Langsung ke konten utama

5 Alasan Mengapa Kedewasaan Itu Lebih Penting Daripada Cinta

Dalam kehidupan ini kita percaya bahwa cinta itu merupakan hal yang utama, karena mereka menganggap bahwa dalam memilih pasangan itu harus dengan perasaan tanpa perasaan tentu kehidupan pasangan akan terasa hambar. Hal ini memang banyak diwujudkan dalam film-film romance dimana memang terlihat menyenangkan cinta itu.

(Pixabay.com)

Namun yang namanya film tetaplah film tujuannya hanya menghibur bukan mengedukasi. Kita harus tahu bahwa yang namanya cinta itu tidak seperti yang ada dalam film. Cinta yang ada di dalam film itu tentu tidak bisa diterapkan di dunia nyata, yang ada jika diterapkan justru ceritanya jauh dari ekspetasi. Maka dari itu dalam berpasangan, cinta saja tidak cukup butuh namanya kedewasaan. Di bawah ini ada beberapa alasan mengapa dewasa itu lebih penting dari pada cinta.

1. Dewasa Itu Berkomitmen

Alasan pertama mengapa dewasa itu lebih penting, karena cinta itu sifatnya sesaat. Orang yang sudah berpengalaman dalam berpasangan sudah tahu bahwa manisnya cinta mungkin tidak akan bertahan lama mungkin sekitar satu tahun sampai empat tahun. Jika seorang pasangan hanya mengandalkan cinta maka ketika cinta itu hilang lantas apa yang harus dilakukan, mungkin pada akhirnya putus karena alasan tidak cinta, bahkan yang berselingkuh pun juga alasannya karena cinta. Ini ternyata banyak dilakukan, terutama bagi pasangan yang masih muda. Wajar saja karena cintanya masih bergelora, namun tetap saja cinta saja tidaklah cukup dalam menjalin hubungan. 

Selain cinta, kita juga butuh namanya kedewasaan kedewasaan. Kedewasaan ini membuat seseorang agar bisa berkomitmen dengan pasangan, ketika cinta itu hilang namun kedewasaan dalam dirinya telah tumbuh matang, maka sudah dipastikan pasangan tersebut akan bertahan lama. Jadi bisa dikatakan bahwa kedewasaan itu lebih penting daripada cinta, karena cinta itu bicara rasa. Rasa seiring waktu bisa saja hilang dan tumbuh rasa kebosanan sedangkan dewasa itu berbicara komitmen mau dalam kondisi apapun Ia akan tetap menjaga hubungannya. 

2. Dewasa Itu Menyesuaikan

Kita sudah tahu bahwa tujuan cinta itu adalah untuk mencari kenyamanan. Terlebih lagi bagi perempuan, dalam memilih pasangan hal yang paling utama dicari oleh perempuan adalah kenyamanan tidak peduli apakah Ia miskin dan jelek selama Ia membuat nyaman maka itu tidak menjadi masalah. 

Namun, apakah benar dalam berpasangan itu hanya untuk mencari sebuah kenyamanan. Sedangkan namanya hidup kita perlu beradaptasi dengan berbagai kenyamanan, lalu kenyamanan apa yang diinginkan apakah hany sebatas perasaan saja. Pada awal bercinta memang kenyamanan itu didapat, namun seiring berjalannya waktu mungkin saja kenyamanan itu pudar sedikit demi sedikit entah itu karena merasa bosan dengan pasangan atau sifatnya sudah berubah.

Berbeda dengan kedewasaan, dimana dewasa itu bukan mencari sebuah kenyamanan tetapi Ia menyesuaikan diri. Penyesuaian diri ini penting untuk dilakukan agar kita mudah beradaptasi dengan perubahan terutama perubahan-perubahan yang yang dialami oleh pasangan. Apalagi dalam suatu hubungan seiring berjalannya waktu kita akan mengalami berbagai perubahan, seperti punya anak.   Sebelum dan sudah kehadiran seorang anak tentu akan memiliki kondisi hubungan yang berbeda. Mereka yang tidak bisa beradaptasi karena tidak merasa nyaman justru akan pergi begitu saja. Maka dari itu dalam mencari pasangan itu yang terpenting bisa menyesuaikan bukan mencari kenyamanan. 

3. Kedewasaan Itu Membangun

Pada awal-awal sebuah hubungan mungkin akan selalu berperilaku untuk memberi, baik itu memberi hadiah atau kasih sayang. Seakan hanya dialah yang dia kasihi, namun seiring berjalannya waktu, jika hal tersebut sering dilakukan terus menerus maka kita pin akan merasa lelah. Lelah mungkin karena ingin dihargai atas pemberiannya. Pada mulanya cinta saling mengasihi kemudian pada akhirnya mereka saling menuntut. 

Saling menuntutnya pasangan ini merupakan awal permulaan terjadinya hubungan yang tidak harmonis. Mereka saling menuntut untuk dibahagiakan, memang benar tujuan pasangan itu untuk saling membahagiakan. Namun yang salah adalah saling menuntutnya, karena menuntut berarti tidak danya itikad baik untuk membahagiakan. Inginnya dibahagiakan namun tidak mau membahagiakan pasangan. Inilah yang terjadi jika pasangan hanya mengandalkan cinta dimana cinta itu berubah menjadi saling menuntut. 

Berbeda dengan kedewasaan dimana kedewasaan menekankan untuk saling mendukung sesama pasangan bukannya saling menuntut. Orang yang dewasa tidak menuntut dan mengharap balasan, yang mereka pikirkan adalah bagaimana pasangannya menjadi lebih baik. Mereka saling mengerti, saling menyesuaikan lalu pada akhirnya mereka saling membangun. Inilah yang dinamakan pasangan sejati tidak ada unsur toxic reationship di dalamnya. 

4. Dewasa Itu Tahu Mana yang Terbaik

Tujuan dari cinta memang untuk saling menyenangi dan selalu memberi apa yang dapat menyenangkan pasangan. Namun perlu kita ketahui bahwa yang namanya kesenangan itu tidak melihat apakah itu baik atau tidak untuk pasangan, bahkan bisa saja apa yang disenangi itu justru menghancurkan. Kita sering melihat bahwa orang yang sedang bercinta namun pada akhirnya justru malah merusak pasangan entah itu membuat dia kecewa atau menghancurkan masa depannya. 

Maka dari itu, kita juga perlu adanya kedewasaan. Kedewasaan itu dalam memberi sesuatu kepada pasangan bukan soal kesenangan namun kebaikan. Terkadang memang yang namanya kebaikan itu bisa aja sesuatu yang tidak menyenangkan, hal ini tentu tergantung dari pribadi pasangan itu sendiri. Jika mereka adalah pasangan yang dewasa, maka mereka akan sadar bahwa apa yang diberi itu adalah hal yang terbaik bukan hanya sekedar menyenangkan saja. Bisa saja sang pasangan memberi melarang apa yang disenangi karena tahu bahwa kesenangan itu memiliki dampak yang buruk. 

5. Dewasa itu Tahu Batasan

Pada masa sekarang ini banyak muda mudi yang bercinta namun dalam hubungannya mereka justru tidak tahu moral dan adab sehingga mereka sering kelewat batas. Sex bebas adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh pasangan saat ini. Saling mencintai bukanlah hal yang salah namun jika sudah tidak tahu batasan inilah yang salah. Apalagi sampai hamil lalu tidak bisa bertanggung jawab. Inilah yang terjadi jika cinta tanpa ada kedewasaan. 

Kedewasaan dalam berhubungan justru memahami batasan, apalagi bagi mereka yang belum memiliki status yang sah. Mereka yang tahu batasan justru akan lebih aman dalam menjalin hubungan. Tidak berlebihan dalam mencintai apalagi sampai melupakan yang lainnya. Ketika sudah menikah pun dalam hal sex mereka tidak semena-mena atau seenaknya sendiri, selalu memperhatikan kenyamanan bersama. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...