Sebenarnya apa tujuan dari sebuah obrolan, rela bahas sana bahas sini sampai-sampai lupa waktu. Mestinya dengan durasi yang cukup panjang itu, ada yang bisa diambil dari obrolan tersebut. Sebuah obrolan bukannya menambah wawasan, justru malah menambah kegelisahan.
![]() |
(Pixabay.com) |
Tidak menutup kemungkinan, kegelisahan itu muncul karena adanya obrolan yang kurang baik. Membicarakan orang lain dari bukti yang kurang valid bahkan mengada-ngada. Seharusnya mereka yang sering mendengarkan berita palsu ini dapat menganalisis tentang kebenarannya, namun justru sebaliknya obrolan tersebut malah menjadi obrolan yang asik.
Sebuah obrolan yang asik terlihat menarik namun sebenarnya hanya mengulang-ngulang sebuah pembicaraan. Memang terlihat baru dan menarik namun itu hanya dari isi kemasannya saja, sedangkan secara substansi sama saja. Misalnya seperti tadi obrolan tentang perselingkuhan seseorang mungkin akan lebih manarik, terutama dengan siapa Ia selingkuh dan mencari tahu sifat buruknya si peselingkuh. Sebenarnya kalau bicara sifatnya, itu hanya permukaannya saja, itu adalah sebuah fenomena yang mestinya digali lebih dalam lagi.
Pembicaraan yang hanya sebatas fenomena luar, sebenarnya apa yang menarik dari itu semua. Pembicaraan seseorang tidak jauh-jauh dari status dan hubungannya dengan orang lain, padahal itu bukanlah sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Untuk apa mengetahui semua keluarga orang tersebut, kehidupannya, serta sifatnya semuanya tidak ada untungnya buat kita sebenarnya. Itu hanya menambah beban pikiran saja dan topik pembicaraan yang kurang berbobot.
Manusia itu senang membicarakan kesehariannya, dari mulai bangun tidur sampai tertidur. Sebenarnya tidak ada fenomena yang menarik dalam pembahasan tersebut, namun mengapa pembicaraan tersebut bisa berjam-jam lamanya, padahal tidak ada bedanya dengan kehidupan biasa. Sebenarnya bukan mengenai obrolan itu luar biasa atau biasa, namun bagaimana membaca fenomena tersebut. Jarang sekali orang menghubungkan kehidupannya dengan hal lain, seperti hubungan keseharian dengan kondisi ekonomi, politik, sosial, psikologi, kesehatan, agama dan semacamnya bukankah itu akan jauh lebih bermakna sebuah obrolan jika dihubungkan dengan ilmu lainnya.
Pada akhirnya obrolan hanya sebatas obrolan, Ia hanya akan menjadi angin lalu ketika obrolan selesai. Lalu apa gunanya menghabiskan waktu berjam-jam jika tidak ada hasil yang didapat, bukankah tidur jauh lebih bermanfaat ketimbang membuang-buang energi untuk obrolan yang tidak bermutu. Memang dengan sebuah obrolan dapat mempererat tali silahturahmi, akan tetapi rasanya silahturahmi itu tidak akan berkualitas jika tidak dibarengi dengan obrolan yang bermutu.
Sebuah obrolan hanya sekedar hiburan semata, menjadi pengisi kepenatan di hari-hari kerja saja. Obrolan sebenarnya tidak memiliki tujuan lebih dan khusus, hanya sebatas pengungkapan diri saja atau untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran. Lalu, apa makna sebuah kehidupan jika sebuah obrolan hanya sebatas fenomena umum saja, bukankah itu hanya menjadi sebuah kepenatan saja apalagi yang dibicarakan adalah permasalahan hidup.
Selain menghubungkan dengan ilmu lainnya, sebuah obrolan juga harus bisa diambil hikmahnya dan pelajarannya. Sebuah obrolan juga harun menjadi ajang perenungan dan meningkatkan nalar berpikir kira. Tidak ada pembicaraan yang biasa saja dan tidak ada pembicaraan yang tidak ada hikmahnya. Hal ini tergantung seberapa cerdas, kritis, analitis dan perspektif yang luas dalam membaca sebuah obrolan.
Komentar
Posting Komentar