Langsung ke konten utama

Mewujudkan Eksistensi Diri dengan Mengikuti Hati

Sebuah kondisi yang sama, di dalam kehidupan yang sama, dengan pengajaran yang sama namun di sebuah penghujung akan selalu ada saja yang berbeda. Sebab yang sama belum tentu mengakibatkan yang sama pula. Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa kausalitas itu kompleks, ada sebab yang beragam dan akibat yang beragam sehingga tidak dapat disimpulkan dengan begitu mudah. 

Eksistensi adalah sebuah kebebasan, namun perwujudan kebebasan ini masih lah membingungkan. Apa sebenarnya kebebasan itu, apakah hanya tuhan saja yang memiliki kebebasan. Setiap orang menafsirkan kebebasan itu dengan beragam dan menghasilkan tindakan yang beragam.

 

(Pixabay.com)

Sebuah peristiwa tentu akan memunculkan respon yang beragam, dari respon yang beragam ini akan menghasilkan pemikiran yang beragam, dari pemikiran yang beragam ini maka akan menghasilkan tindakan yang beragam pula. 

Adalah hal yang berbeda dari makhluk lainnya, dimana manusia memiliki pola dan cara hidup yang beragam. Namun betapa bodohnya jika ada orang yang harus membuat standar kehidupan. Bukankah standar itu seperti ayam yang apa bila ayam itu tidak seperti ayam-ayam lainnya apakah ayam itu tidak dapat disebut ayam. 

Sebenarnya tidak ada standarisasi diri, itu hanya akal-akalan manusia saja yang ingin menghegemoni manusia lainnya. Manusia itu haruslah bebas berdasarkan perasaannya. Butuh sebuah keheningan agar dapat mengikuti perasaan, karena bisa saja salah dianggapnya mengikuti hati padahal mengikuti apa kata orang lain. Pikiran orang lain tetaplah pikiran orang lain, diri kita tetaplah diri kita, jangan mencampur adukan diri dengan diri orang lain. 

Mengikuti perasaan tidak sama seperti mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu hanya menuntun manusia ke jalan yang buruk, Ia seakan memberikan sebuah kebebasan padahal Ia hanya membawa ke dalam jurang kesesatan. Hati adalah cahaya, sedangkan nafsu adalah bayangan. Nafsu itu muncul dari hati namun nafsu bukanlah hati itu sendiri. 

Jalan menuju kebebasan itu sendiri adalah bagaimana cara melepas diri dari hawa nafsu itu sendiri. Yang membuat manusia itu tidaklah eksis adalah hawa nafsunya. Eksistensi manusia itu sendiri adalah kembali ke fitrahnya sebagai mana mestinya manusia. Manusia itu awalnya suci dan harus kembali lagi menjadi suci. 

Namun menuju jalan kesucian ini tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Banyak godaan dan cobaan yang selalu hadi untuk menghampiri. Mereka yang berilmu dan selalu mengikuti prinsip Tuhan adalah caranya. Seorang yang menciptakan sebuah benda tentu saja Ia menciptakan cara pemakaiannya pula. Hanya orang-orang yang sesat menggunakan sebuah benda tanpa melihat petunjuk lalu Ia menggunakannya dengan seenaknya. 

Hati manusia diciptakan oleh Tuhan, maka tuhan oun akan memberikan cara bagaimana cara membersihkan hati. Manusia adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan juga memberikan petunjuk manusia agar menjadi manusia yang benar.

Namun sebuah petunjuk tetaplah petunjuk, Ia selalu menyiratkan beragam makna membuat manusia meniti jalan yang beragam. Biarlah jalan itu berbeda yang terpenting satu tujuan, Tuhan itu kreatif selalu memberikan cara yang beragam. 

Seseorang yang merasa dirinya paling benar, selalu menyalah-nyalahkan jalan yang berbeda. Bukankah Ia berjalan di atas kapal dan yang lainnya juga sama berjalan di atas kapal. Bukankah fungsinya sama saja dan tidak mesti menaiki kapal yang sama. Justru itu hanya membuat kapa itu tenggelam, dinaiki oleh irang yang banyak. Apalagi setiap irang ingin menjadi seorang nahkoda. 

Sebenarnya biarkan saja mereka berlayar, tidak harus menahannya di tengah jalan. Pikiran manusia yang beragam sulitlah untuk kita atur, Tuhan sudah tahu tabiatnya manusia sehingga memberikan petunjuk yang beragam. Tuhan selau memberikan petunjuk dengan cara yang kreatif. 

Kita tidak tahu jalan manakah yang benar, hanya Tuhanlah yang benar. Bisa saja aku yang salah dan bisa saja dia lah yang salah, atau keduanya bisa saja benar dan keduanya bisa saja sama-sama salah. Hanya orang-orang yang merasa benarlah yang salah, manusia itu harus belajar dari kesalahan bukan menyalahkan kesalahan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...