![]() |
(Pixabay.com) |
Bicara tentang realitas mungkin sulit dalam mempersatukan persepsinya, karena setiap orang memiliki realitasnya masing-masing. Apa yang Ia pikirkan dan difokuskan maka itulah realitasnya yang Ia anggap nyata. Perdebatan mengenai sebuah realitas terletak pada alam ide dan alam material. Jika kita menganggap bahwa alam ide lebih dahulu maka kita akan berpikir tentang masa depan dan jika kita berpikir bahwa alam material adalah yang lebih dahulu maka itu adalah masa kini dan masa lalu.
Antara realitas satu dengan lainnya itu sebenarnya saling terhubung dan berkaitan. Semuanya bisa dikatakan benar berdasarkan anggapan masing-masing. Kita mungkin menganggap pikiran orang lain tidaklah nyata hal ini karena perbedaan dalam memahami realitas. Bisa saja apa yang dianggap realitas oleh kita bisa saja dianggap sesuatu yang bukan realitas oleh orang lain. Semakin luas wawasan seseorang dan semakin dalam daya pemahamannya maka semakin banyak realitas yang terbuka. Realitas itu memang sepertu gerbang, ketika kita sudah membuka gerbang maka akan ada lagi gerbang lainnya yang harus dibuka. Untuk lebih jelasnya, ada beberapa realitas:
1. Realitas Audio Visual
Realitas audio visual adalah realis yang berdasarkan kepada apa yang di lihat dan apa yang di dengar. Realitas ini mungkin sering ada dalam dunia maya dimana selalu menampilkan apa yang dilihat dan apa yang dilihat. Namun tetap saja realitas ini adalah realitas yang rendah dan terkadang banyak orang yang sering tertipu karena menganggap apa yang Ia lihat dan di dengar itu dianggap benar, padahal belum tentu terbukti benar apa adanya.
2. Realitas indrawi
Realitas indrawi adalah apa yang kita rasakan saat ini belum ada anggapan dan analisa pikiran. Ini murni apa yang dirasakan oleh indrawi kita, tidak hanya sekedar indra pendengaran dan penglihatan, tetapi juga tekstur, rasa, dan bau semuanya bisa dirasakan.
2. Realitas Imajinasi
Realitas imajinasi bersumber pada menghubungkan sesuatu dengan hal yang diluar realita visual dimana itu berupa imajinasi-imajinasi yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang Ia rasakan oleh indranya. Hal ini banyak terjadi pada anak kecil yang sudah aktif dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Mereka yang pada masa ini akan selalu mengira bahwa ada hal-hal ghaib yang menyebabkan sebab akibatnya suatu benda.
Misalnya seperi ada anggapan bahwa hilangnya suatu benda karena oleh mahluk lain. Pikiran ini muncul memang itu lah realitas yang benar, karena logika yang tidak sempurna sehingga selalu menghubungkan realitas dengan sesuatu yang tidak masuk secara rasional. Imajinasi memang tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja tetapi mereka yang sudah dewasa sering melakukannya, terutama mereka yang senang menonton film. Mereka yang sering menonton film horor misalnya akan menganggap bahwa apa yang ada di dalam film itu adalah sesuatu yang nyata. Film pun juga merupakan hasil imajinasi manusia yang dihubungkan dengan realitas visual.
Realitas imajinasi ini memang perannya ada dan lebih banyak ada dalam industri hiburan. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa ini adalah sesuatu yang ada meskipun tidak sesuai dengan rasionalitas. Mimpi juga termasuk kedalamnya, dimana Ia merupakan Imajinasi alam bawah sadar kita yang tidak bisa kita kendalikan.
3. Realitas Rasional
Realitas rasional suatu kenyataan bahwa kenyataan itu haru lah sesuatu yang logis dan masuk akal. Sesuatu yang dianggap logis bisanya antara suatu akibat itu ada pasti karena adanya sebab yang material, tidak hanya secara material saja tetapi juga dengan logika matematis. Misalnya suatu barang yang hilang mungkin saja bukan karena diambil makhluk ghaib tetapi benda itu hilang karena di curi atau lupa meletakkannya. Ini dianggap benar karena lebih masuk akal ketimbang khayalan imajinasi saja.
Mereka yang rasional pasti akan berpikir secara matang dan selalu memprediksikan apa yang terjadi di masa depan, tentunya dengan penalaran yang logis. Sumber dark realitas rasional ini ada dua yakni sumber material dan matematis. Sumber material yakni sesuatu yang logis karena memang terbukti ada faktanya secara visual dapat dirasakan secara indrawi dan hal tersebut peristiwanya bisa berulang bukan hanya sekedar kebetulan saja. Sedangkan sumber matematis yakni berhubungan dengan angka-angka dan huruf, ini bisa dikatakan logika simbol karena hubungannya dengan simbol yang dianggap rasional.
4. Realitas Emosional
Terlepas dari realitas sebelumnya, ada juga realitas emosional. Seseorang yang berada dalam realitas emosional akan selalu berpikir berdasarkan perasaan, apa yang Ia rasakan oleh emosinya itulah sesuatu yang dianggap nyata. Orang yang berada dalam realitas ini terkadang Ia lupa akan realitas lainnya. Seperti anggapan bahwa luka hati lebih menyakitkan daripada luka fisik. Rasa senang, sedih, bosan, bahagia dan emosi-emosi yang lainnya itulah dianggap benar. Apa yang ia pandang itu lah yang Ia rasakan secara emosional. Seperti misalanya melihat manusia tidak hanya dipandang dari rupanya saja tetapi juga dari sisi sifatnya.
5. Realitas Empiris
Realitas empiris ini realitas apapun semuanya haruslah diuji terlebih dahulu. Tidak hanya sekedar melihat sesuatu dari indrawi, emosi dan rasional saja, tetapi memang hal sebut harus ada tahapan yang lebih dalam. Ia tidak akan percaya tentang suatu selama hal tersebut belum dialami atau diuji kebenarannya. Realitas empiris membuat sesuatu yang sifatnya asumsi menjadi suatu yang kebenaran yang terbukti. Sebuah realitas empiris memang selalu menyajikan pemahaman baru dari awalnya hanya sekedar anggapan menjadi suatu yang benar teruji.
6. Realitas Gelap
Realitas gelap adalah realitas di balik realitas empiris. Semakin seseorang mendalam pemahamannya maka semakin tahu Ia mengenai sisi gelap sesuatu. Apapun itu pasti semuanya mengandung realitas gelap, seperti sebuah cahaya dimana dibalik itu semua pasti ada kegelapan. Realitas gelap memang mengajarkan kita bahwa apa yang selama ini kita lakukan itu dianggap baik dan benar bisa saja di sisi itu semua adalah sesuatu yang gelap. Bahkan keindahan dunia pun dibalik itu semua selalu ada sisi gelapnya. Sebuah konspirasi merupakan suatu yang ada dalam kehidupan nyata namun selau tersembunyi dibalik itu semua.
7. Realitas Illahiyah
Bicara tentang realitas illahiyah atau realitas ketuhanan ini adalah puncak dari segala realitas dan realitas sebelumnya dianggap sebuah kepalsuan. Mereka yang sudah masuk ke dalam realitas ini akan ditampakkan realitas yang sesungguhnya oleh Tuhan. Orang-orang yang ditampakkan realita ini adalah orang-orang yang memiliki jiwa spiritualitas tinggi serta atas kehendak Tuhan. Realitas ini bisa saja ada ditampakkan ketika masih hidup di dunia dan bisa saja ditampakkan ketika sudah meninggal. Bagi yang belum pernah ditampakkan realitas ini hanya perlu meyakini saja bahwa realitas illahiah ini adalah sesuatu yang benar adanya.
Komentar
Posting Komentar