Langsung ke konten utama

Filsafat Diri (Keinginan)


Semua orang tentu memiliki keinginan, namun dari semua keinginan kita tentu ada beberapa yang tidak bisa diwujudkan. Entah itu karena faktor luar atau karena diri kita yang tidak serius untuk meraihnya. Keinginan memang sifatnya umum tidak seperti cita-cita yang memiliki jangka yang panjang dan usaha yang ekstra. 

Keinginan adalah sesuatu yang sederhana yang muncul dari ego diri kemudian mempengaruhi perasaan, pikiran atau indra kita. Pada awalnya keinginan itu muncul dari ego diri. Tanpa ego manusia tidak akan memiliki keinginan, inilah yang membuat perasaan, pikiran dan indra kita menjadi berbeda-beda, karena ego setiap manusia itu berbeda-beda. 

Dari ego ini kemudian muncul perasaan untuk melihat, merasakan, dan mendengarkan, dari indra kemudian data itu dimasukkan kedalam memori kita, kemudian diproses menjadi sebuah bayangan dan hayalan. Biasanya memang kita dalam menginginkan sesuatu itu dengan mengimajinasikannya, misalnya membayangkan punya mobil mewah atau liburan keluar negeri. Manusia memang punya daya imajinasi, inilah yang membedakan manusia dengan mahkluk lainnya.

Imajinasi memang sifatnya tidak realistis. Ia, karena hanya muncul di kepala saja. Imajinasi yang dianggap realistis akan memunculkan ekspetasi. Ekspetasi ini biasanya akan hilang jika ia sadar bahwa apa yang diimajinasikan hanyalah sebuah hayalan. Memang imajinasi adalah sebuah hayalan jika tidak di realisasikan. Maka dari itu, jika ingin mewujudkan imajinasi tersebut untuk menjadi sebuah keinginan butuh adanya cara dan usaha untuk mewujudkannya. 

Jadi, kita bisa katakan bahwa dari ego kemudian timbul rasa ingin melihat fenomena kemudian direkam oleh indra lalu diproses menjadi ingatan, dari ingatan tersebut menjadi imajinasi, dari imajinasi menjadi sebuah pemikiran, dari pemikiran ini menjadi sebuah keinginan, dari keinginan menjadi tindakan, dan dari tindakan ini kan memunculkan fenomena baru. Ini adalah sebuah proses dari fenomena lama menjadi fenomena baru. 

Keinginan bukan hanya berpikir tentang bayangannya saja, namun juga bagai mana cara mewujudkannya. Tentunya orang yang memiliki keinginan yang kuat memiliki tekad yang bulat, terus mencoba dan pantang menyerah. Keinginan memang memiliki pengaruh terhadap hidup manusia. Tanpa keinginan, tidak akan ada artinya hidup ini. Bahkan dengan adanya keinginan, bukan hanya diri sendiri yang bisa berubah bahkan dunia oun bisa ikut berubah. 

Sekecil apapun sebuah keinginan tentu akan mempengaruhi kehidupan sekitarnya. Ini memang seperti domino efek, suatu perubahan diri akan membawa perubahan disekitarnya. Misalnya seperti seseorang yang ingin menjadi kaya, maka Ia akan berusaha untuk membuka usaha, dari usaha ini tentu akan mempengaruhi banyak orang baik itu mempengaruhi pembeli, modal barang dan para pegawai.

Semakin besar usaha tersebut maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap lingkungannya. Yang awalnya sebuah keinginan kecil kemudian mempengaruhi sekitar, kemudian membesar dan membesar kemudian mempengaruhi yang lainnya. 

Ketika usaha itu besar misalnya berbentuk perusahaan besar, maka tentu akan banyak orang yang menginginkan untuk bekerja di sana. Ini membuktikan bahwa keinginan kita bisa mempengaruhi keinginan orang lain, meskipun dengan cara pandang yang berbeda. 

Keinginan kadang bisa saja terwujud, namun bisa diwujudkan oleh orang lain. Misalnya seorang pemikir yang menulis sebuah gagasannya, kemudian ada seorang pemimpin yang tertarik dengan gagasannya, sehingga keinginan ini bisa terwujud oleh orang lain.

Jadi bisa disimpulkan bahwa keinginan itu bisa muncul dari dua sebab. Pertama, keinginan itu muncul dari fenomena yang ada sebelumnya. Kedua, keinginan itu muncul dari hasil pemikiran orang lain. Keduanya memang memiliki keterkaitan yang erat, Ia seperti domino, satu dorongan kemudian akan mendorong yang lainnya, lalu ke yang lain dan seterusnya. 

Seperti itulah keinginan Ia dipengaruhi yang lain dan mempengaruhi yang lain. Seperti sebuah mata rantai yang selalu sambung menyambung dan menjadi sebuah kesatuan. Namun tidak semua keinginan seperti itu, karena ada satu keinginan lagi yang muncul yakni keinginan untuk menolak. Ia merupakan suatu reaksi dari reaksi sebelumnya, jika pembahasan awal menerima keinginan yang awal, ini adalah sebaliknya ini justru menolaknya.

Ini lah yang menjadikan suatu mata rantai keinginan itu menjadi terputus. Hal ini ada beberapa sebab mengapa keinginan ini justru menolak keinginan lama, yaitu karena memang manusia ditakdirkan untuk berbeda. Baik dari sumber pikiran, proses berpikir maupun cara pandang.

Orang-orang yang punya pemikiran menolak atau anti mainstream ini biasanya orang-orang yang kreatif dan evaluatif. Ia selalu mencari tahu apa yang kurang ari sebelumnya kemudian memperbarui hal yang lama tersebut menjadi sesuatu hal yang baru.  

Namun biasanya orang seperti ini banyak yang tidak mau menerimanya karena menganggap bahwa pemikiran yang dianut banyak orang biasanya itu adalah pemikiran yang benar. Memang butuh proses dalam merubah pikiran orang apalagi keinginannya. Sistemnya sama seperti sebelumnya kita harua mempengaruhi orang lain sedikit demi sedikit dan akhirnya membawa pengaruh yang besar. Orang hebat bukan lah orang yang dipengaruhi namun mempengaruhi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...