Langsung ke konten utama

Tak Masalah Jika Salah

(Pixabay.com)

Dalam kehidupan ini kita, tentu kita akan selalu berinteraksi dengan orang lain dan tentunya akan bertemu dengan berbagai macam orang. Setiap orang yang kita temui tentu kita akan membunyikan orang tersebut sesuai apa yang kita lihat dan pikirkan.

Begitu juga dengan diri kita. Kita tidak dapat menghindar dari penilaian dari orang lain, baik itu secara sosial maupun individual. Setiap orang tentu akan membunyikan diri kita secara berbeda-beda. Ada yang menganggap kita bagus dan ada juga yang menganggap kita jelek. Memang setiap orang bebas menilai seseorang dan mengungkapkan pendapatnya terhadap diri kita. 

Kita memang tidak dapat menghindar dari penilaian orang lain, walaupun itu orang asing yang tidak kita kenal sekalipun. Selama interaksi sosial itu ada, walaupun tanpa ada sapaan dan perkenalan, maka kita tidak dapat menghindari penilaian orang lain. 

Termasuk juga penilaian jelek dari orang lain. Sebaik-baik apa yang kita lakukan, hal tersebut tentu tidak dapat menghindarkan diri kita kepada penilaian jelek dari orang lain. Apalagi mereka yang pada awalnya membenci kita, apapun yang kita lakukan tentu akan dianggap jelek.

Lalu, apa yang semestinya kita lakukan ketika orang lain menilai jelek diri kita. Pertama, ambil sebagai pelajaran. Hal yang memang jarang dilakukan orang lain ketika dianggap jelek, yakni bis mengambil pelajaran dari penilaian orang lain. Penilaian jelek terhadap diri kita, tentu akan membantu diri kita mengenai kekurangan diri kita. Manusia memang tidak luput dari kesalahan, karena kesalahan adalah hal yang wajar, agar kita selalu belajar dari kesalahan. Maka dari itu kita harus mempelajari kritikan orang lain terhadap diri kita. Apakah benar penilaian orang lain terhadap diri kita itu memang benar apa adanya atau justru mengada-ngada. Jika benar berarti memang ada hal yang harus kita perbaiki dalam diri kita. 

Kedua, mengabaikan apa yang dibicarakan orang lain. Jika memang apa yang dibicarakan terhadap diri kita memang benar-benar salah dan tidak sesuai fakta, maka kita tinggal mengabaikannya. Buat apa memikirkan hal yang tidak penting dipikirkan. Penilaian orang lain terhadap diri kita tentu tidak akan mempengaruhi kualitas hidup kita. Hidup kita ditentukan oleh diri kita masing-masing bukan orang lain.

Salah adalah hal yang wajar jika kita melakukannya, karena di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Justru jika merasa selalu benar, sejatinya dia adalah orang yang selalu salah. Hal ini yang salah dalam menilai diri yang semestinya penilaian yang benar justru diabaikan bukan di pelajari. Mengakui kesalahan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Orang yang bijak tidak takut melakukan kesalahan, akan tetapi mereka justru takut jika selalu benar. Maksudnya dia merasa aneh jika tidak ada yang mengkritiknya. 

Dalam suatu kesalahan kita akan mempelajari bagaimana semestinya kita sebagai manusia dalam melakukan suatu hal. Kesalahan dan kekurangan jelas-jelas berbeda. Kesalahan apa yang kita telah lakukan dan itu bisa diperbaiki sedangkan kekurangan itu tidak bisa dirubah karena itu tabiat kita masing-masing.

Dengan kesalahan yang kita lakukan, kita akan belajar untuk selalu memperbaiki, agar kedepannya bisa memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Tak apa jika melakukan kesalahan, dengan kesalahan itu menjadi suatu pelajaran, dari pelajaran itu maka kita akan memperbaiki kedepannya agar lebih baik, hal ini tentu akan menjadi tujuan hidup kita. Jika manusia tanpa kesalahan atau sempurna maka Ia tidak akan pernah berkembang maju, karena ia sudah tidak tahu apa yang harus Ia lakukan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...