Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Hidup Di Perputaran Dunia yang Sama

Mungkin ini bisa dikatakan sebuah globalisasi dimana ini ditandai dengan meluasnya informasi serta aksesnya. Pengaruhnya tentu sangatlah besar, sosial, budaya, pendidikan, teknologi, dan lainnya semuanya dipengaruhi oleh globalisasi. Sehingga bisa dikatakan manusia di muka bumi ini memiliki budaya yang sama.  Sebenarnya di globalisasi ini sudah mulai ada ketika daerah lain menginvasi ke daerah lain sehingga terjadi persilangan antar budaya sehingga menciptakan sebuah budaya baru. Budaya yang baru bisa muncul dari mimpi dan imajinasi, kemudian direalisasikan kedalam dunia yang saat ini.  Pola pikir kita mengenai fenomena-fenomena yang sudah atau sedang terjadi saat ini tidaklah hanya sekedar melihat dari segi mikro saja namun juga harus melihat dari makronya juga karena tidak menutup kemungkinan keseharian kita saat ini dipengaruhi oleh global.  Semisal pada konsumsi makanan saja, kita mungkin lebih sering makan-makanan yang instan-instan, semua itu tentunya tak lain karen...

Simbolisme Modern

Apa yang mengenai modernisme pasti akan ada hubungannya dengan kecanggihan teknologi. Teknologi menjadi sebuah simbol modernisme dimana tidak hanya menciptakan sebuah alat atau benda namun juga menciptakan sebuah tatanan sosial yang baru.  Teknologi memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Pergeseran yang ditandai dengan perpindahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota. Entah apakah pergeseran ini memberikan dampak baik bagi masyarakat atau justru sebaliknya.  Pemaknaan dan simbol-simbol akan selalu hadir dalam kehidupan ruang dan waktu. Dimana akan ada sebuah simbol baru yang muncul atau perubahan makna simbol. Jika dulu orang memaknai bahwa musik barat adalah sesuatu yang dilarang, namun sekarang hal ini menjadi sesuatu yang dianggap biasa. Pergeseran makna secara tradisional kini sudah bercampur dengan budaya lain.  (Pixabay.com) Konsumsi makanan yang mana hanya untuk memenuhi kebutuhan perut saja, kini sudah berubah pemaknaannya menjadi sebua...

Tidak ada yang Namannya Kerjasama Murni

Entah ini adalah sebuah kebenaran atau bukan, yang pasti manusia itu sulit untuk melakukan kerjasama. Memang secara fakta manusia membentuk sebuah organisasi agar mereka bisa saling bekerja sama. Mungkin emang pendapat saya ini berbanding terbalik dengan kenyataannya.  Namun, bicara fakta tentunya tidak hanya berbicara apa yang dilihat saja tetapi haru tahu apa isi di dalamnya. Terkadang kita selalu menganggap bahwa kebenaran itu cukup dilihat di luarnya saja dan dinyatakan bahwa itu benar, padahal tidak demikian pasti ada tentunya lapisan-lapisan yang tidak bisa dilihat namun pada sebuah fenomena.  Manusia memang membentuk organisasi, membentuk komunitas bahkan perusahaan tentunya untuk mencapai tujuan yang sama katanya. Namun itu hanyalah sebuah kebohongan dimana yang ada saat ini bukanlah kerja sama yang dibangun, akan tetapi saling memperalat. Entah itu memperalat dengan setingkat dengannya atau dibawahnya.  (Pixabay.com) Dunia ini memang penuh dengan keinginan-keingi...

Pergeseran Nilai dan Perilaku Manusia

Pergeseran nilai merupakan proses dari satu nilai menjadi nilai yang barus yang mana nilai yang baru ini menggantikan nilai yang sudah lalu entah alasannya karena tidak sesuai dengan zaman atau hanya ingin mencari hal yang barus saja. Dalam proses pergeseran ini sebenarnya bisa menjadi analisis dalam berbagai proses seperti moralitas, zaman, sosial, perilaku, budaya, pola pikir dan lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai pergeseran ini ad beberapa proses atau tahapan yang akan dialami.  (Pixabay.com) Sakralitas Sakralitas ini suatu nilai yang mana memang menganggap bahwa suatu nilai itu dianggap valid dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sakralitas tidak hanya berada pada ranah perilaku manusia sehari-hari saja namun juga pada pikiran dan cara pandang hidup manusia. Misalnya masyarakat yang beragama, maka akan menganggap bahwa agama itu adalah suatu yang penting dan ajaran agama ini jangan ada yang diubah karena Ia adalah sesuatu yang sakral. Pada tahap sakralitas ini banyak masyarak...

Ilusi Kebebasan dan Ilusi Pikiran

Mengenai sebuah kebebasan, sebenarnya apakah kebebasan itu benar-benar ada. Namun sebelum membahas mengenai kebebasan itu sebenarnya apakah kebebasan itu. Bebas, apakah itu sebuah kebebasan, bebas berarti tidak terikat pada hal apapun. Namun apakah benar manusia tidak bisa terikat pada sesuatu hal, padahal kita masih menginjak tanah yang artinya kita tidak lah bisa menjadi manusia bebas seutuhnya.  Jika mengenai bebas itu hanyalah sebatas hak-hak yang dapat dicapai mungkin itu bisa saja. Atau mengenai kebebasan berpikir yang mana manusia senang berimajinasi tentang sesuatu yang berada di luar dunia. Namun sebuah imajinasi tetaplah mengadaptasi dari kehidupan nyata.  Sebenarnya kebebasan itu tidaklah ada dan merupakan sesuatu yang fana. Selama manusia hidup dengan manusia yang lainnya, artinya manusia tidak bisa bebas. Jika ada kebebasan pun pasti akan ada batasan-batasan yang melekat pada diri. Jika manusia merasa bebas pada sesuatu hal sebenarnya ia bukan menuju kebebasan nam...

Bisnis Pembuat Ketidakadilan

Menjadi seorang pengusaha atau pebisnis, siapa yang tidak menginginkannya. Masyarakat terutama kaum muda saat ini lebih menginginkan menjadi seorang pengusaha ketimbang menjadi profesi lainnya. Selain memiliki penghasilan yang banyak, serta bis menjadi orang penting dan tidak disuruh-suruh.  Namun, menjadi seorang pebisnis tentu tidak semudah apa yang kita bayangkan. Selain butuh modal yang besar, juga butuh usaha dan waktu yang ekstra, tetapi usaha tentunya tidak akan menghianati hasil, itu kata banyak orang.  Selain butuh usaha dan modal yang besar tentunya pasti akan ada banyak cobaan yang menggoda, seperti menghalalkan segala cara agar bisnisnya tetap laku, bahkan sampai ikut menjadi anggota partai politik agar bisa mempertahankan bisnisnya. (Pixabay.com) Memang tidak ada salahnya manusia berbisnis,  namun yang jadi masalah adalah ketika bisnis menjadi sebuah orientasi kehidupan. Hanya memikirkan keuntungan-keuntungan materil saja tanpa memperhatikan hal-hal lainnya. ...

Pangkat Tertinggi Manusia adalah Kemanusiaan

Saat ini manusia sering sekali mengejar sesuatu yang namanya adalah pangkat jabatan. Manusia rela melakukan hal apapun bahkan kejahatan sekalipun hany demi mendapatkan pangkat tersebut. Meski Ia sudah berada pada puncak pangkat tertinggi, manusia yang serakah pasti tidak akan pernah puas akan pangkatnya sendiri.  Jika Ia sudah menjadi jendral tingkat tinggi maka Ia akan beralih ke partai politik, jika sudah berada di partai politik maka Ia ingin menjadi anggota DPR dan selanjutnya ingin menjadi menteri kemudian jadi presiden dan seterusnya. Entah apakah Ia tidak berpikir bahwa menjadi seorang petinggi itu tanggung jawabnya besar di hadapan Tuhan. Hisab dirinya saja sudah tak kuat apalagi bertanggung jawab atas jutaan orang banyak. Manusia yang bodoh tak akan pernah percaya akan adanya akhirat meski Ia beragama, Ia hany percaya bahwa kenikmatan saat ini yang dikejar haruslah dunia.  Aneh dan heran semakin manusia berada di puncak tertinggi maka semakin Ia hilang rasa kemanusiaa...

6 Tingkatan Orientasi Berpikir

Berpikir merupakan sesuatu yang melekat pada diri. Manusia manapun di dunia ini tentunya pasti harus berpikir, karena manusia harus mempertahankan hidupnya di dunia yang serba banyak aturan ini. Mereka yang tak bisa berpikir secara baik, tentunya akan kalah dengan mereka yang pintar. Tentunya ada beberapa tingkatan mengenai berpikir ini. Di sini ada beberapa tingkatan mengenai berpikir:  (Pixabay.com) Thinking of Phenomenon Orang yang pada tingkatan ini hanya berpikir atau melihat sesuatu hanya sekedar melihat bentuk, rasa, suara, dan lainnya melihat suatu secara objektif tidak ada penambahan nilai pada suatu benda atau fenomena. Misalnya melihat seorang perempuan yang tinggi putih, kurus, berambut lurus dan panjang, memiliki mata sipit, dan lainnya. Ia hany melihat dari segi bentuk dan rupa, tidak melihat apakah Ia cantik atau jelek karena Ia tidak memperdulikan hal tersebut. Seperti pikirannya anak kecil yang masih polos Ia hanya melihat orang lain dari segi rupanya saja. Orang y...

Budaya Modern yang Tak Karuan

Kalau kita lihat budaya saat ini apa yang sebenarnya menarik dan apa yang sebenarnya terlihat keren di masa kini. Semuanya pasti akan berpendapat yang beragam dan setiap waktu atau masa pasti memiliki budaya yang berbeda terus berubah-ubah begitu cepat.  (Pixabay.com) Jika kita melihat budaya seperti pakaian, makanan, bahasa, hiburan dan semacamnya mungkin akan sangat berbeda dengan masa kini. Begitu juga dengan budaya-budaya modern yang ada di masa depan, mungkin akan sangat berbeda dengan budaya saat ini.  Perbedaan budaya tradisional dengan budaya modern yang mencolok yakni dari segi perubahannya. Memang dari segi pakaian kita dapat lihat bahwa hal tersebut sangatlah berbeda. Namun, yang perlu kita lihat adalah percepatan dari budaya tersebut. Terutama masyarakat kota misalnya, yang mengekspresikan dirinya dengan pakaian serba trendi saat ini agar dipandang baik oleh kelompoknya. Begitu selesai dengan trend tersebut, maka akan berganti ke trend lainnya. Percepatan budaya in...

Pergeseran Nilai Kenikmatan

Masih berbicara tentang sebuah nilai, khususnya mengenai sebuah kenikmatan dalam hidup. Dimana setiap manusia memiliki cara pandangnya masing-masing dalam memahami sebuah kenikmatan yang ada. Sebuah kenikmatan memang dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor sosial dan faktor individu. Dari faktor sosial manusia bisanya menciptakan sebuah kesamaan kenikmatan yang mana semua orang menganggapnya itu adalah hal yang baik. Seperti menciptakan sebuah permainan yang mana mereka menciptakannya dan semua orang menikmatinya.  Permainan yang diciptakan baik oleh orang dewasa maupun anak-anak memberikan sebuah kesan dan rasa bagi para penikmatnya. Semuanya ambil andil dalam membuat aturan untuk mengatur dan melegalkan kenikmatan tersebut. Tidak hanya mengandung sebuah kenikmatan namun juga mengandung makna filosofis yang mendalam, yakni kesenangan, kegembiraan, kesetaraan, kerjasama dan keakraban. Semua melebur menjadi satu dalam sebuah permainan.  (Pixabay.com) Memang dahulu sebuah kenik...

Menuju Ketiadaan Nilai Pada diri

Sering kali saya menyebutkan penciptaan sebuah nilai, dari mana asalnya bagaimana itu tertentu dan mengapa selera orang berbeda beda. Sebenarnya itu semua adalah sebuah ketiadaan, dari apa yang kita sukai dan senangi semua itu sebenarnya sesuatu yang tiada.  Lalu bagaimana saya menyatakan bahwa hal tersebut bahwa tidak ada jika dijelaskan jika tadi bahwa itu ada. Ingat sebenarnya itu semua ada karena diadakan bukan ada karena memang sudah ada. Bahkan manusia ada dari sebuah ketiadaan. Sebuah nilai juga sama dari tiada menjadi ada.  Manusia menilai dengan kacamata agama karena sebelumnya ada maka jika dulu agama tiada maka manusia berpandangan tanpa agama. Namun, bagaimana jika menilai sesuatu tanpa ketiadaan nilai, bukankah ini seperti memakan sup ayam namun ayamnya tidak ada.  (Pixabay.com) Dalam menilai sesuatu, apakah nilai itu ada sebelumnya sehingga kita dapat menilai atau nilai itu muncul karena suatu fenomena yang ada. Semuanya sebenarnya pasti akan terhubung diman...

Nilai Pada diri

Masih berbicara tentang nilai, dimana nilai merupakan cara padang seseorang terhadap sesuatu mengenai baik buruknya sesuatu. Nilai pada diri memanglah sulit untuk kita hindari karena kita hidup dalam lingkup masyarakat sehingga tidak antara kita dengan dunia sosial itu saling mempengaruhi, saling memberikan sebuah nilai yang ada akhirnya menjadi apa yang terdapat dalam diri.  Tujuan, keinginan, sifat, sikap, perilaku, karakter semuanya dibentuk oleh lingkup yang memiliki nilai tertentu. Semisal jika Ia adalah orang yang beragama, mana dalam dirinya mengandung unsur nilai-nilai beragama. Apalagi jika hidup dilingkup beragama dengan orang tua yang taat beragama dan masyarakat yang beragama. Akan tetapi memang itu semua tidak dapat menentukan apakah Ia kelak akan menjadi seorang yang beragama atau tidak.  Cara kita dalam menilai sesuatu memang dipengaruhi oleh lingkungannya. Seorang yang melihat fenomena seperti media sosial yang dimana banyak membuka aurat maka Ia akan berpandan...

Eksistensi Manusia Sebagai Manusia yang Bebas dari Nilai Sosial

Apakah manusia bisa menjadi manusia yang benar-benar bebas. Lalu apakah sebuah kebebasan itu, apakah kita dikatakan ada jika sudah bebas dari suatu belenggu. Apa yang telah membelenggu kita sehingga kita tidak bebas. Memang masih menjadi sebuah pertanyaan apa itu kebebasan dan apakah itu sebuah eksistensi. Mengenai keberadaan kita apakah harus ada yang namanya sebuah nilai, dimana nilai ini melekat pada diri yang menyatakan inilah aku. Seorang artis apakah ia adalah orang yang eksis karena Ia terkenal dan banyak dikenal oleh orang banyak.  Namun apakah banyak yang menyukainya karena Ia adalah arti lantas bahwa menyatakan bahwa ini lah aku. Tetapi banyak juga orang yang tak senang dengan popularitas, harta dan jabatan yang Ia miliki karena ia merasa tidak bebas. Ia merasa lebih baik jika menjadi orang biasa yang dikelilingi oleh orang baik. Memang tidak ada sebuah jaminan jika memiliki segalanya maka kita bahagia.  (Pixabay.com) Lantas mengapa mereka tidak senang dan mengapa in...

Cinta Melawan Nilai dan Meniadakan Nilai

  Cinta adalah sesuatu yang luhur, tidak sembarangan orang yang bisa menerimanya. Mereka yang mengaku saling mencintai, tidak akan melihat siapakah dia. Cinta itu tiada pengecualian, sebuah pengecualian menandakan bahwa ada sebuah syarat yang harus di miliki. Padahal cinta itu tidak ad unsur syarat di dalamnya.  Hanya manusia yang berhati bersih saja yang dapat menerima cinta. Sepasang kekasih yang melakukan sebuah kemaksiatan, itu bukanlah cinta namun hanya pemuasan nafsu belaka. Sungguh sebuh penistaan jika ada orang mengatasnamakan cinta namun mereka saling merusak diri dengan kemaksiatan. Cinta seharusnya saling membangun bukan saling menghancurkan.  Cinta tidak memandang siapakah Ia, tidak memandang dari mana latar belakangnya seperti keturunan, daerah, suku, budaya, ras, fisik, kekayaan dan sebagainya. Iya adalah entitas yang meniadakan itu semua, cinta menganggap bahwa semua sama dan memiliki kedudukan yang sama.  (Pixabay.com) Cinta tidak memandang nilai sosi...

Abtraksitas Hidup Manusia

Semakin kesini hidup sebenarnya semakin abstrak, terutama keinginan manusia yang semakin tidak jelas. Jika manusi dulu berlibur karena untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, sekarang lebih ke pengakuan diri di media sosial. Sebuah kebahagiaan yang abstrak dimana tempa liburan bukanlah tujuan utama namun pengakuan dari media sosial. Memang tidak semua seperti itu ada juga yang memang upload hany sekedar ingin saja tidak menargetkan apakah orang lain suka atau tidak.  Kebutuhan hidup manusia pun juga semakin abstrak dimana manusia butuh namanya akan media sosial, kuota, youtube dan segalanya terutama yang berhubungan dengan media sosial. Sebuah kebutuhan ini memang dikatakan kebutuhan yang abstrak karena Ia dikatakan butuh juga tidak jika tidak butuh memang butuh.  Pada intinya kebutuhan yang abstrak adalah kebutuhan yang diciptakan menjadi sesuatu yang butuh. Perasaan dan pikiran kita mendorong diri kita agar melakukan itu semua. Sebenarnya kita bis hidup tanpa internet dan me...

Penciptaan Nilai

Sebuah kehidupan di dunia ini dimana kita tidak dapat terhindar dari yang namanya sebuah penilaian. Bahkan diri kita pun memiliki sebuah penilaian pada sesuatu baik itu benda maupun manusia. Penilaian adalah sesuatu yang sifatnya subjektif dimana setiap orang tentu memiliki keragaman dalam memandang sesuatu.  Sebuah perbedaan tentu tidak dapat kita hindari, perbedaan akan selalu ada selama pikiran manusia itu ada. Namun, sebuah perbedaan bisa menjadi sebuah permasalahan dimana jika antara satu sama lain menganggap jika orang lain berpandangan berbeda itu adalah salah. Padahal salah benarnya sesuatu tidak dapat disepakati oleh seseorang atau suatu kelompok, tentu harus ada sebuah kesepakatan di dalamnya. Sebuah perbedaan tentu harusnya menjadi sebuah keragaman dalam budaya, pengetahuan, teknologi dan lainnya, yang paling penting hal tersebut tidak berdampak merusak.  Jika kita kembali lagi mengenai nilai, dimana nilai itu dibangun oleh cara pandang masyarakat kemudian masyaraka...

Apa yang Membuat Setiap Sifat Manusia Berbeda

Karakter diri kita ini sebenarnya apakah murni benar diri sendiri atau ini adalah sebuah campuran. Bahkan jangankan karakter, bicara pun kita dipengaruhi oleh sosial. Sebuah pembentukan karakter diri kita sebenarnya dibentuk dari sejarah-sejarah yang telah lampau.  Genetik dari nenek moyang kita itu bercampur bersatu menjadi diri kita yang saat ini. Jika kita urut dari buyut kita misalnya, ada sekitar 14 genetik yang ada dalam diri kita. Pada setiap genetik terbelah lalu terbelah hanya menyisakan sedikit genetik saja. Namun tetap saja itu berpengaruh pada diri kita. Mungkin reingkarnasi itu tidak namun jika pewarisan genetik dari nenek moyang jelas pasti ada.  Tidak hanya secara biologis yakni genetik. Ada juga berasal dari historisitas sosial, dimana sebuah karakter diri kita itu dibentuk atas sosial-sosial yang telah lalu. Misalnya kakek dan nenek kita mengajarkan kepada ibu kita dan ayah kita lalu mengajarkan kepada kita dan akhirnya karakter tersebut ada pada diri kita. Me...