Jika dikatakan manusia adalah mahluk yang berakal dan berpikir rasional, ini memang sesuatu yang benar. Akal manusia memang bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah. Namun di balik rasionalitasnya manusia sebetulnya manusia itu lebih banyak berpikir irasionalnya ketimbang rasionalnya. Irasional adalah lawan kata dari rasional. Jika rasional adalah sesuatu yang masuk akal sedangkan irasional adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Maksud dari ketidak masuk akalnya di sini, karena orang yang sedang berpikir irasional itu melakukan sesuatu berdasarkan sisi emosinalnya, apa yang disukai dan apa yang disenangi tidak melihat sesuatu dari sisi benar atau salah.
Sebagian besar pikiran manusia memang leboh didominasi oleh pikiran yang irasional. Coba lihat saja dalam kehidupan kehidupan manusia sehari-hari, dimana manusia lebih senang bermain game dan menonton hiburan ketimbang belajar. Padahal jika dipikir rasional, maka game dan tontonan hiburan itu sebetulnya tidaklah bermanfaat. Meskipun itu tidak bermanfaat manusia rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk melakukan kegiatan tersebut. Coba bandingkan saja dengan kegiatan belajar, mungkin hanya sekedar satu jam waktu itu terasa lama dan terasa jenuh saat belajar. Manusia lebih senang nongkrong dan bergosip dengan durasi yang lama, ketimbang membaca dan mendiskusikan ilmu. Hal ini membuktikan bahwa pikiran manusia lebih banyak berpikir irasional ketimbang berpikir rasonal.
![]() |
(Pixabay.com) |
Sebetulnya ini wajar-wajar saja jika porsinya pas, selama di batas kewajaran. Jika kita terlalu irasional maka hidup kita tidak ada tujuan yang jelas, begitu juga sebaliknya jika terlalu rasional pikiran kita jadi stress. Baik rasional maupun irasional sebetulnya sama-sama baik selama kita tahu kapan waktunya dan pas dalam menempatkannya. Di satu sisi kita harus berpikir imajinatif dan di satu kita juga harus berpikir logis.
Mengapa Manusia Condong Berpikir Irasional
Lalu mengapa manusia lebih senang berpikir irasional, sebab pikiran irasional ini memang selalu didorong oleh hasrat. Hasrat yang selalu menginginkan sesuatu yang apa menurutnya disenangi. Sebenarnya ada saja orang yang senang menghabiskan waktunya hanya untuk belajar, namun itu jarang sekali. Sebagian besar orang justru lebih senang melakukan yang tidak irasional karena mungkin keterbatasannya dalam berpikir. Batasan setiap otak manusia tentunya berbeda-beda, semakin orang itu menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang maka semakin sedikit pula porsi rasionalitasnya.
Pikiran irasionalitas ini memang lebih banyak dipikirkan, karena selalu menghasilkan efek kesenangan baik secara perasaan maupun pikiran. Pikiran rasionalitas memang selalu berpikir tentang sesuatu yang realitas dimana mungkin bayangan rasionalitas ini tidak seindah irasionalitas. Pikiran kita misalnya cenderung lebih senang untuk menghayal menjadi orang kaya tanpa bekerja, dibandingkan berpikir rasionalitas yang dimana kalau mau kaya harua bekerja. Bekerja adalah sesuatu yang rasionalitas namun banyak yang tidak menyukainya karena tidak menyenangkan.
Selain itu manusia juga cepat bosan, jika pikiran kita terus-terusan berpikir rasional maka akan terasa cepat jenuh dalam melakukan aktifitas. Sehingga mereka perlu beralih ke pikiran yang irasional seperti liburan, rekreasi, traveling, makan-makan, nonton dan semacamnya. Mereka melakukan itu agar pikirannya tidak tertekan oleh pikiran rasionalitas.
Peradaban Pikiran Manusia
Peradaban itu tidak hanya perubahan dari rasionalitas lama ke rasionalitas baru seperti kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru. Tetapi juga dari irasionalitas lama irasionalitas baru, trend pakaian, tempat dan makanan saja perubahan tersebut mungkin bisa kita rasakan. Bahkan pikiran rasional bisa berubah ke pikiran irasional dan semakin tidak irasional. Jika kita pikir-pikir sekarang ini banyak trend yang aneh-aneh dan tidak masuk akal, tetapi orang banyak yang menyukainya.
Jika orang dulu itu makan yang penting kenyang dan menyehatkan, sekarang justru berpikir terbalik makanan yang enak justru dicari biarpun tidak mengenyangkan dan tidak menyehatkan, tidak hanya terhadap makanan tetapi juga pakaian, gaya bahasa dan gaya hidup lainnya. Dulu orang mungkin orang senang percaya hal-hal yang mistis dan horor tetapi sekarang mungkin sudah banyak yang tidak mempercayai itu, tetapi di sisi lain manusia zaman sekarang senang menonton film-film horor padahal itu menakutkan tetapi manusia senang untuk di takut-takuti. Manusia memang aneh ini sebetulnya pikiran manusia ini semakin maju atau malah semakin mundur. Peradaban manusia itu bisa dari irasional ke rasional, dari rasional ke yang lebih rasional, dari irasional ke yang lebih irasional, dan dari irasional ke rasional. Pada intinya perubahan tersebut dari satu hal yang sama kemudian berkembang atau dari sesuatu yang berlawanan.
Kedudukan Rasional dan Irasional
Antara irasional dengan rasional sebetulnya mana yang lebih tinggi? Sebetulnya baik irasional maupun rasional tidak memiliki kedudukan yang paling tinggi tetapi tidak juga setara, tetapi dua hal tersebut selalu saling bergantian. Bisa saja yang irasional itu adalah pikiran yang rendah dibandingkan yang rasional, karena mungkin yang rasional lebih masuk akal dan lebih bermanfaat untuk kita misalnya seperti hawa nafsu. Atau bisa saja sebaliknya yang irasional justru lebih tinggi daripada yang rasional, karena mungkin akal kita tidak bisa menjangkaunya misalnya seperti ajaran spiritual.
Komentar
Posting Komentar