Langsung ke konten utama

Kemanakah Pendidikan yang Seungguhnya

Hal yang diragukan dalam dunia pendidikan saat ini, benarkah pendidikan itu mencerdaskan dan seberapa pentingkah sebuah pendidikan. Jika pendidikan itu penting lalu mengapa banyak yang gagal pada akhirnya, apakah yang salah itu cara mendidiknya atau manusianya sendiri. 

Mereka yang rajin di sekolah, nyatanya tidak menjadi apa-apa. Sedangkan Ia yang dianggap bodoh bisa menjadi sukses di masa depan kelak. Ini bukanlah hal yang terbalik, karena si pintar hanya terpaku dengan apa yang dipelajari di sekolah, sedangkan si bodoh ketika Ia gagal maka harus belajar di luar sekolah. Si pintar Ia sukses karena mengikuti sistem sekolah, namun Ia gagal karena Ia tidak dapat mengikuti sistem dunia. Sedangkan si bodoh Ia menjadi sukses karena Ia tahu seperti apa sistem dunia. 



Lalu apa makna sebuah rangking jika di dunia luar Ia hanya menjadi seorang pecundang yang meminta-minta pekerjaan dari si kaya. Lalu untuk apa ilmunya jika tidak bermanfaat baginya dan tidak mensejahterakan dirinya. Kita perlu mempertanyakan tentang pelajaran sekolah yang selama ini dipelajari. Mengapa pelajaran-pelajaran sekolah itu hampir tidak ada yang diingat dan dilupakan. 

Meski kita banyak melupakan pelajaran sekolah, nyatanya kita masih hidup dan masih bisa makan. Kita hidup dan bekerja mengandalkan ijazah bukan apa yang kita pelajari. Selembar kertas nyatanya lebih berharga ketimbang ilmu di sekolah. Sia-sia sudah si rajin yang sering dikerjai oleh gurunya. 

Baik si guru maupun si murid, mereka hanya mengejar sertifikat. Tujuannya sertifikat itu sebenarnya menjadi bukti bahwa di telah lulus dan mampu secara akademik. Namun bagi otak-otak pragmatis siapa peduli, selama bisa dengan membelinya untuk apa lelah-lelah melakukan sebuah tes. 

Ada hal yang perlu diragukan dalam sistem dann materi pelajaran sekolah. Kita perlu mengoreksi materi-materi yang selama ini kita pelajari. Apakah relevan dengan.dunia saat ini ataukah tidak. Rasanya banyak sekali fakta-fakta baru yang bermunculan, dimana apa yang selama ini dipelajari nyatanya salah. Sebenarnya bukan salah namun lebih tepatnya belum ter-up date. 

Materi pelajaran sekolah tidaklah berbeda jauh dari beberapa tahun belakangan. Mestinya materi sekolah harus lebih up date ketimbang media informasi. Sebuah kesalahan fatal jika pendidikan tidak melihat perkembangan dari luar, Ia seperti terdiferensiasi oleh dunia luar. Mereka yang pandai dikelas belum tentu mampu bersaing di luaran sana.

Selain itu banyak yang lebih memilih jalur cepat agar mendapatkan sebuah pekerjaan. Pendidikan hanya dijadikan batu loncatan bagi mereka yang haus akan uang. Yang pada akhirnya sebenarnya ada atau tidak adanya pendidikan tidaklah berpengaruh di dunia nyata. Ia hanya menjadi ladang guru untuk mencari uang, pintar tidaknya seorang murid bukan urusan mereka, yang terpenting uang mengalir pada mereka. 

Sekarang ini guru mana yang tulus mengajarkan muridnya yang masih memegang prinsip bahwa seorang guru mestilah menjadi seseorang yang mengantarkan muridnya kejalan kebenaran. Apakah ada seorang guru yang rela meluangkan waktunya bagi anak jalanan dan apakah ada seorang guru yang pergi ke hutan mengajarkan anak jalanan. Memang ada namun hanya segelintir orang yang melakukannya. 

Kualitas seorang murid saat ini semakin lama semakin menurun, baik dari segi moral maupun intelektual. Mereka seperti anjing liar saja, keluar lalu mengong-gong kesana kesini. Anjing pun sebenarnya lebih mulia dari pada anak-anak sekarang karena masih memiliki asa malu. Memang tidak semua seperti ini, namun ketika melihat dunia luar rasanya sulit membedakan anak yang berpendidikan dengan anak jalanan.

Haruskah kita menyalahkan pemerintah, haruskan kita menyalahkan gurunya, haruskah kita menyalahkan sekolahnya, haruskah kita menyalahkan pendidikannya, haruskah kita menyalahkan irang tuanya dan seorang murid yang gagal apakah mutlak karena kesalahannya. Mungkin bisa saja semuanya bisa saja hanya beberapa saja, yang pasti mereka yang melakukan sesuatu jika tujuannya hanya uang Ialah yang salah. Ini adalah sebuah budaya yang tidak boleh dilestarikan. 

Kemanakah pendidikan yang sesungguhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...