Langsung ke konten utama

Spirit Of Popularity

Setiap masa atau pasti memiliki spirit yang berbeda-beda. Pada individualitas masayarakat memang memiliki spirit yang berbeda-beda namun secara umum pada suatu zaman pasti merepresentasikan suatu jiwa zaman yang khas yang mana itu merupakan suatu perubahan dan pembedan antara spirin zaman yang satu dengan yang lainnya.

Meski saat ini dikatakan sebagai zaman yang canggih atau masuk pada era post modern dimana kebenaran itu relatif dan bisa bervariatif. Namun pada dasarnya pada masa ini terutama di era masuk tahun 70-an sampai saat ini memiliki jiwanya yang khas, yakni sirit of popularity, atau secara bahas yakni jiwa popularitas. Masyarakat dalam bertindak dan melakukan sesuatu itu didorong atas dasar pujian dari orang lain dan merasa dihargai pekerjaannya jika di apresiasi oleh orang lain. apapun yang dilakukan saat ini orientasi masyarakat adalah sebuag pujian dan itu dianggap sesuatu yang lebih utama, ketimbang sesuatu yang esensial.

Pada masa ini pun juga genre musik, film, makanan atau pun lainnya saat ini beorientasi bukan di nilai dari apa manfaatnya ataupun fungsinya, akan tetapi dari segi kepopularitasannya. Banya yang lebih senang mengkonsumsi sesuatu yang populer ketimbang suatu makanan yang kurang populer. Seperti kita lihat saat ini banyak orang yang menyukai makanan berbau Amerika ataupun Korea karena hal tersebut merupakan makanan populer di dunia. Meski sebetulnya apakah makanan tersebut cocok di lidah kita atau tidak namun karena ke populerannya banyak yang rela memakannya dan membelinya karena populer dan demi popularitas.



Spirit of popularity juga menggambarkan masayarakat yang bertindak atas dorongan banyak orang yang menyukainya, meski sebetulnya tak menyukainya akan tetapi jika suatu tindakan tersebut dianggap populer dan banya yang menyukainya maka ia rela melakukannya meski menjual harga dirinya. Bahkan saat ini banyak juga orang yang melakukan sandiwara yang mena Ia menjadi publik figure yang buruk agar dikenal oleh masyarakat.

Jika dikenal oleh banyak orang memang ada rasa kebanggaan bagi dirinya ketika dikenal oleh banyak orang. Namun tidak sedikit orang yang populer di media sosial akan tetapi di linkungan sekitarnya Ia kurang terkenal. Memang ada perbedaan antara popularitas di tahun 2000-an dan sebelum era tersebut. Dimana jika kita lihat pada tahun sebelum dua ribuan orang yang menunjukan kepopulerannya itu dengan bakat seni yang sesungguhnya yang mana Ia pandai bermusik, bernyanyi dan semacamnya memang Ia ahli dalam bidang tersebut menyanyikan sebuah lagu yang penuh makna yang mendalam.

Berbeda ketika masuk di era tahun 2000 dimana orientasi popularitas hanya sekedar hiburan semata. Suatu bakat yang sesungguhnya tidak dipertimbangkan menjadi sesuatu yang populer, orientasi kepopuleran bukan soal bakat akan tetapi lebih ke hiburan semata atau dikatakan apa yang viral pada masa itu. Meski ada orang yang memiliki bakat bernyanyi yang baik, akan tetapi ia tidak menghibur dan viral maka Ia tidak populer. Sedangkan mereka yang tidak memiliki bakat apapun akan tetapi dianggap menarik oleh banyak masayarakat itu lah yang dianggap populer saat ini. Namun yang kurang saat ini bahwa spirit of popularity itu semakin lama semakin berubah-ubah dan berganti-ganti. Kita tidak tahu apa yang akan viral di masa yang akan datang, sehingga kepopuleran ini merupakan sesuatu yang absurd atau tidak jelas apa yang sebenarnya sesuatu itu dikatakan hebat dan menarik.

Di era sekarang memang tidak merepresentasikan masayarakat yang berteknologi, memang pada kenyataannya masayarakat menggunakan teknologi akan tetapi jika di lihat secara seksama, bagaimakah Ia menggunakan teknologi tersebut. Dimana masayarakat yang meski menggunakan teknologi yang canggih pada dasarnya mereka mengkonsumsi teknologi bukan dari segi kecanggihannya akan tetapi dari kepopuleran terhadap benda tersebut. Masayarakat lebih memilih teknologi yang biasa saja namun populer ketimbang memilih teknologi yang canggih akan tetapi tidak populer atau tidak laku. Sehingga jika kita lihat banyak teknologi canggih itu orientasinya diarahkan sesuatu apa yang populer dan banyak mengikat hati masyarakat. Penilaian masayarakat terhadap sesuatu bukan dilihat dari apa fungsinya, bukan apa manfaatnya, bukan apa gunanya tetapi lebih merujuk kepada sebuah hiburan semata dan hiburan ini tentunya adalah sesuatu yang bukan individualitas akan tetapi hiburan secara populer pada masa tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...