Langsung ke konten utama

Kembali Menuju Konten Media yang Menyadarkan

Saat ini media kita memang dikuasai oleh konten-konten yang tidak jelas yang mana jelas-jelas tidak mencerdaskan. Hanya membuat manusia bodoh dan semakin tidak bermoral. Jika kita tanyakan kepada anak-anak muda sekarang, tahu apa mereka soal pancasila, negara, atau bahkan tentang pelajaran-pelajaran sekolah, mungkin mereka pandai mengenai siapa nama youtuber terkenal namun mereka tak tahu siapa pahlawan bangsa. Ironis memang melihat fenomena tersebut, yang amna teknologi yang mestinya digunakan untuk hal-hal yang baik seperti menambah wawasan, namun sekarang malah digunakan untuk sesuatu yang tidak berguna. 

Memang sepenuhnya bukan mereka tetapi isi dalam konten yang bermunculan memang adalah sesuatu yang tidak berguna. Bahkan berita-berita sekarang hanya menyajikan berita yang bodoh saja, tujuan utamanya tentu bukan mencerdaskan tetapi untuk meraup keuntungan. Memang susah jika pola pikirnya sudah bisnis, tidak peduli seberapa rusak sebuah ruang sosial yang penting Ia dapat untung dari ketidakberuntungan orang lain. 

Saat ini memang publik sudah mulai sadar bahwa konten-konten hari ini sangatlah tidak sehat. Dan ini memang disadari oleh anak-anak generasi 90-an yang memang tahu betul perbandingan media dulu dengan sekarang. Mungkin bagi generasi 2000-an sedang fokus pada pikirannya, perasaannya dan jati dirinya entah kapan Ia selesai mengurusi urusan psikisnya yang tak pernah usai itu. 

(Pixabay.com)

Yang namanya penonton, netizen, ataupun semacamnya memang tidak bisa diseragamkan. Tidak semua netizen berpikiran negatif, tidak semua netizen berkata kasar dan mencela, yang pada intinya manusia adalah individu yang bebas dimana Ia bisa berpendapat pada suatu fenomena. Namun, kita bisa membaca mana netizen yang cerdas dan mana netizen yang goblok, itu semua tergantung dari bobot komentar atau kritiknya. 

Media sekarang memang sulit untuk dikontrol, akses yang bisa dilakukan secara individu tentunya akan memberikan respon yang beragam. Tidak perlu diwakili oleh orang lain untuk berpendapat, sendiri saja juga sudah mampu. Bahkan pemerintah pun tidak akan mampu mengendalikan pikiran manusia saat ini meski Ia membayar para penjilat yang bertujuan untuk membuat gaduh media sosial. Serapih apapun pemerintah menutupi aibnya pas cepat atau lambat akan terungkap ke media. Namun memang perlu hati hati bahwa akan ada saja para penjilat yang menfitnah ke sana sini yang tentunya dengan cara yang berbeda pula agar tidak mudah untuk ditebak. 

Kesadaran publik memang penting, terutama mengenai pilihan tontonan masyarakat. Karena media sekarang itu tergantung pasarnya, ketika pasar menyukai konten-konten pembodohan maka banyak juga para youtuber, selebgram ataupun semacamnya akan menunjukkan konten yang serupa. Memang kesadaran serentak patut diperhitungkan. 

Penyebab permasalahan yang sebenarnya mengapa sulit diatasi karena memang publik tidak tersadarkan, selalu menikmati kenikmatan masing masing tanpa tahu di samping kiri kanannya sedang menderita atau tidak. Ini memang bahaya dimana manusia ketika hany memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri maka manusia lainnya dianggap tiada hingga pada akhirnya manusia hanya menjadi manusia yang egois. 

Memang sulit rasanya menyadarkan publik. Jika mengandalkan pemerintah saja, lebih bain menyuruh tukang beca saja untuk merubah, karen percuma orang-orang elit yang ngakunya banyak duit dan berpendidikan oun juga tidak bisa berbuat apa-apa. Bisanya hanya menghabiskan anggaran negar saja. 

Bicara media sekarang ini tidak hanya sekedar konten hiburan belaka tetapi juga memang isi pikiran manusia dan perang siapa yang sekiranya konten yang menarik. Apalagi perubahan sekarang amat begitu cepat berubahnya, sekarang sedang viral ini besok akan berganti lagi. Otak-otak manusia menjadi random tak karuan, hanya mereka yang sadar bahwa media saat ini tidaklah sehat. 

Daripada hanya mengeluhkan mengenai media yang sekarang tak karuan ini memang alangkah lebih baiknya kita mejadi kontributor juga. Membuat konten yang mencerdaskan dan menyadarkan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh orang sekarang. Tidak hany menjadi komentator namun juga dapat menjadi kontributor. Itulah yang sekarang bisa kita lakukan, banyak bergerak dan tidak terlalu banyak scrolling media. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...