Langsung ke konten utama

Antara Mencintai Atau Dicintai

Antaran mencintai atau dicintai mungkin banyak yang lebih memilih untuk dicintai. Karena mencintai itu memang beras rasanya Ia harus mengerahkan segala upaya perasaannya kepada orang yang dicintai. Sedangkan dicintai, kita tidak perlu usaha banyak, tidak perlu lelah atau kecewa saat ditinggalkan. Namun dicintai juga ternyata sulit apalagi jika kita bukan orang yang spesial dimata orang banyak. 

Sebetulnya orang yang ingin dicintai adalah orang yang egois dan penakut. Egois dalam artian mereka selalu ingin diperhatikan oleh orang lain sedangkan penakut dalam artian mereka memang pada dasarnya takut ketika ia mencintai mereka justru dikecewakan. Bukankah rasanya sakit jika mencintai namun pada akhirnya dikecewakan. Namun pada akhirnya mereka yang selalu ingin dicintai adalah orang yang selalu mendapat kecewa dan luka. 

Namun memang seperti itulah, orang yang mencintai tentu harus siap juga dikecewakan. Karena di dunia ini tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki resiko. Semuanya harus siap di dalam keadaan apapun selama itu tidak sampai menghancurkan diri sendiri. 

Mereka yang selalu ingin dicintai hanya memiliki setengah rasa antara yakin dan ragu, selalu menjalani perasaan diantara keduanya. Sedangkan orang yang mencintai ia tak pernah ragu dalam mengungkapkan rasa cintanya, tidak peduli apakah Ia menerimanya atau tidak yang terpenting perasaan ini bisa tersampaikan. 

Mencintai lawan dari dicintai, jika dicintai adalah ego sedangkan mencintai adalah altruis. Orang yang mencintai orang yang selalu perhatian dan memberi bahkan tidak memperhatikan dirinya, yang diperhatikan hanyalah apa yang dicintainya.

Baik orang yang ingin dicintai maupun mencintai tentu akan merasakan lelah. Orang yang ingin dicintai akan lelah apabila tak ada orang yang mencintai atau bosa dengan orang yang mencintai, mereka lelah sebetulnya karena memang tak punya rasa cinta. Orang yang mencintai pun juga akan merasakan kelelahan apabila cintanya tak pernah terbalaskan bahkan Ia ditinggalkan. 

Berharap untuk dicintai itu tidak baik dan mencintai namun tak terbalaskan juga tidak baik. Antara mencintai dan dicintai, sebetulnya mana yang terbaik. Yang terbaik tentunya mencintai, karena orang yang mencintai itu tentu akan dicintai sedangkan orang yang ingin dicintai belum tentu bisa mencintai. Orang yang mencintai tentunya lebih luhur kedudukannya dibandingkan orang yang dicintai, karena Ia mampu memberi bukan berharap. 

Namun, cinta yang sempurna adalah saling mencintai, karena keduanya setara. Saling memberi, saling menyayangi, saling menguatkan, saling menghormati, dan saling membahagiakan tidak ada rasa curiga apalagi kecewa. Mampu memberikan yang terbaik tanpa berharap sesuatu darinya. Cinta tak perlu di tunggu apalagi dicari, cinta akan selalu datang di waktu yang tepat. 

Cinta akan hadir saat kita sudah siap menjadi insan yang terbaik. Belajar untuk mencintai sendiri adalah hal yang perlu kit lakukan sebelum mencintai orang lain. Karena kita pun butuh namanya memhami diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Mencintai iri sendiri bukan berarti menjadi pribadi yang egois, namun ini adalah sebuah latihan bagi kita bahwa sebelum mencintai orang lain tentu harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Ketika pasangan itu hadir disaat yang tepat, maka kita siap untuk mencintainya dengan sepenuh hati. Menjadi pilihan terbaik untuk pasangan dan bersamanya sampai ajal menjemput. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...