Kalau bicara tentang apa itu cinta, memang tidak akan habisnya untuk di bahas. Cinta selalu dibuatkan lagu, puisi, film dan buku. Semuanya tentu pada intinya merujuk pada cinta. Hampir semua orang memang sudah tahu apa itu namanya cinta, namun apalah benar definisi cinta menurut pribadi masing-masing sudah benar adanya. Jangan-jangan apa yang dipahami mengenai cinta selama ini tidak benar adanya. Makanya kita perlu kongkritkan mengenai apa itu cinta.
![]() |
(Pixabay.com) |
Jika ingin dicintai maka sejatinya bukanlah orang yang mencinta, namun Ia adalah ego. Ego adalah rasa keakuan diri. Merasa dirinya adalah orang yang penting dan selalu ingin dipedulikan oleh orang lain. Sehingga jika ada orang yang ingin dicintai maka sejatinya dia adalah orang yang egois, Ingin dicintai namun takut mencintai.
Tidak akan benar suatu hubungan jika ada ego di dalam dirinya. Orang yang egois selalu ingin menjadikan dirinya sebagai objek cinta. Lalu ego diri akan selalu menuntut pasangan untuk membahagiakannya, Ia selalu beralasan jika tidak dibahagiakan lebih baik putus saja.
Padahal orang yang mencinta, tidak mudah berkata pisah, karena cinta sejatinya selalu merawat dan menjaga. Cinta itu memberi bukannya meminta dan cinta tidak berharap untuk diberi namun Ia memberi.
Cinta itu melawan ego dalam diri dan menghilangkan ego dalam diri, kemudian menghadirkan kasih sayang didalam harinya lalu menyalurkannya pada yang lainnya, selalu saling mengasihi dan saling memberi.
Berbeda dengan rasa peduli, cinta itu adalah rasa bukan logika. Jika cinta dibumbui logika, sebetulnya itu adalah rasa kepedulian. Jika cinta adalah rasa, lalu rasa apa yang dirasakan.
Mungkin rasa itu hanya bisa dirasakan oleh masing-masing orang. Seperti manis, kita tidak bisa mendefinisikan rasa manis secara tertulis dengan kata-kata namun Ia bisa dirasakan.
Namun secara kasat mata, cinta akan selalu mendorong untuk melakukan sesuatu. Tetapi cinta juag tidak seperti nafsu, memang sama-sama dorongan pada diri. Namun cinta akan mendorong kepada kebaikan sedangkan nafsu akan mendorong kepada hal yang mubah bahkan kepada hal yang buruk.
Cinta akan selalu mendorong hambanya untuk mencintai tuhannya. Karena Tuhan lah sejatinya yang menciptakan cinta, maka akan menjadi sesuatu hal yang aneh jika cinta itu menjauhkan dirinya pada tuhannya.
Terkadang cinta itu tidak disadari oleh dirinya, namun bisa disadari oleh orang lain. Inilah yang dinamakan koneksi cinta, Ia bisa terhubung tanpa ada sepatah katapun yang terucap.
Cinta tidak memandang latar belakang, fisik, karakter dan juga. Cinta itu berasal dari hati bukan dari mata dan logika. Cinta bisa hadir kepada siapapun, tanpa melihat siapa dia. Cinta yang tulus tidak memandang siapa dia dan tidak berharap balasan, bahkan dibalas dengan rasa sakit pun akan diterimanya dengan senang hati.
Cinta sejati akan selalu ada di dalam kondisi apapun, susah maupun mudah, sedih maupun senang. Cinta itu hadir tanpa harus dipinta, hadir dan terus menemani tanpa ada rasa bosan sedikitpun. Karena cinta itu adalah kenikmatan, nikmat di setiap kondisi apapun.
Cinta itu hanya satu, karena tidak mungkin seseorang mencintai dua hal yang berbeda. Tentu Ia akan memilih salah satunya, sedangkan yang lainnya hany sekedar suka. Suka dengan cinta juga kedua hal yang berbeda, jika suka hanya hadir dikala bahagia, tetapi cinta akan hadir baik susah maupun senang.
Cinta memang selalu kontradiksi dengan yang lainnya, melawan berbagai rasa benci, amarah, nafsu, egois, tamak, apatis, dan logika. Namun cinta yang baik tidak akan bertentangan dengan akal sehat, justru akan mengantarkan akal ke jalan yang benar.
Memang sulit mendefinisikan cinta dengan konkrit dan bisa diakui oleh semua orang. Hanya orang-orang yang merasakannya dan paham tentang cinta ini. Cinta hanya akan hadir di dalam hati orang-orang yang suci. Tanpa ada rasa kebencian, dendam, amarah dan kebusukan-kebusukan lainnya. Jadi jangan mengaku-nafsu cinta jika nafsu masih bergelora.
Cinta memang ada di dalam hati namun butuh bukti. Bukti tentang kesungguhan dirinya dalam mencintai, rela melakukan apapun demi apa yang dicintai. Rela berkorban tanpa berharap imbalan. Mengikuti apa yang diperintahkan dengan senang hati tanpa ada rasa beban di dada.
Komentar
Posting Komentar