Dalam sebuah siklus sosial perilaku individu manusia sebenarnya tidak dapat lepas dari pengaruhnya orang lain. Terlepas siapapun itu baik orang pintar maupun bodoh sama-sama dipengaruhi. Memang alam juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi perilaku manusia. Namun untuk sekarang diputus dulu relasi manusia dengan alam, kita fokuskan terlebih dahulu mengenai hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Seperti yang telah disebutkan bahwa apa yang ada dalam diri kita itu dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat tinggal. Namun tidak semua perilaku manusia itu dipengaruhi oleh lingkup sosialnya. Pembentukan diri manusia itu sebenarnya ada dua, yakni diri internal dan diri eksternal. Diri internal yakni sesuatu yang timbul dalam diri manusia tanpa ada yang mengintervensi dirinya seperti ketulusan, naluriah, insting, intuisi dan sebagainya. Bisanya kemampuan ini memang sulit dipelajari secara masal karena ini tergantung dari kemampuan dalam dirinya. Sedangkan diri eksternal ini memang terbilang cukup banyak seperti pendidikan, informasi, hubungan, bahasa, dan semacamnya
Keduanya itu saling menguasai diri, siapa yang kuat dialah yang menang. Jika diri internalnya kuat maka Ia akan menjadi seorang pemimpin dan dapat mempengaruhi orang lain. Sedangkan mereka yang diri internalnya lemah maka Ia pada hakikatnya menjadi seorang budak, selalu ikut-ikutan dan mudah sekali dipengaruhi oleh orang lain.
![]() |
(Pixabay.com) |
Manusia yang sesungguhnya adalah jiwa internalnya yang kuat, inilah sebuah kebebasan pada diri manusia dimana Ia tidak mudah dipengaruhi oleh dunia luar. Selain tidak mudah dipengaruhi, Ia juga menjadi sosok yang dapat mempengaruhi orang banyak. Memang orang seperti ini hany segelintir orang yang mampu, meski jumlahnya sedikit namun mampu mempengaruhi orang disekitarnya. Tokoh agama, tokoh politik, pejabat tinggi, ilmuan dan semacamnya adalah sesosok yang bisa mempengaruhi orang banyak. Namun biasanya orang-orang berpengaruh itu juga biasanya dipengaruhi oleh orang sebelumnya.
Memang tidak sepenuhnya manusia adalah manusia yang murni sejati, selama Ia masih menggunakan bahasan yang sama berarti di dalam dirinya masih ada pengaruh dari luar. Memang hal tersenut tidak dapat dihindari karena jika tidak maka proses pembentukan diri akan terbilang cukup teramat lama. Mereka yang hidup di hutan dengan mereka yang hidup di kota tentu pola pembentukannya lebih cepat di masyarakat kota, karena hubungan sosialnya yang banyak sehingga membentuk dirinyapun juga cepat. Sedangkan mereka yang tinggal di hutan apalagi hidup sendirian maka proses pembentukan dirinya akan terbilang cukup lama sekali.
Lalu bagaimana cara kita membedakan karakter diri yang sesungguhnya dengan karakter yang dibentuk oleh hubungan sosial, atau secara singkat yakni diri internal dan diri eksternal. Mungkin kita terfokus terlebih dahulu kepada diri internal terlebih dahulu karena diri yang eksternal ini terbilang mudah untuk dipahami.
Sebenarnya diri internal pun juga ada campur tangan dari Tuhan, dimana Ia yang menciptakan manusia beserta apapun yang ada dalam dirinya seperti sikap, perilaku, dan bagaimana Ia hidup. Tuhan menanamkan diri internal pada manusia tinggal manusia itu sendiri bagaimana cara menumbuhkannya. Cara menumbuhkan diri internal ini yakni dengan bantuan eksternal lalu mencarinya secara mandiri. Dengan cara eksternal ini yakni dengan cara pengajaran diajarkan berbagai pengetahuan, namun sifatnya tidaklah mengikat Ia hany menjadi stimulus untuk mencoba jati dirinya yang sebenarnya. Apa yang diajarkan tentunya akan memiliki berbagai respon ada yang menerima begitu saja, ada yang menolak, dan ada juga yang memperbaruinya.
Mereka yang berhasil menjadi dirinya yakni orang yang menolak dan memperbaruinya, karena disini ada efek kontradiktif dimana diri kita menolak sesuatu yang sudah ada. Respon kotradiktif inilah yang menjadi cikal bakal diri sendiri. Karena tidak mungkin seseorang menjadi dirinya yang sesungguhnya jika Ia hanya mengikuti apa yang seperti orang lain lakukan. Manusia itu tidak seperti hewan yang perilakunya sama dengan pendahulunya mereka tidak pernah berubah sedari dulu sampai sekarang, meskipun ada tentu prosesnya begitu sangat panjang. Sedangkan manusia memiliki kehendak bebas, Ia berhak untuk menolak dan memperbarui sesuatu yang sebelumnya. Manusia itu kreatif dan unik antara manusia satu dengan yang lainnya mestinya harus berbeda pula.
Komentar
Posting Komentar