rahasia yang tidak ingin diungkapkan. Manusia itu selalu memiliki tiga karakter dalam dirinya.
Manusia itu berpasangan bukan untuk saling mengasihi satu sama lain tau saling memberikan kasih sayang. Cinta itu adalah sebuah pertarungan politik, pada awalnya memang terlihat etis dan moril hanya saja mungkin yang akan dirasa bagi mereka yang sudah lama berpasangan mungkin akan sangat berbeda rasanya dari yang dulu.
Mendengar kata politik memang sering diisukan dengan sesuatu yang negatif dan buruk, dimana dibayangkan seperti sekumpulan orang yang ingin berkuasa. Padahal tidak demikian orang yang berpaham seperti ini haruslah diluruskan, bisa jadi Ia menjadi orang yang anti politik padahal dirinya sedang berpolitik.
![]() |
(pixabay.com) |
Cinta itu politik karena ada niat yang dituju dan bagaimana tujuan itu bisa terwujud. Setiap orang yang berpasangan tentunya memiliki sebuah tujuan yang berbeda. Perempuan ingin dikasihi dan laki-laki ingin dihormati. Tanpa politik maka tujuan dalam berpasangan hanya sekedar main main saja, tidak ada rencana menuju jenjang lebih serius.
Bukankah dalam percintaan ada negosiasi, setiap individu dalam pasangan pasti ingin selalu diuntungkan, jika ad yang dirugikan tentu harus ada yang bisa di dapat. Perempuan menginginkan harta sedangkan laki-laki menginginkan tubuhnya si perempuan. Namun apakah ini pertukaran yang setara, jika tidak berbicara moral tentu saja iya. Lalu, apakah cinta itu butuh moral dan etika. Jika ada seperti apa aturannya, rasanya berpasangan itu sifatnya bebas-bebas saja tujuannya yang penting suka sama suka.
Disinilah bahanya cinta tanpa politik. Cinta tanpa politik maka tidak ada aturan moral atau etika didalamnya. Semuanya menjadi liberal tanpa ada sebuah aturan, yang pada akhirnya pasti ada yang dirugikan terutama dari pihak perempuan.
Mengapa politik perlu dalam sebuah cinta, agar bisa saling mengenal satu sama lain. Baik musuh ataupun kawan tetap saja kita perlu tahu siapakah dia, agar kita tahu gambarannya ke depan, tujuannya apa, dan apa yang harus bisa dilakukan. Terlalu tolol sebenarnya jika cinta tanpa politik, itu hanya seperti cinta tanpa arah dan tujuan, hanya sekedar untuk memuaskan nafsu birahinya saja. Inilah yang sering kali dilakukan oleh anak-anak remaja. Jika cinta terlanjur, lalu siapa yang harus disalahkan.
Cinta itu bukan hanya soal rasa, tetapi apa yang diinginkan dan bagaimana mewujudkannya. Semua orang pasti berharap mendapatkan cinta yang abadi. Namun jika hanya mengandalkan rasa saja tidaklah cukup, rasa itu hanya sesaat Ia akan terkikis seiring berjalannya waktu. Butuh sebuah cara dalam mempertahankannya, selain itu ego dalam masing-masing pasangan tidak akan cukup jika hanya mengandalkan cinta.
Politik secara sederhananya adalah cara untuk mendapatkan sesuatu. Jika seseorang ingin mendapatkan cinta harus dengan cara berpolitik. Tidak mungkin cinta itu tiba jika tanpa ada cara, begitu juga bagi yang telah berpasangan, pasti ada hal-hal yang diinginkan setelah itu. Manusia tidak akan pernah terpuaskan dengan sesuatu, jika sudah mendapatkan cinta pasti inginnya minta lebih.
Bagaimana cara menggapai cinta dengan politik? Tentu saja dengan saling berkomunikasi dan saling bernegosiasi apa yang harus dilakukan, apa yang baik dan apa yang tidak baik. Semuanya memang harus dibicarakan agar saling memahami satu sama lain. Saling memahami tidaklah cukup hanya mengandalkan perasaan, beda orang beda pikiran beda pikiran beda rasa. Sehingga dalam menyatukannya dengan cara politik.
Semua orang punya cara dalam mendapatkan cinta dan mempertahankan cintanya. Itulah yang disebut dengan politik cinta.
Komentar
Posting Komentar