Langsung ke konten utama

Filsafat Sebagai Alur Kehidupan

Kalau kita mendengar kata filsafat, mungkin yang ada dalam benak pikiran kita adalah sebuah pemikiran yang dimana pemikiran itu absurd dan tidak ada ujungnya. Banyak beranggapan bahwa terlalu banyak berfikir juga tidak baik karena itu hanya membuat diri kita menjadi orang yang overthinking atau menjadi manusia yang selalu meragukan terhadap sesuatu. 

Setiap filsuf tentu memiliki alur berpikirnya masing-masing, tidak ada para filsuf yang memiliki pemikiran yang sama meski itu adalah guru dan murid, setiap pertemuan dua orang pasti akan selalu ad yang kontra bahkan dengan diri kita pun juga selalu kontra. 



Alur berfikirnya para filsuf initidak lain karena jalan hidupnya yang beragam. Setiap manusia tidak memiliki alur hidup yang sama, meski Ia adalah reingkarnasi tetap saja antara masa satu dengan masa lainnya berbeda dan tempat satu dengan tempat lainnya berbeda pula. 

Sebuah alur berpikir itu muncul dari alur hidup, pikiran kita memang ada karena ada realitasnya. Bagaimana bisa kita berpikir tanpa ada sesuatu yang dipikirkan dan bagaimana muncul sebuah ide jika tidak ada materialnya. semuanya saling berhubungan dan saling terikat. 

Sebuah alur berpikir manusia itu ditentukan oleh alur hidupnya, ketika hidupnya seperti ini maka alur berpikirnya seperti ini juga. Namun, sebenarnya alur berpikir itu lebih beragam. Sebuah alam material mungkin hanya satu namun akan memunculkan berbagai makna dan pandangan ketika masuk ke akal. 

Dari fenomena masuk ke akal dari akal dipikirkan dan dari pikiran muncul perencanaan dan dari perencanaan muncullah sebuah gagasan dari gagasan munculah sebuah pergerakan. Dari sebuah tindakan yang kita lakukan itu berawal dari pikiran, dan dari sebuah tindakan maka akan muncul sebuah pemikiran. Jadi pemikiran itu adalah awal dan akhir begitu juga fenomena adalah awal dan akhir. 

Seorang pemikir, ia tidak akan memunculkan pemikiran baru jika tanpa melaksanakannya dalam kehidupan. Sebuah pemikiran atau konsep tentunya harus dijalankan terlebih dahulu, kita tidak tahu apakah pemikiran itu baik atau tidak untuk dijalankan. 

Sebuah pemikiran muncul dari sebuah peristiwa, yang membedakan seorang filsuf dengan orang biasa yakni pembacaan tentang sebuah peristiwa. Orang biasa hanya menganggap itu adalah hal biasa sedangkan para filsuf menganggapnya sesuatu yang luar biasa. 

Mencari sebuah jalan pemikiran memang dengan cara menjalani hidup. Hidup dengan cara berfilsafat, dan filsafat dijadikan cara hidup, sehingga seiring berjalannya waktu, akan menemukan berbagai wawasan dan gagasan. 

Apa gunanya filsafat, tentu saja untuk dijadikan jalan hidup. Tanpa berfilsafat sebenarnya alur hidup kita menjadi idak jelas dan terarah. Jika kita menjalani hidup dengan berfilsafat, maka ketika ada sebuah fenomena baru Ia mendapat pemikiran baru. Begitulah seorang filsuf, Ia membaca satu fenomena menjadi fenomena luar biasa. 

Berjalan menjalani hidup menjadikan filsafat sebagai pijakan dalam hidup. Melangkah menjadi terarah, berjalan terus dengan tertata. Memang akan selalu ada sebuah fenomena yang sulit untuk dipahami oleh akal, namun seperti itulah hidup banyak yang tidak bis kita duga-duga. Dunia memang tidak seperti apa yang ada dalam pikiran, inginnya memang seperti ini namun bagaiman lagi jika dunia tidak inginnya tidak seperti apa yang kita inginkan. 

Apakah filsafat hanya sebagai jalan pikiran yang hidup di dalam pikirannya masing-masing orang atau apakah bisa Ia menjadi sebuah pemikiran kolektif yang membentuk sebuah budaya baru. Yang terpenting memang harus belajar dan terus belajar, memahami berbagai fenomena yang ada, mengevaluasi dan mencari hikmahnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...