Langsung ke konten utama

Hidup dalam Konsumsi Racun

Menjadi sebuah pertanyaan di masa sekarang ini apakah hidup di zaman sekarang lebih nikmat daripada hidup pada masa kakek nenek kita atau orang tua kita saat kecil. Meski hidup susah setengah seperti kesediaan makanan yang seadanya. Memang makanan zaman dulu tidak senikmat zaman sekarang, namun percayalah kebersamaan dan makanan di masa lalu lebih menggembirakan. 

Perlu kita ketahui bahwa makanan yang kita konsumsi di zaman sekarang ini rupanya tidak senikmat rasanya. Memang nikmat namun baik atau tidak kah Ia di dalam tubuh kita. Karena zaman sekarang makanan serba olahan pabrik yang entah seperti apa prosesnya yang pasti ada zat-zat tertentu yang ditambahkan di dalamnya. 

(Pixabay.com)


Makanan sering dikonsumsi saat ini yang semuanya serba instan dan praktis. Memang pikiran masyarakat sekarang inginnya yang cepat dan praktis rasanya sudah malas jika memasak dengan cara tradisional. Namun di balik ke praktisnya itu pasti ada efek buruknya. Zat pengawet, gula buatan, pewarna makanan dan zat sejenisnya itu pasti selalu ada dalam makanan. Memang kalau dikonsumsi oleh tubuh terasa baik-baik saja karena memang wajar kadarnya masih sedikit. Coba saja jika dikonsumsi setiap hari bahkan puluhan tahun, bukankah itu akan menjadi racun untuk diri. 

Bahkan buah dan sayur yang sering kita konsumsi rupanya tidak bisa disebut sehat juga jika dikonsumsi. Saat ini pertanian banyak yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida, yang pastinya tidak baik bagi tubuh kita. Karena tanaman akan menyerap kimia tersebut lalu tersimpan hingga akhirnya dikonsumsi oleh tubuh kita. Ikan-ikan yang kita konsumsi mungkin saja sudah tercemar oleh limbah. Janin yang ada dalam kandungan bisa saja sudah terpapar oleh racun. 

Apalagi ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti begadang,  malas-malasan, apalagi itu sering dilakukan bersama teman. Makan-makan di tempat hits dengan hidangan yang serba olahan, dengan berbangga ria sambil memakannya. Entah apa yang ada dipikiran mereka, mereka ingin terlihat keren namun justru sebaliknya kebodohan lah yang di pamerkan. Saat ini banyak orang yang sulit mengontrol apa yang Ia konsumsi, yang penting enak maka yasudah lah. Tidak peduli di masa depan apa yang terjadi pada tubuhnya. 

Banyak yang mungkin tidak kita kira makanan-makanan enak yang sering dikonsumsi rupanya banyak pada akhirnya pergi ke rumah sakit. Penyakit gula, sakit perut, penyakit, ginjal dam lainnya merupakan penyakit yang sering dialami oleh orang sekarang. Mereka pada akhirnya mengkonsumsi obat-obat rumah sakit yang sebenarnya itu di dalamnya juga mengandung racun. 

Obat itu memang menyembuhkan penyakit namun di sisi lain juga didalamnya pasti ada efek sampingnya yang semakin lama di konsumsi maka akan menimbulkan penyakit baru. Namun yang namanya bisnis tetaplah bisnis, meski terlihat bahwa tujuannya mulia yakni memenuhi kebutuhan banyak orang, namun tetap saja aslinya untuk mendapatkan keuntungan. Obat dan rumah sakit tidak akan laku jika semua orang itu sehat. 

Apalagi dengan kondisi lingkungan yang sekarang, seperti polusi udara dimana-mana, sampah dimana-mana, radiasi elektromagnetik, pencemaran air akibat limbah dan semacamnya, hingga akhirnya terjadi krisis iklim. Itu semua pasti akan berimbas pada tubuh kita, dan bagi yang mereka selalu melakukan pola hidup sehat pun akhirnya terpapar juga, mau tidak mau kita akhirnya harus hidup bersama racun dan mati secar perlahan. Pencemaran lingkungan inilah yang tidak bisa dihindari oleh semua orang semua orang terkena tanpa, kecuali jika Ia tinggal di planet lain. 

Lalu pada akhirnya memang orang sekarang terjebak dan terjebak, sudah sakit karena konsumsi makanan yang tidak sehat ditambah pula dengan harus minum obat yang isinya racun pula. Memang ini terkesan mengada-ngada atau hoax dimana semua dianggap racun, racun dan racun. Padahal zaman sekarang informasi banyak beredar, harusnya kalau punya smarth phone gunakan sesuatu yang baik-baik bukan kurangi tontonan yang tidak berguna dan perbanyak membaca.

Jika kondisi sekarang ini sudah sangat memprihatinkan lalu bagaimana keadaan di masa depan, apakah keberadaan umat manusia juga akan ikut punah juga karena kondisi hidup yang tak layak ini. Ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan perusahaan saja, tetapi semua orang juga harus bertanggung jawab. Selama kita hidup maka itulah terimakasih tanggung jawab kita dalam menjaga lingkungan termasuk juga menjaga apa yang ada di dalam tubuh kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...