Langsung ke konten utama

Tingkatan Eksistensi Manusia

Salah satu yang sering dicari oleh manusia yakni eksistensi diri. Pencarian dirinya ini bertujuan bahwa Ia sesungguhnya ada dan ingin diakui keberadaannya oleh orang banyak. Maka dari itu tidak heran banyak yang melakukan apapun hanya demi mendapatkan sebuah eksistensi. Setiap manusia memiliki cara dan pemaknaan eksistensi yang berbeda-beda, secara umum eksistensi sediri memiliki beberapa tingkatan: 



1. Eksistensi Fisik

Eksistensi fisik menjadi merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh banyak orang. Apalagi di zaman sekarang, dimana masyarakat banyak meng-upload dirinya di media sosial. Hal ini karena dirinya ingun diakui keberadaannya oleh banyak orang. Media sosial memang menjadi sebuah media untuk mengeksistensikan dirinya. Dengan pakaian yang seba menarik dipadu dengan riasan yang cantik sehingga membuat mata banyak yang melirik. Eksistensi mereka itu ditandai dengan banyaknya suka, komentar dan yang melihat.

Jika dipikir lebih dalam sebenarnya bukanlah dirinya lah yang eksis tetapi penampilannya lah yang eksis. Ia ada karena penampilannya bukan karena yang ada pada dirinya. Ketika fisik itu hilang maka eksistensi pada dirinya juga ikut hilang, karena sebenarnya dirinya juga sudah tiada. Jika Ia mengenakan pakaian yang cantik dengan riasan yang cantik, sesungguhnya yang cantik adalah riasan dan pakaiannya, bukan dirinya. 

Namun tetap saja eksistensi fisik ini sebenarnya sifatnya hanya sementara, semakin usianya tua maka semakin banyak yang tak melirik apalagi hanya mengandalkan kecantikan semata tanpa melihat kelebihan lainnya. Fisik yang dulunya cantik semakin lama semakin pudar ditelan usia. Bagi yang mereka yang sadar bahwa eksistensi fisik itu hanyalah sementara maka Ia akan meninggalkan orang yang eksis karena fisik.

2. Eksistensi Kerja

Setingkat lebih tinggi dari eksistensi fisik yakni eksistensi kerja. Dimana Ia sudah mulai berpikir bahwa suatu keberadaan diri itu ada karena ada yang dikerjakan. Manusia yang tidak melakukan apa-ala sebenarnya dia tidak ada. Suatu pekerjaan menjadi identitas dirinya yang melekat pada dirinya, ketika Ia mengerjakan sesuatu maka sesungguhnya adalah dirinya yang sedang mengeksistensikan dirinya. Secara sederhananya aku bekerja maka aku ada. 

Antara fisik dengan pekerjaan merupakan sesuatu yang melekat pada diri. Jika Ia bekerja sebagai penyembuh maka dirinya adalah seorang dokter, jika Ia bekerja sebagai pengendara mobil maka dirinya adalah seorang sopir dan semacamnya. Manusia memang harus bekerja, bukan hanya untuk kebutuhan ekonomi tetapi juga untuk eksistensi diri. Semestinya memang manusia haruslah bekerja, karena manusia itu makhluk sosial dimana Ia harus menjadi orang yang dibutuhkan oleh orang lain. Dibutuhkannya dirinya oleh masyarakat menjadikan dirinya ada dan sebagai bagain dari masyarakat. 

Namun tetap saja eksistensi ini juga ternyata seiring berjalannya waktu maka akan pudar. Hal ini karena eksistensinya akan hilang disaat Ia tidak bekerja. Meski jasanya masih diingat oleh banyak orang, namun hanya akan melekat pada mereka yang ada hubungan kerja dengannya atau memiliki jasa pada orang lain. 

3. Eksistensi Pikiran

Eksistensi pikiran menjadi tingkatan yang paling tinggi, hal ini karena dengan pikiran Ia dapat menularkan pikirannya secara berantai pada orang lain. Meski raganya sudah tiada namun pikirannya akan selalu tetap ada, karena pikirannya selalu dipelajari dan diwarisi secara turun temurun. Selain itu pemikirannya juga harus disampaikan baik kepada muridnya atau dibuat sebuah tulisan. Sebuah pemikiran hanya tidak akan eksis jika hanya dipendam dalam pikirannya sendiri. 

Memang tidaklah mudah agar menjadi orang yang eksistensi secara pikiran. Hal ini dikarenakan butuh gagasan yang unik serta pemikirannya dapat diterima oleh orang banyak. Namun eksistensi pemikiran ini juga akan kembali lagi dimana apabila pemikirannya suatu saat dikritik kemudian dibantah pemikirannya, mungkin lama-kelamaan mereka akan meninggalkan pemikiran tersebut lalu beralih kepada pemikiran lain. 

Seiring majunya sebuah zaman, maka buah pikiran baru akan semakin sedikit. Meski ada tentunya perlu fenomena baru dan cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Seperti menggali emas di dalam tanah, semakin banyak emas yang digali maka semakin sedikit emas yang akan didapat di masa depan. Semakin banyak gagasan yang muncul di masa lalu maka semakin sedikit gagasan yang muncul di masa depan. Saat ini mungkin hanya tahap modifikasi seperti analisis, kritik, dan pembaruan saja tidak ada tahap penemuan benar-benar baru. Maka dalam memunculkan eksistensi pikiran dimasa kini, amatlah sulit untuk dilakukan. Ketika Ia mengeksistensikan dirinya maka Ia akan turut mengeksistensikan orang pendahulunya. Secara sederhananya, pemikiran baru itu muncul karena pemikiran lama, jadi ketika Ia memunculkan pemikiran baru yang muncul dari pemikiran lama maka secara tidak langsung pemikiran lama pun akan semakin eksis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...