Langsung ke konten utama

Menjadi Tuhan Dunia

Dapat memiliki seisi dunia ini tentunya siapa yang tidak menginginkannya. Apalagi semua keinginan dapat mudah begitu saja diwujudkan. Namun ini memang tidak hanya sekedar bualan saja. Pada kenyataannya ada segelintir manusia yang sedang mengontrol dunia bahkan hidup kita. 

Dari mulai bangun tidur, mandi, berpakaian, dan segala aktifitas hidup kita nyatanya dikontrol oleh segelintir orang. Sebut saja yakni para penyedia barang-barang yang sering kita konsumsi. Tentu jasa mereka sangatlah penting, tanpa mereka maka kit akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hany saja sayang memang yang memenuhi kebutuhan hidup kita sebenarnya belum tentu hidupnya terpenuhi, tentunya siapa lagi kalau bukan buruh. 

Hidup ini memang tercipta sebuah kelas-kelas sosial. Kelas sosial secara struktural yang tak mungkin bisa lepas begitu saja. Ad kita sebagai konsumen, distributor seperti pedagang dan semacamnya, ada produsen baik pemilik perusahaan maupun buruh dan pada strata paling atas tentunya adalah para investor. 

(Pixabay.com)

Investor tentunya merupakan Tuhannya di dunia ini. Ia mengontrol seluruh kehidupan manusia dari produsen sampai ke konsumen. Ia memang seperti tidak memiliki peran langsung dalam kehidupan, namun sokongan mereka memang diperlukan tanpa mereka mungkin banyak perusahaan yang bangkrut. Memang selain itu juga ada bank yang mengotrol peredaran uang hanya saja itu adalah alat bukan subjek utama. 

Tuhan dunia ini memang yang bis mengendalikan seluruh dunia, namun Ia juga lemah ketika uang mereka tidak tersalurkan ke seluruh dunia. Cara bekerja mereka memang seperti itu, mengendalikan dunia dengan uang. Semakin banyak uang maka semakin banyak yang bisa dikendalikan. Namun sebenarnya bukan banyaknya uang yang beredar akan tetapi adalah nilai keuntungan yang mereka miliki. 

Kekayaan mereka pasti tidak terhitung dan bahkan uang yang ada di seluruh dunia ini tidak bisa menyamai jumlah kekayaan yang mereka miliki. Bagaimana seorang kaya tak punya uang namun Ia bisa membeli apapun. Tentunya kekayaan tidak diukur dari seberapa banyak uang yang dimiliki di kantong namun seberapa besar investasi yang dikeluarkan. Bagi mereka uang bukan untuk disimpan atau ditabung akan tetapi dialirkan agar Ia bisa beranak pinak dan menjadi lebih banyak. 

Kekayaan mereka memang seperti air di bumi dimana Ia akan disalurkan ke sungai lalu kembali lagi pada mereka dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih bersih tentunya. Ketika segala keinginannya bisa tercapai ketika kekayaannya tidak terbatas ketika Ia menjadi penguasa dunia. Lantas apa lagi yang harus dilakukan, mereka sudah sepertu dewa yang duduk singgah di sebuah istana kemudian melihat penderitaan manusia. 

Entah apa maksud dan tujuan Tuhan dalam menciptakan manusia-manusia seperti itu. Mengapa Tuhan menciptakan sebuah manusia yang ingin menyaingi Tuhan itu sendiri. Walaupun memang sebetulnya Tuhan tidak akan pernah tertandingi oleh ciptaannya. 

Apakah Tuhan dunia itu penting untuk ada di dunia ini lantas apa gunanya segelintir orang tersebut. Mereka hanya manusia yang kecil namun seringkali menyusahkan seisi dunia. Pantaskah Ia mengendalikan dunia sedangkan pengendali dunia itu mestinya membawa kedamaian, bukan kekacauan. 

Bisakah kita di struktur paling rendah lepas dari para Tuhan-tuhan dunia. Karena memang rasanya sumpek jika hidup kita dikendalikan oleh mereka. Pertarungan yang tak pernah usai antara si kelas bawah melawan kelas atas. Padahal kita banyak mengapa hanya berdiam diri saja. Apakah ini adalah sebuah pengakuan bawa mereka adalah pengganti Tuhan yang harus disembah. Mengikuti para kaum kapitalis merupakan sebuah kekufuran yang nyata, Ia ada namun jarang kita sadari bahkan Ia telah merasuki diri sampai kedalam daging bahkan sampai ke hati. 

Mengapa dikatakan telah masuk ke hati? Karena memang betul bahwa logika pikiran dan hati kita memang sudah diisi oleh hal-hal yang berbau material yang mana mengubah diri kita menjadi manusia yang pragmatis. Inilah kita yang sera pragmatis, individualis bahkan egois. Jiwa yang telah berubah menjadi kapitalis tentunya akan lebih sulit memperbaikinya ketimbang memperbaiki sistem sosial yang ada. Bagi yang menyadari ini semua memang peru banyak berpikir dan merenung lalu kembali kepada Tuhan yang sesungguhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...