Langsung ke konten utama

Kesia-siaan Dalam Hidup

Dalam alur sebuah kehidupan ada titik dimana kita pernah menyesal, karena melakukan suatu kesalahan. Namun anehnya yang membuat kesal adalah sering terulangnya kesalahan tersebut bahkan berkali-kali. Misalnya menyesal karena merokok dan jajan sembarangan sehingga membuat badan tidak sehat dan sakit lalu menyesal, entah mengapa ketika sembuh malah mengulanginya lagi dan seperti itu secara terus-menerus. 

Penyesalan memang bisa datang dari perbuatan-perbuatan yang dianggap menyenangkan bagi kita meskipun perbuatan tersebut memang kita sudah tahu bahwa hal itu memang tidak berguna atau tidak baik. Karena kita menyenanginya sehingga resiko yang diketahui diabaikan saja.

(Pixabay.com) 

Sebenarnya dalam hidup ini kita tidaklah memilih namun ditawarkan. Perbedaan tersebut yakni jika memilih maka pilihan tersebut kita yang mencarinya, sedangkan tawaran adalah pilihan yang menghampiri terus dalam setiap tawaran pasti diberi tahu apa yang didapat dan apa resikonya. Memang dalam alur hidup ini kita seakan memilih, mau sekolah dimana, kuliah dimana, bekerja apa, atau menikah dengan siapa. Namun pada hakikatnya pilihan itu lah yang menghampiri kita. Alur waktu memang seperti maju bergerak, padahal waktulah yang menghampiri kita. 

Sebelum kita memilih tawaran itu, patinya kita memiliki sebuah pemahaman terhadap hal tersebut. Tidak mungkin kita memilih tanpa ada sedikit pun yang diketahui atau membayangkan gambaran di masa depan, karena setiap pilihan pasti ada resiko yang dimiliki sehingga manusia harus menvisualisasikannya meskipun hal tersebut belum tentu benar adanya. 

Sebuah pemahaman dalam sebuah pilihan itu ada karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang terkumpul dari peristiwa diri masa lalu atau diluar pengalaman diri. Semakin banyak pengetahuan yang bermanfaat dalam pikiran kita maka dalam pilihan hidup pasti sesuatu yang bermanfaat. Dan semakin banyak pengetahuan yang tidak berguna dalam pikiran kita, maka semakin hidup kita tidak berguna. Karena pengetahuan lah yang menentukan bagaimana kita memutuskan dan bagaimana kita menjalaninya.

Pengetahuan yang sampah itu adalah pengetahuan yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh diri kita, meskipun itu menyenangkan seperti cara bermain game hebat, joget tik-tok, bergaya-gaya, makan-makan di tempat enak dan perbuatan lainnya. Hal ini sebetulnya kembali lagi apa esensi dari itu semua, jika tidak ada memang itu adalah pengetahuan sampah. 

Jika pikiran kita banyak menyimpan memori yang tidak berguna maka dalam menjalankan hidup pun adalah hidup yang tidak berguna. Apa yang kita lakukan dalam menjalankan hidup baik itu dari segi mempertimbangkan sesuatu dan melakukannya itu semua tergantung dari apa yang ada dalam isi pikiran kita. 

Apalagi di masa yang sekarang, meskipun pengetahuan itu semakin berkembang dan bertambah, namun tidak menutup kemungkinan hal-hal yang tidak berguna pun juga ikut bertambah. Sehingga dalam memilih pengetahuan pun manusia banyak yang terjebak dan pada akhirnya banyak tersesat.

Maka dari itu memang penting sekali kita mengevaluasi apa saja yang kita ketahui dan pelajari selama hidup ini. Banyak yang menyesal dan tak tahu apa yang harus diperbaiki, Manusia memang selalu lalai dalam menjalani hidup berjalan ke sana kemari tak tahu kemana harus melangkah dan pada akhirnya selalu terjebak dalam lubang yang sama

Mengevaluasi evaluasi diri ini sangat lah penting untuk dilakukan jika perlu setiap malam selalu mengevaluasi mengenai apa saja yang telah dilakukan seharian penuh, apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu dilakukan.  Selalu berusaha menjadi yang lebih baik di hari esok, tak apa jika lambat dalam berubah daripada terlambat untuk berubah. 

Terkadang memang sulit keluar dalam kesia-siaan karena ruang lingkup yang tak mendukung untuk berubah. Memang tidak ada jalan lain selain harus meninggalkan lingkungan tersebut dari pada terjebak dalam kesia-siaan secara terus menerus. Tak apa jika dijauhi ini memang sesuatu yang terbaik untuk diri. Ketika diri ingin merubah menjadi lebih baik, pasti akan dipertemukan dengan yang baik juga. U

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...