Keren, apakah itu? Setiap orang pasti tahu apa istilah keren. Banyan masyarakat sekarang terutama kaum muda mudi mengejar itu semua. Manusia ingin terlihat keren karena Ia ingin menunjukkan eksistensinya di masyarakat, entah itu dengan aksi berbahaya, berpakaian nyentrik, menunjukkan bakat dan semacamnya. Rela berdandan cantik atau tampan dengan OOTD yang terbaik kemudian difoto dengan view yang mempesona, semuanya hanya demi terlihat keren dan disukai oleh banyak orang.
![]() |
(Pixabay.com) |
Namun kita perlu bertanya-tanya mengapa kita ingin terlihat keren, apa itu keren dan apa tujuannya. Setiap orang pasti dalam memahami kekerenan itu bermacam-macam, tergantung dari mana kelompok Ia berasal atau apa yang sedang trend pada saat itu. Menjadi keren itu tidak selamanya akan terlihat keren, karena keren itu ada jangka waktunya dan ada kelompoknya.
Jika kita berpenampilan seperti MJ mungkin pada era 90-an itu terlihat keren, namun jika dibawa di era sekarang justru dianggap nora. Atau ketika kita senang anime maka di lingkup yang senang anime orang pasti menyukainya, namun jika masuk ke lingkup yang senang korea justru akan dianggap jelek. Seperti itu lah keren, keren dimata si A belum tentu keren di mata si B dan Keren pada tahun 90-an belum tentu keren tahun 2000-an.
Lantas, perlukah kita harus terlihat keren, apa lagi zaman sekarang orang-orang senang membuat sesuatu yang viral agar populer dan terlihat keren di mata orang banyak. Namun tetap saja kekerenan itu akan habis pada masanya. Secara tidak sadar viral, keren, popular dan semacamnya itu rupanya semakin kesini semakin pendek jangka waktunya.
Trend yang berlaku saat ini mungkin itu adalah sesuatu yang menarik namun beberapa bulan kemudian mungkin itu sesuatu yang tidak menarik lagi. Manusia memang seperti itu cepat sekali berubah-ubah dalam hal kesukaan, terutama mereka kaum muda.
Trend, keren popular dan semacamnya itu entah apa tolak ukurnya,sebagus apa skillnya, bagaimana orang menyukainya, semuanya datang begitu saja yang penting unik maka semua orang suka. Biarpun bakatnya receh ketika orang banyak yang suka maka itu dikatakan keren.
Menjadi terlihat keren memang akan terlihat dipandang baik oleh banyak orang apalagi di mata orang yang disukai, membuat diri kita eksis dan banyak dikenal. Manusia memang seperti itu, senang menunjukkan kehebatan dirinya meskipun Ia tak menyukainya. Popularitas itu juga digunakan untuk menarik banyak lawan jenis, menunjukan sisi menariknya di hadapan orang yang dicintainya. Makanya tidak heran banyak yang ingin berpenampilan keren agar terlihat menarik perhatian.
Selain mencari eksistensi hal itu dilakukan demi mencari jati diri, menganggap bahwa inilah diri sesungguhnya. Tetapi menjadi terlihat keren di mata masyarakat sebetulnya sungguh melelahkan, berjalan, berganti-ganti penampilan dari waktu ke waktu. Bukankah itu justru malah menghilangkan jati diri, jati diri bukanlah apa yang dilihat oleh orang lain tetapi apa yang dilihat oleh diri sendiri.
Kita semestinya tidak boleh takut saat gaya kita monoton saja, tetapi jika benar-benar menyukainya lantas apa salahnya. Tidak peduli orang berkata norak atau ketinggalan zaman, setiap orang memang boleh berpendapat namun tidak berhak untuk mengatur hidup kita.
Apa yang terlihat keren bagi orang lain, belum tentu keren bagi diri kita sendiri. Jika ingin terlihat keren tidak mesti meniru gaya orang lain. Jika tidak bisa menjadi yang terbaik maka jadilah yang berbeda. Selama tidak merusak moral dan tatanan sosial apa salahnya jika tampil berbeda. Jangan berharap agar orang lain agar menyanjung kira, pujian memang memberi semangat namun disisi lain pujian membuat kita candu dan terhipnotis agar mau mendengarkan perkataan mereka.
Eksistensi sebetulnya tidak dilihat seberapa banyak orang yang menyukai namun seberapa besar kesukaan kita terhadap apa yang dilakukan. Percuma saja jika banyak orang yang menyukai namun tidak nyaman di hati, lebih baik orang tak suka namun aku menyukainya. Biasanya jika kita benar-benar menyukai apa yang dilakukan dan gaya apa yang digunakan maka orang lain pun akan ikut menyukainya.
Jika ingin menarik lawan jenis pun juga demikian, tampilkan dengan diri yang apa adanya dimana itu benar-benar dirinya. Menampilkan diri bukan untuk disukai, namun untuk mencari orang yang tulus.
Komentar
Posting Komentar