Langsung ke konten utama

Bahaya Hawa Nafsu

Akal itu sering sakit oleh banyak pengaruh dari luar, oleh hawa nafsu, oleh ambisi dan fantasi. Apalagi mengani fantasi, berpikir yang aneh-aneh, membayangkan yang aneh-aneh mengkhayalkan yang tidak perlu dan tidak penting menghabiskan waktu itu yang penting. Membuka konten yang tidak beres di internet itu sebenarnya pikirannya aneh-aneh. 

Bahwa kamu juga yang yang seperti itu tetapi tidak semua yang disuka harus dituruti, apalagi itu yang destruktif. Jangankan dalam perspektif agama dengan akal sehat sendiri dia destruktif. Kalau keseringan berpikiran negatif atau menonton tontonan yang tidak baik maka secara kimiawi yang mana jika dirangsang terus menerus maka akan berefek ketagihan. 

Kalau sudah ketagihan, tidak enak rasanya. Akhirnya menghayal yang tidak baik. Kadang-kadang ada yang sampai melakukan pelecehan. Maka dari itu waktu untuk melakukan hal negatif seperti tontonan yang kurang baik itu maka harus dikurangi. Nanti akan ada banyak aktifitas baik selain membuat internet.

(Pixabay.com)

Dunia ini ada di pangkuan kita dengan melalui internet, hanya saja belum bisa mengontrolnya dan menfilternya terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Maka caranya dihindari terlebih dahulu, kalau sudah tidak keterikatan barulah kembali kepada internet tentunya sudah tidak tertarik dengan tontonan tersebut. 

Tontonan tersebut merupakan barang sakral kalau dipamerkan kepada banyak orang tentunya tidak akan menarik lagi. Harus ditutup serta pikiran juga seperti itu. Kalau pikiran kita diisi dengan hal-hal negatif maka hal-hal positif tidak akan masuk. 

Langkah perjuangan paling awal adalah sadarilah. Orang indonesia itu kritisnya tidak pernah selesai-selesai karena tidak pernah sadar-sadar. Sadar itu merupakan 50npersen dari perjuangan, tetapi terus jangan berpikir disitu saja. Haris ada upaya dan strategi, dimana setiap orang pasti memiliki strateginya masing-masing. Rancang saja sesuai versi diri kita. 

Apalagi kalau masih memiliki akal sehat tahu mana yang baik dan mana yang buruk dan tidak harus mencari dalilnya apa. Pikiran itu habbit, kalau dibiasakan dengan hal-hal positif biasanya hasilnya positif tetapi kalau dibiasakan dengan sesuatu yang negatif tentu hasilnya negatif pula. 

Biasakan dengan yang baik-baik, yang produktif dan progres. Ketika rajin mencari hal yang jelek-jelek pikiran akan terbiasa dan akan memproduksi pembenaran-pembenaran yang mulanya jelek bisa jadi menjadi terbiasa dan dianggap baik. Awalnya menganggap bahwa itu adalah dosa kecil, namun jika dibiarkan saja lama-lama dosa besar akan dianggap biasa saja pada akhirnya. 

Oleh karen itu, sebelum terlanjut biasakanlah akal dengan yang sehat-sehat. kalau merasa mudah dan terpengaruh maka hindarilah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...