Langsung ke konten utama

Mengapa Selalu Pusing Dengan Urusan Dunia

Bicara tentang urusan dunia mungkin tidak akan pernah habisnya untuk dibahas, sebagian besar kehidupan manusia ini memang pikirannya habis untuk memikirkan permasalahan dunia. Dari mulai urusan keluarga, asmara, uang, pekerjaan bahkan tentang kebahagiaan.

(Pixabay.com)
Sebenarnya dunia ini tidak banyak hal yang mesti kita pusingkan, jangan terlalu menghawatirkan urusan dunia, hewan yang tak punya akal pun masih bisa mencari makan. Apalagi kita yang memiliki akal semestinya tidak harus khawatir tentang urusan dunia. Perlu kita ketahui bahwa yang membuat urusan dunia semakin sesak karena pikiran kita sendiri, kita terlalu berlebihan mengenai dunia yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi kehidupan kita. Untuk lebih jelasnya disini ada beberapa hal yang sebetulnya tidak penting untuk dipikirkan namun sering kita pusingkan. 


1. Mengurusi Urusannya Orang Lain

Ingin mengetahui sesuatu memang merupakan hal yang wajar bagi manusia, karena manusia adalah makhluk yang penasaran dengan sesuatu. Tetapi bukan berarti kita harus penasaran dengan banyak hal apalagi penasaran dengan kehidupannya orang lain yang sebetulnya tidak terlalu penting untuk kita ketahui. 

Boleh boleh saja sebetulnya mengetahui tentang orang lain terutama mengenai identitasnya, sifatnya dan lainnya, agar kita tahu seperti apa mereka. Namun bukan berarti semuanya harus diketahui apalagi itu menyangkut aib pribadi apalagi jika ditambah dengan isu yang tidak jelas, kemudian ditambahkan cerita itu oleh kita dengan cerita yang tidak pasti. Tentu ini membuat pikiran menjadi negatif dan was-was dengan orang tersebut. Pada akhirnya hanya menimbulkan rasa benci yang tidak jelas terhadap seseorang.

Atau sebaliknya misalnya jika Ia memiliki kesuksesan yang amat melampaui kita. Tentu hal ini akan membuat kita semakin iri dengannya, apalagi jika Ia punya harta, jabatan, dan selalu bahagia. Di hati kita mungkin akan timbul rasa iri dan selalu membanding-bandingkan diri kita dengan kelebihan orang lain. Pada akhirnya inilah yang membuat diri kita semakin sulit untuk bahagia, karena banyak mengetahui urusan orang lain. Pada akhirnya kita lupa pada diri sendiri mengenai tujuan hidup dan pencapaiannya.

2. Mementingkan Diri sendiri

Rupanya ini adalah kebalikannya dari poin sebelumnya. Jika poin pertama itu pikiran kita habis untuk irang lain sedangkan ini pikiran kita habis untuk diri sendiri. Memang bukan hal yang salah jika kita fokus kepada diri sendiri mengenai tujuan dan pencapaian diri, akan tetapi bukan berarti membuat diri kita menjadi pribadi yang egois dan individualistis. Semuanya tetap harus porsi yang seimbang antara urusan pribadi dengan publik. 

Hidup kita ini tidak lepas dari kehidupan sosial, tujuan hidup kita pun juga jangan sampai hanya untuk kepentingan pribadi. Karena jika semua irang seperti ini egois dan mementingkan dirinya sendiri, yang terjadi justru kehidupan sosial akan kacau manusia jadinya akan selalu menuntut haknya tidak memperhatikan kewajibannya dan tidak melihat kondisi sekitarnya. 

Urusan sosial tetap saja kit harus terlibat, jangan terlalu apatis tentang kehidupan sosial. Selama urusan itu masih dalam ranah kita dan kita mampu untuk melakukannya, maka hal tersebut wajid untuk kita lakukan. Hukum sosial memang hukum yang timbal balik terhadap diri kita, semakin baik kepada orang lain maka semakin baik pula orang lain kepada diri kita. 

3. Jangan Berharap Balasan dari Orang Lain

Berbuat bauk adalah suatu tindakan yang mulia tetapi ini menjadi sesuatu yang tidak baik ketika mengharap balasan langsung dari orang lain atau disukai oleh banyak orang. Terlebih lagi membuat sebuah konten kebaikan hanya untuk mengharapkan pujian. Masih mending jika ada yang merespon dengan positif, lalu bagaimana jika tidak ada yang membalas bahkan sampai memunculkan ujaran kebencian. Tentu ini akan membuat kita kecewa dan merasa berbuat baik itu tidak baik. Selalu berharap kepada manusia memang akan membuat pikiran kita justru tidak tenang apalagi jika berharap balasan di dunia. 

Padahal yang jelas-jelas salah adalah niatnya, bukan perbuatannya. Lebih baik dalam melakukan suatu kebaikan kit jangan mengharapkan balasan, biarpun orang membalas dengan keburukan tetap jangan putus semangat ketika melakukan kebaikan. Niatkan lah berbuat baik itu karena Tuhan dan biarkan Tuhan saja yang membalas kebaikan kita. 

4. Terlalu Banyak Keinginan

Memiliki keinginan memang merupakan sesuatu hal yang penting dalam hidup kita dimana keinginan itu membuat kita tahu apa tujuan hidup kita. Terkadang ada saja orang yang terlalu banyak menginginkan sesuatu namun pada akhirnya banyak yang tidak tercapai apalagi jika keinginan itu hanya sekedar melihat apa yang orang lain lakukan karena apa yang dilakukan orang lain itu terlihat keren padahal hal tersebut mungkin saja adalah sesuatu hal yang tidak penting bagi kita, seperti pamer harta, beli barang mahal, traveling keluar negeri yang sebetulnya tidak penting diikuti apalagi jika melihat keuangan pribadi kita yang tipis. 

Keinginan yang terlalu banyak justru bukannya membuat hidup kita lebih baik, justru semakin membuat pusing dan tidak bahagia. Memiliki keinginan itu boleh saja asalkan keinginan itu memang keinginan yang kita butuhkan, bukan hanya sekedar pamer di media saja.

Mengenai urusan dunia memang tidak akan pernah ada habisnya jadi dalam menghadapi dunia ini kita pikirkan sewajarnya saja, jangan terlalu terlena dengan kehidupan dunia. Hidup di dunia ini hanyalah sementara jangan seakan urusan hidup itu tidak ada habisnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...