Langsung ke konten utama

Filsafat Diri (Takdir dan Kebebasan)


Manusia adalah makhluk yang istimewa dibandingkan dengan makhluk lainnya, Ia memiliki namanya kebebasan untuk melakukan suatu hal. Berbeda misalnya sepertu hewan, dimana mereka hidup tumbuh, makan dan berkembang biak dengan cara seperti itu-itu saja. Mereka tidak memiliki kehendak untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda. Begitu juga dengan kebebasan. Kebebasan dalam arti hewan ini tidak memiliki kebebasan dalam berpikir. Mereka hanya melakukan seperti apa yang dilakukan sebelumnya. Berbeda dengan manusia yang memiliki aktifitas yang berbeda dari sebelumnya. 

Manusia memang diberi keistimewaan yakni hati, akal dan pikiran. Manusia memiliki kebebasan untuk berpikir dan berkehendak untuk memilih sesuatu yang mereka inginkan.  Tidak seperti hewan yang melakukan suatu tindakan dengan seragam seperti hanya makan tidur dan berkembang biak. Manusia memiliki kehendak dan perilaku yang berbeda-beda. Inilah yang menjadikan manusia makhluk yang unik, tidak ada di dunia ini manusia yang memiliki hal yang sama dari segi karakter, pikiran, dan kehendaknya. 

Manusia memang diberi takdir kebebasan. Ada empat hal yang membuat manusia bebas, yakni akal dan hati. Akal digunakan untuk memilih secara rasional, mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dengan akalnya manusia dapat memprediksi seperti apa kedepannya. Hati digunakan untuk sesuatu yang diluar jangkauan akal, memang hati ini selalu bertentangan dengan akal. Namun biasanya jika manusia mengikuti kata hatinya, Ia akan selalu dijalan yang benar. Hati ini adalah bisikan Tuhan, untuk mendorong manusia untuk melakukan suatu hal, tetapi dengan kehendaknya manusia bisa saja menolak kemudian melawan akal dan hati. 

Manusia memang diberi kebebasan, hanya saja kebebasan manusia itu ada batasnya. Kebebasan manusia ini seperti sangkar burung, Ia bebas terbang namun hanya sebatas di dalam sangkar. Adapun kebebasan tersebut dibatasi oleh 3 hal, yaitu hukum alam, hukum sosial dan hukum tuhan. 

Hukum alam adalah suatu fenomena yang sifatnya tetap, hukum alam ini membuat manusia tidak bisa bebas untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan. namun dengan kecerdasannya manusia bisa merekayasa itu semua. Seperti menanam, berternak, membuat bangunan dan lainnya. Semuanya berasal dari alam lalu manusia mengaturnya sedemikian rupa. Hanya saja hukum alam masih tetaplah kuat, seperti misalnya tanaman Ia akan tetap menumbuhkan tanaman yang sama dan hewan kan tetap memiliki sifat yang sama sebelumnya. Memang hukum alam ini lebih baik dibiarkan tetap seperti alaminya, karena jika keluar dari hukum alam justru akan merusak struktur yang sudah ada. 

Hukum sosial adalah hukum yang dibuat atas kesepakatan manusia itu sendiri. Hukum sosial ini terjadi karena manusia saling terhubung dengan yang lainnya, sehingga manusia tidak bebas untuk melakukan suatu hal karena akan berbenturan dengan manusia lainnya. Pada intinya manusia tidak akan bisa bebas selama ada manusia lainnya dan juga manusia akan selalu membutuhkan manusia lainnya yang akan menjadikan dirinya ketergantungan dengan manusia lainnya. Inilah yang membuat manusia tidak bisa bebas seperti apa yang Ia inginkan. 

Baik hukum alam maupun hukum sosial pada hakikatnya sebetulnya sama-sama hukum tuhan. Hanya saja khusus untuk hukum Tuhan ini dimana hukum Tuhan memang tidak bisa diganggu gugat atau manusia tidak bisa ikut campur didalamnya. Misalnya seperti hal-hal yang sifatnya ghaib seperti masa depan, akhirat, surga, neraka, hari kiamat dan pengadilan Tuhan. Manusia tidak akan bisa ikut campur dalam hal itu dan juga manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut, sekalipun Ia tidak percaya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...