Hal yang diragukan dalam dunia pendidikan saat ini, benarkah pendidikan itu mencerdaskan dan seberapa pentingkah sebuah pendidikan. Jika pendidikan itu penting lalu mengapa banyak yang gagal pada akhirnya, apakah yang salah itu cara mendidiknya atau manusianya sendiri.
Mereka yang rajin di sekolah, nyatanya tidak menjadi apa-apa. Sedangkan Ia yang dianggap bodoh bisa menjadi sukses di masa depan kelak. Ini bukanlah hal yang terbalik, karena si pintar hanya terpaku dengan apa yang dipelajari di sekolah, sedangkan si bodoh ketika Ia gagal maka harus belajar di luar sekolah. Si pintar Ia sukses karena mengikuti sistem sekolah, namun Ia gagal karena Ia tidak dapat mengikuti sistem dunia. Sedangkan si bodoh Ia menjadi sukses karena Ia tahu seperti apa sistem dunia.
Lalu apa makna sebuah rangking jika di dunia luar Ia hanya menjadi seorang pecundang yang meminta-minta pekerjaan dari si kaya. Lalu untuk apa ilmunya jika tidak bermanfaat baginya dan tidak mensejahterakan dirinya. Kita perlu mempertanyakan tentang pelajaran sekolah yang selama ini dipelajari. Mengapa pelajaran-pelajaran sekolah itu hampir tidak ada yang diingat dan dilupakan.
Meski kita banyak melupakan pelajaran sekolah, nyatanya kita masih hidup dan masih bisa makan. Kita hidup dan bekerja mengandalkan ijazah bukan apa yang kita pelajari. Selembar kertas nyatanya lebih berharga ketimbang ilmu di sekolah. Sia-sia sudah si rajin yang sering dikerjai oleh gurunya.
Baik si guru maupun si murid, mereka hanya mengejar sertifikat. Tujuannya sertifikat itu sebenarnya menjadi bukti bahwa di telah lulus dan mampu secara akademik. Namun bagi otak-otak pragmatis siapa peduli, selama bisa dengan membelinya untuk apa lelah-lelah melakukan sebuah tes.
Ada hal yang perlu diragukan dalam sistem dann materi pelajaran sekolah. Kita perlu mengoreksi materi-materi yang selama ini kita pelajari. Apakah relevan dengan.dunia saat ini ataukah tidak. Rasanya banyak sekali fakta-fakta baru yang bermunculan, dimana apa yang selama ini dipelajari nyatanya salah. Sebenarnya bukan salah namun lebih tepatnya belum ter-up date.
Materi pelajaran sekolah tidaklah berbeda jauh dari beberapa tahun belakangan. Mestinya materi sekolah harus lebih up date ketimbang media informasi. Sebuah kesalahan fatal jika pendidikan tidak melihat perkembangan dari luar, Ia seperti terdiferensiasi oleh dunia luar. Mereka yang pandai dikelas belum tentu mampu bersaing di luaran sana.
Selain itu banyak yang lebih memilih jalur cepat agar mendapatkan sebuah pekerjaan. Pendidikan hanya dijadikan batu loncatan bagi mereka yang haus akan uang. Yang pada akhirnya sebenarnya ada atau tidak adanya pendidikan tidaklah berpengaruh di dunia nyata. Ia hanya menjadi ladang guru untuk mencari uang, pintar tidaknya seorang murid bukan urusan mereka, yang terpenting uang mengalir pada mereka.
Sekarang ini guru mana yang tulus mengajarkan muridnya yang masih memegang prinsip bahwa seorang guru mestilah menjadi seseorang yang mengantarkan muridnya kejalan kebenaran. Apakah ada seorang guru yang rela meluangkan waktunya bagi anak jalanan dan apakah ada seorang guru yang pergi ke hutan mengajarkan anak jalanan. Memang ada namun hanya segelintir orang yang melakukannya.
Kualitas seorang murid saat ini semakin lama semakin menurun, baik dari segi moral maupun intelektual. Mereka seperti anjing liar saja, keluar lalu mengong-gong kesana kesini. Anjing pun sebenarnya lebih mulia dari pada anak-anak sekarang karena masih memiliki asa malu. Memang tidak semua seperti ini, namun ketika melihat dunia luar rasanya sulit membedakan anak yang berpendidikan dengan anak jalanan.
Haruskah kita menyalahkan pemerintah, haruskan kita menyalahkan gurunya, haruskah kita menyalahkan sekolahnya, haruskah kita menyalahkan pendidikannya, haruskah kita menyalahkan irang tuanya dan seorang murid yang gagal apakah mutlak karena kesalahannya. Mungkin bisa saja semuanya bisa saja hanya beberapa saja, yang pasti mereka yang melakukan sesuatu jika tujuannya hanya uang Ialah yang salah. Ini adalah sebuah budaya yang tidak boleh dilestarikan.
Kemanakah pendidikan yang sesungguhnya.
Komentar
Posting Komentar