Langsung ke konten utama

Fase-fase Hubungan Manusia dengan Alam

Alam merupakan pemberian Tuhan untuk manusia, agar manusia bisa memanfaatkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari masa ke masa antara hubungan manusia dengan alam memiliki hubungan  berubah-ubah, dari mulai hubungan produsen (alam) konsumen (manusia) hingga merekayasa alam bahkan mampu mengendalikan alam. 

Adapun alam sendiri seperti hutan, laut, sungai, gunung, gurun dan semua makhluk di dalamnya merupakan satu kesatuan alam. Pola hubungan manusia dengan alam memang akan berbeda seiring waktunya berjalan, tergantung dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan manusia sendiri. Ada beberapa fase yang terjadi antara hubungan manusia dengan alam, yakni sebagai berikut: 

(Pixabay.com)

1. Fase Alam Purba

Pada fase alam purba, alam ini dianggap sebagai ibu yakni dimana dalam fase ini manusia seperti seorang bayi yang masih membutuhkan seorang ibu. Dalam fase ini manusia sangatlah bergantung pada alam, manusia hanya bisa memanfaatkan alam untuk konsumsi saja. Berburu lalu berpindah tempat kepada tempat lainnya, menciptakan barang sederhana untuk memudahkannya dalam mengambil hasil dari alam. 

Karena manusia sangat membutuhkan alam dan bergantung kepada alam, sehingga alam dianggap sebagai Tuhan atau menyembah pemberian Tuhan. Kepercayaan untuk menyembah alam, seperti menyembah pohon atau hewan mitologi menjadi pola pikir masyarakat, dimana mereka menghubungkan alam ini dengan sesuatu hal yang magis. Mitos-mitos ini ternyata masih terasa sampai saat ini. 

Mereka percaya bahwa jika alam ini dirusak maka Tuhan atau Dewa akan marah, lalu akan menurunkan bencana yang besar. Manusia menganggap juga bahwa kedudukan alam lebih tinggi dibandingkan manusia, sehingga mereka jangan macam-macam dengan alam. 

Kita jangan melihat dari sisi kepercayaannya atau mitosnya saja, tetapi juga harus melihat keserasian manusia dengan alam. Dimana harmonisasi alam seperti kepercayaan untuk tidak merusak alam dan memanfaatkan alam dengan secukupnya adalah hal yang perlu dijaga dari ke generasi.

2. Fase Alam Produksi

Pada awalnya manusia bersifat konsumtif, kemudian bergantung kepada alam sekitar tanpa ada hal yang dirubah. Kemudian pada fase selanjutnya Manusia sudah berpikir produktif dan pragmatis. Dimana manusua sudah mandai memanfaatkan alam, mandiri dan mulai memproduksi hasil-hasil alam, seperti meramu, bercocok tanam, dan berternak. 

Pada fase ini kedudukan manusia dengan alam bisa dikatakan setara dimana manusia bisa mengatur produk alam untuk kebutuhannya atau dijual bila ada keperluan. Sistem barter atau transaksi sudah mulai ada pada fase ini. Kebutuhan manusia bukan hanya makanan dan pakaian tetapi juga alat dan bahan lainnya yang tidak bisa mereka produksi secara pribadi. Meskipun manusia sudah mampu memproduksi, tetapi manusia masih tetap bergantung pada alam terutama dalam hal cuaca, ketersediaan air dan lainnya. 

Selain memanfaatkan benda hidup seperti berternak dan bertani. Manusia juga sudah memanfaatkan benda mati atau bebatuan yang ada didalam tanah, seperti besi, perunggu, emas dan semacamnya untuk keperluan membuat alat-alat yang bisa membantu sistem produksi dan keperluan rumah tangga. Kemudian pada masa ini manusia juga sudah ada pencampuran berbagai bahan untuk dibuat berbagai makanan dan obat. 

3. Fase Alam Rekayasa

Pada fase ini perkembangan ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat. Manusia sudah sudah berpikir kreatif, dimana manusia bukan hanya memanfaatkan alam tetapi juga bisa menciptakan bahan dan alat baru dengan cara merekayasa dan mencampurkan berbagai bahan. 

Setingkat lebih tinggi dari fase produksi, manusia sudah pandai menciptakan sesuatu yang baru. Bukan hanya menciptakan alat baru tetapi juga menciptakan material baru baik itu dengan cara prosesnya maupun dengan mencampurkan berbagai macam bahan. Bahan itu kemudian digunakan untuk menciptakan alat baru atau memperbarui alat yang sudah diciptakan sebelumnya. 

Selain itu manusia juga sudah bisa merekayasa genetika makhluk hidup dan memanfaatkan mikro organisme. Terciptanya spesies baru dan metode produksi yang baru tentunya akan membuat bahan makanan menjadi bervariasi dan beragam. Manusia kemudian menciptakan berbagai macam makanan dan obat-obatan. 

Sama seperti fase produksi dimana manusia sudah bisa mencampurkan berbagai macam bahan, namun pada masa ini setingkat lebih maju. Dimana manusia juga melibatkan mikroorganisme dalam proses pembuatan dan juga penggunaan alat yang lebih canggih.

4. Fase Alam Produksi Masif

Berbeda dengan fase alam produksi, pada fase ini produksi semakin masif. Dimana sudah banyak menciptakan alat produksi yang otomatis cepat dan efisien. Pola pikir manusia mulai bergeser dari hanya sekedar pragmatis dan oportunis kini menjadi politis. Dimana dalam hubungan dengan alam, manusia ingin memiliki alam dan menguasai alam. Mereka menguasai alam secara penuh dengan teknologi yang Ia ciptakan, sehingga alam menjadi tunduk terhadap manusia. 

Memang pada masa ini teknologi sudah sangat canggih dan berkembang, namun di balik itu semua ada banyak implikasinya. Eksploitasi alam dan menciptakan bahan yang tidak ramah lingkungan, membuat bumi semakin rusak. Berbeda dengan sebelumnya dimana pekerjaan manusia masih tergantung pada alam, dimana jika disini sudah banyak manusia yang sudah mulai terpisah dari alam. Pola hidup perkotaan membuat manusia menjadi terpisah dengan alamnya. 

Menciptakan suatu sistem perburuhan, dimana manusia menjadi sebuah alat produksi. Kedudukan manusia saat ini bukan antara alam dengan manusia tetapi antara manusia dengan manusia yakni antara pengusaha dan buruh. Seorang pengusaha akan mengambil banyak peran dalam pengelolaan dengan alam, sedangkan seorang buruh sudah terpisah dari alamnya. Maksudnya Ia tidak punya modal seperti untuk bertani dan berternak, mere sejatinya hanya sebagai alat produksi. Masyarakat buruh banyak tinggal di kota yang jauh dari alam. 

5. Fase Alam Penciptaan

Pada fase ini mungkin manusia sudah sadar bahwa alam ini sangatlah penting untuk dijaga dan dirawat. Namun karena sudah banyak alam yang rusak sebelumnya, sehingga banyak yang harus diperbaiki. Dalam hubungannya dengan alam, manusia menjadi tuhannya alam dimana manusialah yang menciptakan alam itu sendiri. 

Selain itu alat-alat baru seperti teknologi robotik sudak banyak diciptakan memudahkan manusia dalam bekerja serta menggantikan banyak pekerjaan manusia sebelumnya. Kemudian alat-alat yang tidak canggih sebelumnya, kini sudah banyak ditinggalkan. Lalu alat-alat yang sifatnya material, kini digantikan dengan alat digital.

Pada saat ini manusia lebih senang menggunakan alat-alat yang bukan hanya canggih tetapi juga ramah lingkungan. Karena mereka sadar bahwa alam ini mesti dijaga dan dilestarikan, demi keberlangsungan hidup manusia. 

Kemudian manusia menciptakan spesies baru yang lebih unggul dari sebelumnya yang lebih kuat dan tahan segala kondisi. Kemudian manusia menciptakan alam baru, seperti menciptakan alam buatan di planet bumi yang sudah rusak atau juga bisa menciptakan alam baru di planet mars. 

Dari fase awal sampai pada akhirnya fase akhir, dimana manusia yang awalnya mendewakan alam kini berbalik menjadi manusia lah yang menjadi dewa. Maksudnya dimana manusia pada awalnya membutuhkan alam lalu seiring perkembangan zaman, manusia terlepas dari alam lalu menundukkan alam dan kemudian menciptakan alam baru.

Dalam fase-fase tersebut, bukan berarti berpindah dari alam fase pertama ke fase selanjutnya. Tetapi di dalam satu fase dengan fase lainnya itu masih terhubung dan fase lama masih tetap ada. Hanya saja tidak sebanyak yang dulu, karena sebab perubahan fase. Tidak serta merta fase pertama bisa hilang begitu saja, bisa jadi dari satu fase dengan fase lainnya itu hidup berdampingan. Adapun yang membedakan antara fase satu dengan yang lainnya yakni dilihat dari fase mana yang lebih dominan.

Namun sebetulnya ada fase selanjutnya setelah fase alam penciptaan, yakni fase kehancuran. Dimana alam sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk mempertahankan hidupnya lalu mempengaruhi makhluk sekitarnya termasuk manusia. Entah pada masa itu manusia sudah bisa berpindah ke tempat lain yang layak huni atau justru hancur bersama alam. Manusia sampai kapanpun akan terus berhubungan dengan alam, hidup dengan alam mati dengan alam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...