Langsung ke konten utama

Dari Ketidakbebasan Menuju Ketidakbebasan

Memaknai tentang kebebasan hidup sebenarnya apalah itu sebuah kebebasan. Apakah kebebasan itu ketika bebas melakukan apapun tanpa batas atau lepas dari penindasan. Orang-orang yang berada di bawah penindasan selalu menginginkan kebebasan. Lantas apa yang ingin mereka lakukan ketika telah keluar dari sebuah penindasan. 

Pada akhirnya yang ada bukanlah kebebasan, akan tetapi lepas dari satu penjara ke penjara lainnya. Ketika manusia lepas dari satu penderitaan, maka Ia sebenarnya telah menuju ketidakbebasan lainnya. Seseorang yang telah lulus dari ujian, maka di depan matanya akan ada ujian lebih berat lagi dari yang sebelumnya. Inilah sesungguhnya hidup, bukanlah kebebasan yang didapat namun ujian lah yang akan selalu hadir dan mesti dihadapi. 

(Pixabay.com)

Lagi pula kebebasan itu adalah sesuatu yang absurd. Kebebasan adalah ketidak tahuan akan arah tujuan. Seseorang yang bebas memilih apapun yang Ia lakukan sebenarnya itu bukanlah kebebasan, itu adalah pilihan bebas agar tidak menjadi bebas pada akhirnya. Ketika seseorang bebas memilih jurusan apa yang Ia pilih, maka ketika Ia memilih salah satu dari jurusan tersebut maka Ia akan menuju dari bebas menjadi tidak bebas. Karena pasti apa yang dipilih akan selalu ada tugas dan tanggung jawab yang dipikul. 

Dunia ini tidak lepas dari sebuah fakta dan realita bahwa kita hidup dengan kumpulan berbagai fakta. Bagaimana kita berpikir, bagaimana kita memilih, bagaimana kita hidup itu semua tidak akan bisa lepas dari realitas. Seorang yang bebas memilih tentunya Ia harus melihat seberapa mampu Ia dalam menjalaninya. Kebebasan jika tanpa dibarengi oleh kemampuan maka yang muncul adalah keabsurdan hidup. Ia tidak tahu setelah memilih itu lantas apa yang harus dilakukan. 

Hidup ini sebenarnya akan terus berlanjut tidak bisa kita hanya memikirkan tujuan yang terdekat. Tentu saja harus memikirkan ketika satu tujuan tercapai apa yang akan dilakukan selanjutnya atau ketika itu gagal maka apa yang harus dilakukan. Seperti itu lah alur hidup, bebas menentukan pilihan untuk menuju ketidakbebasan. 

Selain tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki, tentu seseorang tersebut harus mengetahui resiko yang akan ditimbulkan. Orang-orang bodoh yang merasa dirinya bebas Ia tidak akan memikirkan sebuah resiko, yang ada dalam pikirannya hanyalah sebuah peluang dan yanng penting tercapai terhadap apa yang diinginkan. 


Ketika seseorang tidak tahu resiko yang dipilih maka Ia justru akan mendapatkan penderitaan yang tak terduga dan justru lebih tidak membebaskan diri. Seseorang yang bebas untuk memilih kemudian Ia bebas untuk menjadi seseorang yang hidupnya tidak sehat maka Ia harus menghadapi resiko ketidaksehatan fisik yang pada akhirnya justru kebebasan yang Ia pilih membelenggu dan semakin menyiksa diri. 

Meski memang kita ini pergi dari ketidakbebasan menuju ketidakbebasan lainnya tetapi seharusnya ada sebuah peningkatan. Inilah arti sesungguhnya sebuah kebebasan yang mana manusia ketika dihadapkan pada sesuatu justru hidupnya semakin kuat dan lebih baik, bukan sebaliknya menjadi terkurung dan semakin terbelenggu. 

Menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya, Itulah hakikatnya sebuah kebebasan. Tanggungjawab dan ujian yang semakin besar tentu tidak akan menghalanginya menjadi manusia yang lebih baik. Seorang yang bisa dikatakan lebih kuat dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Coba saja diuji dengan ujian yang sama, apakah ketika diuji oleh ujian yang sama Ia mudah dalam menghadapinya atau justru malah semakin sulit. Jika memang belum mempu menghadapi ujian yang sama maka Ia belum bisa dikatakan berkembang dan belum dikatakan bebas. 

Kebebasan hanya bagi orang-orang yang kuat dan tahan banting. Karena perlu kita tahu bahwa semakin manusia itu bebas maka ujian yang akan dihadapi itu akan semakin besar. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...