Langsung ke konten utama

Peran Pendidikan untuk Kemajuan Negri

(Pixabay.com)
Pendidikan merupakan hal yang penting didalam sebuah sistem negara dan masyarakatnya. Pendidikan menjadi tolak ukur suatu negara apakah negara tersenut naik atau tidak sistem dan kualitas pendidikanya. Semakin baik kualitas pendidikannya maka semakin baik kualitas negara tersebut. 

Pendidikan menjadi suatu yang vital dalam sebuah negara, jika pendidikan itu di rusak maka rusak pula  negara tersebut. Pendidikan memiliki fungsi untuk mencetak generasi muda agar unggul dan bisa meneruskan kedaulatan negara ini. Sehingga penting sekali peran pendidikan di dalam negara. Dari mulai SD sampai Kuliah, Ia adalah rangkaian yang selalu terhubung. 

Namun sayang sekali negara kita kualitas pendidikannya masih jauh dibawah standar pendidikan dunia. Bahkan, masih kalah dengan negara tetangga. Hal ini menjadi PR bagi pemerintah, dimana mereka seharusnya lebih memperhatikan pendidikan kita, dibandingkan hanya sekedar proyek pembangunan dan bisnis. 

Berbicara tentang pendidikan, saat ini kita harus memperhatikan dari segi materinya juga. Apakah yang diajarkan itu relevan dengan dunia nyata atau hanya sebatas hayalan belaka. Hayalan yang dimaksud disini adalah materi yang tidak terpakai di dunia nyata. Pada faktanya memang seperti itu, banyak materi dan teori sekolah itu tidak terpakai di dunia nyata. 

Misalnya kita belajar matematika seperti belajar integral, al jabar, eksponensial dan semacamnya. Dimana memang itu benar-benar logika, sulit diterapkan di dunia nyata. Apalagi jika setelah lulus  mau langsung bekerja tentu saja ilmu-ilmu tersebut tidak terpakai. Jangankan terpakai, sekedar diingat pun sulit rasanya. 

Materi-materi pendidikan kita seharusnya bisa lebih diarahkan, ada yang ke praktis dan ada yang ke teoritis. Memang hal ini sudah diterapkan dalam sekolah SMA dan SMK. Namun kita memang betul-betul materi yang bukan sekedar formalitas tetapi juga ada nilai esensialnya juga. Kita butuh ilmu pengetahuan yang bukan hanya bisa menempel di akal dan pikiran saja, namun juga memiliki kesan juga. Sehingga pendidikan bukan hanya kewajiban saja tetapi juga menjadi suatu kebutuhan individu. 

 samping materi yang esensial dan sesuai dengan realitas. Tenaga pengajar yang juga harus memiliki kualitas yang baik, bukan hanya cara penyampaiannya saja tetapi juga suasana pelajaran, di dukung dengan belajar di luar kelas. Misalnya ilmu alam kita di hadapkan langsung dengan alam seperti meneliti tumbuhan, hewan, mengukur kecepatan dan semisalnya. Ilmu sosial misalnya dihadapkan dengan sosial masyarakat, seperti meneliti pasar, mata pencaharian, budaya masyarakat sekitar dan semisalnya. Sehingga ilmu itu memiliki kesannya tersendiri, bukan hanya sekedar tahu namun juga ikut merasakannya.

Seorang siswa juga bukan hanya menguasai skill di otak seperti berlogika dan berwawasan, tetapi juga harus bisa mempraktikkan di didalam dunia nyata. Bukan hany sekedar logika dan berwawasan, kemampuan seperti kretifitas, public speaking, problem solving, manajemen, semuanya harus mereka kuasai. Bukan hanya kemampuan secara individual saja tetapi juga memiliki kemampuan kolektif, seperti skill kerja sama tim dan kepemimpinan. 

Pendidikan juga seharusnya memberikan kesadaran diri. Bahwa, pendidikan bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga bisa memberikan kesadaran bagi para siswa mengenai permasalahan di negeri ini, seperti permasalahan ekonomi, kerusakan alam, konflik di masyarakat dan dan semacamnya. Kemudian muncul suatu kesadaran  dalam dirinya untuk merubah dan memperbaiki itu semua. Sadar ingin menjadi manusia yang bermanfaat, berakhlak, dan berprestasi. Kesadaran ini bukan hanya sekedar individual saja tetapi juga secara kolektif. Pada intinya pendidikan jangan hanya sekedar tulisan di atas kertas, namun juga sesuai dengan realitas dan bisa diterapkan. 

Di era kini kualitas pendidikan tentu harus diperhatikan. Kompetensi kita bukan hanya sekedar antar kelas atau antar sekolah, namun juga antar negara. Di mana masyarakat ikut terlibat dalam perubahan zaman. Jangan sampai pendidikan kita seperti ini-ini saja, selalu terpolitisasi terus-terusan tanpa ada itikad untuk merubah ini semua. 

Jika memang pemerintah memang enggan dalam memperhatikan pendidikan kita. Kita sebagai masyarakat semestinya bisa berinisiatif untuk membuat sekolah alternatif. Percuma mengandalkan pemerintah yang lambat merespon apalagi bertindak. Gerakan masyarakat dari bawah memang penting dilakukan agar pemerintah mau bergerak dan mengupayakan pendidikan kita agar lebih maju dan bisa berkompetisi dengan negara lain. Jika ini diabaikan secara terus-menerus, cepat atau lambat negara kita akan terjajah kembali, tentunya dengan sistem penjajahan model baru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...