Langsung ke konten utama

Cinta dan Masa Depan

Berbicara cinta memang tidak pernah-pernah habis untuk dibahas. Ia selalu ada dalam kehidupan kita. Cinta memang selalu menyatukan kedua insan yang berbeda. Bukan hanya menyatukan lawa jenis cinta juga bisa menyatukan berbagi kalangan, seperti cinta keluarga, cinta sesama suku, cinta negara dan lainnya. 

Untuk sekarang mungkin akan lebih membahas cinta dengan lawan jenis yang dimana memang sering dibahas oleh banyak manusia. Jika berbicara pasangan, apakah cukup hanya dengan cinta. Cinta seakan menjadi pokok utama dalam berpasangan dan menjadi magnet bagi insan yang berpasangan. 


Namun cinta saja tidaklah cukup, apalagi berbicara masa depan. Cinta dalam hal biologis adalah hormon oksitosin, Ia menjadi pemicu datangnya kebahagiaan. Tanpa hormon ini manusia mungkin tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. 

Bicara tentang hormon, tentu Ia akan habis seiring digunakan. Seperti bensin, apabila digunakan secara terus menerus maka Ia akan habis. Lalu jika hormon itu sudah tak ada, apakah cinta itu masih ada. Memang sayang, ternyata masih banyak pasangan yang lebih baik putus karena alasan tidak cinta lagi. 

Cinta itu tidak bisa menilai baik ataupun buruknya seseorang. Jadi, jika cinta tanpa akal hanya lah cinta buta. Cinta buta hanyalah akan membuat kita lupa tentang diri kita dan semua urusan kita. Atau sebaliknya jika menikah karena cinta, maka selingkuh pun juga karena cinta, hanya saja cinta yang salah. Cinta yang disisipi oleh hawa nafsu hanya membawa kebinasaan. 

Maka dari itu, sebelum cinta itu hadir, alangkah lebih baiknya mempersiapkan terlebih dahulu. Melatih diri dan memantaskan diri agar ketika cinta itu hadir, maka sudah matang dan sudah siap.

Hadirnya cinta maka harus siap mental juga, tanpa mental yang kuat cinta akan goyah jika masalah datang. Pondasi agama juga haruslah di bangun, karena cinta tanpa menghadirkan tuhan adalah hal yang omong kosong. Apabila cinta menjauhkan diri kepada tuhan maka suatu saat cinta itu akan sirna. 

Hal ini tentu akan membuktikan bahwa cinta saja tidak cukup, apalagi ini untuk jangka yang panjang. Perjalanan menuju masa depan tentu tidak cukup jika hanya berbekal  dengan cinta.  Selain cinta ada beberapa hal yang perlu kita miliki dalam diri, yakni seperti komitmen, moralitas, tanggung jawab, mental, kapasitas diri, kontrol diri, kemampuan belajar, cerdas dan masih banyak lainnya. 

Bukan hanya kesiapan diri saja, menilai pasangan juga penting. Cinta itu tidak apa adanya justru ada apanya. Menilai pasangan sangatlah penting, agar tidak alah pilih pasangan. Kita memang tidak bisa pilih anak namun bisa pilih pasangan, pilihan dimana itu merupakan pilihan terbaik bagi kita. Pasangan yang mampu membimbing kita kejalan yang baik.

Tidak harus yang kaya, tidak harus yang berkarya, dan tidak harus yang rupawan. Yang terpenting adalah akhlaknya, tutur katanya yang baik, sopan dan tidak menyakiti, tidak suka berbuat kasar, baik terhadap orang tuanya, temannya, sesama manusia dan kepada Tuhan.

Cinta berasal dari tuhan dan syariat hadir untuk cinta. Syariat adalah hal yang utama dibandingkan dengan cinta, karena syariat bisa mengatur cinta dengan semestinya, agar hak dan martabat kita bisa terjaga. Jika syariat dijaga maka cinta pun akan terjaga dengan semestinya.

Kita berharap cinta itu hadir sampai tua dan bahkan sampai ajal menjemput. Tujuan cinta bukan hanya saat hidup di dunia, namun juga sampai ke akhirat kelak. Menuju Jannahnya Tuhan yang maha kuasa, bahagia selama-lamanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...