Langsung ke konten utama

Sistem Pendidikan yang Menindas

Sekolah itu ternyata fokusnya melatih anak didik agar bisa bekerja. Memang penting tetapi kurang mendasar. pendidikan kita memang dididik untuk menjadi pekerjan, ketika kecil selalu ditanya "apa cita-cita mu?". Tentu akan menjawab ingin menjadi polisi, dokter, guru, tentara, pilot dan sebagainya. Fokus pendidikan kita mungkin hampir sama seperti pelatihan-pelatihan TKI yang ingin bekerja keluar negeri. Diajarkan untuk terampil agar bisa bekerja. 

(wormmedicine.tumblr.com)

Di sekolah kita selalu ditegaskan tentang struktur yang mapan, mengenai apa posisimu dan apa yang harus dilakukan. Jadi disekolah kita disadarkan atas status dan diatur dalam melakukan sesuatu.  Jadi, sebetulnya ada sesuatu yang salah dalam pendidikan kita. Orientasi nya untuk bekerja, sejauh mana pasar membutuhkan kita seperti itulah kita akan dicetak. Apa yang diinginkan oleh masyarakat kita lakukan, seperti itulah kita diarahkan. 

Jika pendidikan itu tergantung sosial, lalu dimana fungsi peningkatan kualitas manusia, dimana fungsi perbaikan hidup dengan pendidikan. Pendidikan itu seharusnya meningkatkan kualitas manusia.  Jika hanya mencetak pekerja, mencetak mental yang penurut saja dengan situasi yang sedang berjalan saat ini, maka yang akan terjadi seperti pemberdayaan, emansipasi, dan perbaikan hidup individu maupun sosial akhirnya tidak berjalan. 

Dengan gaya pendidikan semacam ini kalau strukturnya dimana ada masyarakat yang menindas, ada orang kuat dan orang lemah maka selamanya yang lemah menjadi lemah dan yang kuat tetap kuat. Jika diajari jadi rakyat maka akan selamanya jadi rakyat dan yang diajari menjadi pemimpin maka selamanya maka akan diposisikan di atas. Sebagai rakyat tidak tahu posisi di atas dan yang di atas tidak tahu posisi di bawah sehingga ada jarak antara pemimpin dengan rakyat karena pendidikan yang salah. Lalu untuk apa adanya pendidikan jika tidak ada hal yang dirubah, bukankah pendidikan itu tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup, membuat kita semakin baik secara individual maupun sosial. 

Pendidikan di dunia berkembang memang sistemnya diataptasi dari pendidikan kolonial, gayanya juga gaya masih kolonial. Padahal penjajah itu dulu menjalankan pendidikan di daerah jajahan untuk kepentingan mereka. Jadi sekolah-sekolah itu merefleksikan kepentingan penjajah, bukan kepentingan yang dijajah. Pelajarannya pun pelajaran yang mengunggulkan penjajah, menegaskan status inferiornya yang menjajah. Dengan cara mendidik pribumi untuk menjadi pekerja para kolonial dan rela digaji dengan upah murah. 

Pendidikan gaya jajahan ini memang masih kita jalankan, buktinya sekarang hampir semua mentalitas pelajar kita itu mentalitas PNS (Pegawai negeri sipil). Ketika lulus tujuannya tentu ingin menjadi PNS dan itu memang menjadi suatu kebanggaan juga di mata masyarakat. Ini menunjukkan bahwa tidak ada pekerjaan alternatif selain menjadi PNS. Orang-orang yang dijajah itu memang diarahkan, mereka tidak bisa mengarahkan diri mereka sendiri dan tidak bisa mengatur dirinya sendiri berdasarkan kemauan diri. 

Struktur harus dipedulikan adalah struktur yang menindas, dimana ada struktur yang tidak setara, ada yang di atas dan ada yang dibawah. Jika ada struktur seperti ini pasti tidak akan ada keadilan, yang susah tentu yang dibawah. Kesetaraan itu harus diperjuangkan, kalau tidak maka akan terpinggirkan terus. Yang kaya sekolah ditempat yang canggih dengan fasilitas yang memadai tentu Ia akan semakin pintar, semetara mereka yang miskin sekolah ditempat biasa dengan fasilitas yang kurang tentu pendidikannya menjadi kurang bahkan ada juga putus sekolah karena keterbatasan biaya. 

Hal seperti ini tentu tidak bisa didiamkan seperti ini selamanya. Maka dari itu kita haru memiliki dedikasi untuk yang tertindas. Jika diam saja maka sama saja kita membela para penindas. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...