Langsung ke konten utama

Algoritma Kehidupan

Kita tentunya sering bertanya-tanya mengenai hidup ini, terutama pertemuan dengan orang lain rasanya itu sebuah kebetulan namun sebetulnya itu lebih dari sebuah kebetulan dan bahkan memang sudah ada yang mengaturnya. Jodoh, teman, maupun tempat adalah suatu hal yang tidak kita inginkan atau rencanakan namun ternyata hal tersebut ternyata adalah hal yang kita cari. Orang yang baik tentu akan bertemu orang yang baik juga, bahkan yang jahat bisa menjadi baik karena ditempatkan yang baik. 

Bukan hanya sistem komputer saja yang memiliki algoritma. Ternyata dalam kehidupan ini juga sudah diatur oleh algoritmanya dengan sedemikian rupa yang tentunya dengan rumus yang lebih kompleks lagi. Dunia ini memang misteri banyak hal di dunia ini yang nyata adanya namun masih belum terjama oleh pikiran kita dan kita baru menyadarinya pada saat diakhir, memang ada banyak hikmah dibalik itu semua. 

(Pixabay.com)


Pikiran selalu Terhubung

Kita mungkin tidak pernah merencanakan, dengan siapa ingin berteman dan siapa jodoh yang diinginkan, kita tidak memilih namun dipilihkan. Anehnya memang suatu pertemuan itu selalu memiliki kesannya tersendiri terlebih lagu mereka yang satu pemikiran dan satu rasa dengan kita, mereka pun tidak berpikir untuk bertemu dengan kita namun karena bisa saja pikiran kita sama sehingga frekuansi pikiran kita dengan yang lain itu biarpun dipisahkan dengan jarak yang jauh tetapi tetap saja akan dipertemukan. Begitu juga dengan sebaliknya, jika frekuensi pikirannya berbeda maka sedekat apapun tidak akan pernah terhubung. 

Di desa, di sekolah, maupun di luar itu semua kita selalu terhubung dengan mereka yang memiliki frekuensi yang sama dengan kita lalu dipertemukan di waktu yang sudah ditentukan. Dikumpulkan dengan pikiran yang sama lalu membuat sebuah komunitas, hal ini mungkin tidak direncanakan oleh kita. Mengenai jodoh pun mungkin kita tidak tahu siapa jodoh kita, namun biarpun terpisah dengan jarak yang jauh jika ia jodoh kita maka diwaktu yang tepat Ia akan dipertemukan. Frekuensi pikiran yang sama akan selalu terhubung dengan yang lainnya biarpun kita belum mengenalnya. Inilah yang namanya misteri hidup kita selalu dipertemukan oleh orang-orang yang unik dan sefrekuensi. Jika kita baik maka akan dipertemukan dengan irang yang baik juga dan ditempatkan di tempat yang baik juga, begitu juga dengan sebaliknya.  Pikiran manusia memang seperti sebuah jaringan yang saling terhubung dengan satu dengan yang lainnya.

Dalam pikirannya manusia terkadang kita menginginkan sesuatu namun tidak tahu apa yang kita inginkan itu. Keinginan sebuah perasaan memang sulit untuk dinalar oleh akal pikiran. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata apa yang dicari-cari rupanya ini lah yang dimaksud. Ini lah yang mungkin dikatakan hikmah kehidupan, perasaan yang mampu meramal masa depan namun gambarannya masih terlihat semu. 

Penyesuaian Pikiran

Berbanding terbalik dengan sebelumnya dimana memiliki pikiran yang sama. Tetapi ini pikiran yang selalu bertentangan, namun suatu saat Ia memiliki frekuensi yang sama. Memang ada saja orang yang pada awalnya bertentangan lalu satu frekuensi, hal ini memang ada suatu penyelarasan frekuensi sehingga yang pada awalnya berbeda menjadi sama. 

Dalam hidup ini kita sering bertemu dengan orang yang bertentangan dengan pikiran kita, namun lama kelamaan ternyata pikiran kita selaras dengan mereka pada akhirnya menjalin sebuah keakraban. Tidak jarang memang jodoh itu dipertemukan akibat sebuah perbedaan atau pertentangan. Hal ini terjadi karena belum saling memahami atau belum ada kesepakatan, namun seiring harti dan pikiran terbuka justru bisa melebihi orang yang sejak awal memiliki pikiran yang sama. 

Sesuatu yang tidak disukai namun pada akhirnya menyukainya, karena mungkin hal tersebut adalah sesuatu yang bertentangan dengan hati dan pikiran atau sebaliknya sesuatu yang pada awalnya senangi lalu pada akhirnya menjadi sesuatu bertentangan. Terkadang apa yang terlihat baik itu belum tentu benar-benar baik dan apa yang terlihat buruk belum tentu benar-benar buruk. Itu bisa terjadi karena ketidaktahuan atau nalar kita yang rendah, kemudian ruang dan waktu menyadarkan kita tentang apa yang kita pikirkan sebelumnya. Apa yang ada di dunia ini pasti ada hikmahnya dibalik itu semua sesuatu itu bauk maupun buruk pasti akan selalu memberikan suatu pelajaran yang berharga bagi kita semua

Gaya Tarik Menarik Pikiran

Ketika adanya suatu pertentangan sebetulnya bisa saja keduanya berubah atau memang salah satunya lah yang berubah. Mereka yang buruk lalu bertemu dengan irang baik kemudian menjadi baik pula, atau bisa saja sebaliknya. Baik yang merubah atau yang dirubah ini memang ada gaya tarik menarik pikiran. Mereka yang kuat daya tariknya akan merubah yang lainnya, sehingga mereka bisa disebut orang yang berpengaruh. Hanya orang-orang bermental pemimpin lah yang bisa mempengaruhi. 

Mereka yang memiliki gaya tarik pikiran yang kuat dapat mempengaruhi banyak orang bisa satu wilayah bahkan sampai seluruh dunia. Gaya tarik ini ada yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Mereka yang memiliki gaya tarik yang tidak langsung yakni dengan cara mempengaruhi orang lain secara berantai dan berkontribusi dengan tulisan. Mereka yang memiliki gaya tarik mempengaruhi secara langsung dengan kekuasaan dan keilmuannya. Tetapi tetap saja itu bisa terjadi karena kuasa Tuhan. Tuhan memberikan kuasanya kepada orang-orang yang Ia kehendaki.

Algoritma kehidupan ini diciptakan tak lain oleh karena Tuhan. Tuhan yang telah mengcoding rumus algoritma kehidupan ini dengan sedemikian rupa. Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini semuanya sudah diatur oleh yang maha kuasa, Ia maha berkehendak atas sesuatu yang terjadi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...