Langsung ke konten utama

Meredupnya Pikiran Saat Ini

Manusia adalah makhluk yang memiliki pikiran dalam menjalankan hidupnya, berbeda dengan hewan yang hanya mengandalkan instingnya untuk bertahan hidup. Bukan hanya untuk bertahan hidup, manusia dengan pikirannya menciptakan benda-benda baru dan hal-hal baru sehingga bisa kita lihat, perubahan dunia ini memang tidak lepas dari pengaruh manusia. 

Dalam sejarahnya manusia banyak memikirkan berbagai macam hal, sehingga menciptakan sebuah disiplin ilmu yang bernama filsafat. Filsafat memang terkenal di belahan dunia barat terutama Yunani seperti Thales, Aristoteles, Socrates, Plato dan masih banyak lagi. Perkembangan pemikiran filsafat ini berkembang dan terus berkembang sampai saat ini.

Hanya saja filsafat di era kini hanya sekedar membahas teori-teori lama, jarang sekali menemukan seorang yang menemukan pemikiran yang baru dan mampu mempengaruhi dunia dengan pemikiran. 

(Pixabay.com)

Saat ini memang ilmu-ilmu tidak menyatu atau terhubung dengan satu sama lainnya. Kini ilmu-ilmu ini maju dan berkembang secara terpisah. Padahal dulu pemikiran baik filsafat, sains, sosial dan agama itu tidak lah bisa dipisahkan sehingga memperkuat, memperkaya antara ilmu-ilmu tersebut. 

Ahli-ahli filsafat kini memang cerdas hanya saja tulisannya sekedar mengikuti pikiran-pikiran lama, jarang menemukan seorang ahli filsafat yang murni berargumen dengan pemikirannya. Nyatanya memang kita terlalu asik dengan pemikiran orang lain sampai lupa, apakah kita bisa menciptakan pemikiran baru. Mereka menganggap bahwa tidak perlu ada lagi pemikiran baru, karena sudah banyak dibahas di masa lalu.

Pemikiran kita saat ini nyatanya hanya terpaku dengan teori-teori lama tanpa mengklarifikasi atau mengkritik ulang tentang teori-teori tersebut, apakah pemikiran lama memang masih relevan dengan saat ini.

Padahal banyak hal-hal yang baru di masa kini yang belum pernah ada di temukan dimasa lalu. Terutama dalam hal teknologi dan informasi. Teknologi saat ini memang telah maju dan berkembang, hanya saja saya rasa saat ini mengalami banyak kemunduran dalam hal pemikiran.

Pemikiran-pemikiran saat ini nyatanya hanya sekedar tujuan komersil saja. Semua tulisan dan hasil temuan itu hanya untuk tujuan bisnis bukan murni dari diri pribadi. Ketika pemikiran ini hanya demi tujuan komersil, pikiran-pikiran tersebut menjadi terlihat kaku dan kurang kreatif. Jangankan memilik gaya pemikiran, pemikiran baru yang murni saja belum tentu memiliki. Sehingga yang terjadi tokoh pemikir saat ini eksistensinya tidak bertahan lama. Selain itu, pikiran-pikiran tersebut hanyalah sekedar formalitas saja agar terlihat seperti tokoh pemikir. Memang tidak ada itikad dalam diri untuk benar-benar berpikir kritis dan kreatif.  

Pemikiran saat ini hanya sekedar pikiran yang ada dalam pikiran saja, Ia tidak bisa hidup di tengah-tengah masyarakat. Idealitas yang tidak melihat realitas hanyalah sekedar imajinasi bukan inovasi. Pikiran-pikiran itu hanya dimiliki oleh kaum elit pemikir, dibahas oleh ahlinya, namun tidak dikembangkan lagi untuk bisa lebih dipahami oleh masyarakat umum dan disebarkan kepada masyarakat umum. 

Berbeda dengan di masa lalu, tokoh pemikir memang berpikir bukan untuk dibayar atau untuk kepangkatan, akan tetapi memang karena kemauannya sendiri sehingga apa yang mereka ciptakan merupakan pemikiran yang sanga fenomenal dan tetap eksis sampai saat ini. Seperti kita lihat saja, aristoteles dengan pemikirannya sampai saat ini masih tetao eksis, padahal pemikiran tersebut sudah sangat berlalu. Lihat saja buku-buku mereka saat ini masih saja dibaca oleh para pemikir saat ini.

Saat ini kita butuh pemikiran yang bukan hanya melangit namun membumi. Pemikiran yang bisa berkontribusi terhadap khazanah keilmuan dan bisa bermanfaat bagi masyarakat dunia. Dengan kecanggihan teknologi dan informasi, mengapa hal tersebut tidak dimanfaatkan. Waktu akan terus berjalan dan berubah, maka dari itu kita perlu seorang tokoh-tokoh pemikir yang bisa mewarnai dunia ini. Jangan sampai meredup oleh orang-orang bodoh pecinta hiburan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...