Langsung ke konten utama

Yang Penting Dibeli

Hidup yang serba konsumtif membuat manusia semakin tidak independen dalam hidupnya. Apa-apa pasti perlunya uang untuk membeli, mau beli makan besan, mau beli pakaian pesan, mau beli barang juga pesan. Dunia yang begitu mudah dimana semua serba dilayani kalau punya uang. 

Saat ini mau apapun itu yang dibeli yang penting laku tidak peduli apakah barang itu berguna atau tidak merusak tau tidak. Logika sekarang memang logikanya logika bisnis. Senyeleneh apapun sebuah barang kalau laku di pasar tidak jadi masalah. 

Barang-barang saat ini memang bervariatif, bagus-bagus, dan menarik minat para pembeli. Namun, jarang sekali orang memperhatikan, apakah barang-barang tersebut berguna untuknya ataukah tidak. Yang penting murah diskon gede-gedean, kalap sudah tidak bisa dibendung lagi. Pada saat membeli kemudian bingung sebenarnya barang itu untuk apa dibeli dan gunanya untuk apa, hingga pada akhirnya terbuang dengan sia-sia. 

(Pixabay.com)


Jangan sok menasehati anak kecil yang beli jajan sembarangan, kalau sudah besar saja jajan masih sembarangan. Makin kesini memang orang yang berumur sifatnya makin kekanak-kanakan, sering nangis, jajan sembarangan, dan tidak dewasa. Mungkin ini efek dari kemudahan teknologi yang membuat masyarakat semakin manja hidupnya. 

Manusia sekarang ini logikanya serba amburadul. Uang banyak buat narkoba, pesta-pesta dan mabuk-mabukan. Alasannya karena itu uang miliknya sendiri yang penting dirinya senang dan ada yang menjual semua itu. Gak peduli siapa orangnya kalau uangnya banyak Ia pasti dilirik. Gak peduli apa yang dibeli kalau memang laku dijual tidak masalah. 

Dunia pasar kini memang tak terkontrol, manusia semakin bebas dalam melakukan hal apapun. Memang kreatifitas hari ini begitu gila dan diluar batas kewajaran. Saat ini manusia rela berperilaku aneh yang penting banyak disukai orang banyak terkenal dan banyak uang. Tidak peduli seberapa jelek dirinya di mata orang lain yang penting orang banyak yang meliriknya. 

Sudah kita tidak perlu teori-teori bisnis ekonomi apalah itu karena pembahasannya terlalu imajinatif jika diterapkan saat ini. Hari ini merupakan dunia yang serba bebas dimana manusia tidak dibatasi oleh ilmu pengetahuan ataupun sebuah norma. 

Apakah memang dunia saat ini harus dibiarkan begitu saja dan apakah ini adalah sesuatu yang alamiah. Dimana orang bebas memperkaya dirinya sekaya-kayanya tanpa ada yang membatasinya sehingga membuat ketidak seimbangan dunia. 

Banyak yang pada akhirnya menyesal dengan itu semua sadar. Kapok membeli belanjaan yang tak berguna, jajan sembarangan namun ketika sehat kembali dan uang kembali pulih namun berulah kembali seperti manusia yang hedonis lagi. Memang godaan pasar ini sulit untuk menahannya, Ia memang menjadi sebuah candu selama Ia masih bernafas maka Ia akan selalu kembali dan kembali lagi kepada sesuatu yang mubazir. 

Banyak memang barang-barang dibeli namun pada akhirnya terbuang sia-sia. Mengoceh harga-harga pangan naik namun kalau belanja barang yang tak dibutuhkan jarang protes. Ini jadi sebuah kebingungan, dimana kalau disebut sejahtera nyatanya mereka mengeluh akan harga yang naik namun jika dikatakan miskin daya beli masyarakat terhadap barang-barang tersebut justru meningkat. 

Pasar bebas memang membuat masyarakat bebas membeli apapun yang Ia inginkan. Memang banyak orang-orang yang kreatif menciptakan sebuah barang, hanya saja sayang memang banyak barang-barang yang diciptakan sebenarnya kurang bermanfaat. Dan memang tujuannya bukan kemanfaatan tetapi hanya untuk menarik calon pembeli. Masalah baik tidak baik itu urusan belakangan. 

Sebagai konsumen memang kita juga perlu sadar mengenai barang-barang apa saja yang penting untuk dibeli dan barang apa saja yang tidak penting untuk dibeli. Jadilah konsumen yang cerdas, membeli tidak hanya sekedar kegengsian atau untuk pamer saja tetapi itu memang menunjang kualitas diri kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...