Langsung ke konten utama

Kesenangan yang Berkualitas

Namanya tujuan hidup tentu tidak lain tujuannya untuk mendapatkan sebuah kesenangan. Semua orang tentu ingin selalu merasakan kesenangan dan tidak ingin kehilangan itu semua. Kesenangan memang bisa muncul dari mana saja, bisa dari sebuah benda, kegiatan atau seseorang. Orang yang berpikiran hedonis menganggap bahwa tujuan hidup kita adalah bersenang-senang jangan sampai merasakan rasa sulit apa lagi harus sakit. Padahal pada akhirnya apa yang mereka lakukan justru menghancurkan dirinya sendiri. 

(Pixabay.com)

Logika hedonisme dengan logika pada umumnya memang selalu bertolak belakang, karena logika hedonisme ini sifatnya subjektif. Sehingga akan menjadi aneh jadinya jika kita menggunakan logika umum. Misalnya apabila ada orang yang senang K-Pop atau Anime kita yang tidak mengetahui itu semua, maka kita akan menganggap aneh orang yang menyenangi tersebut. Kita tentu akan bertanya-tanya, mengapa orang tersebut menyukai hal tersebut, padahal jika dipikir tidak menarik sama sekali.

Maka dari itu, dalam memahami logika hedonis ini tentu kita harus sama-sama merasakan kesenangan tersebut, jika tidak sampai kapanpun kita tidak akan bisa memahaminya. Mengapa orang suka, mengapa irang senang bahkan mengorbankan banyak hal demi apa yang disukai. Itu semua tentu tidak bisa dipikir oleh akal logika, Ia hanya bisa masuk akan jika kita sama-sama menyukainya. Orang yang hedonis terkadang Ia juga tidak sadar kalau Ia hedonis. Bisa saja orang yang hedonis itu dalam menyukai sesuatu Ia juga tidak tahu atau tidak memiliki alasan yang kuat mengapa harus menyukai hal tersebut. 

Memang bukanlah hal yang salah jika kita ingin bersenang-senang tetapi bukan berarti harus mengorbankan banyak hal. Tidak sedikit orang memang rela untuk mengorbankan banyak hal seperti waktu, tenaga, uang bahkan orang terdekat hanya demi kesenangan sesaat. Orang hedonis memang rela mengorbankan apapun hanya demi kesenangan yang Ia sudah dapatkan.

Juga jangan sampai kita menyamakan kesukaan dengan kebenaran, karena dua hal ini berbeda. Di dunia ini masih banyak ternyata orang yang menganggap bahwa kesenangan adalah kebenaran sehingga apabila ada orang yang tidak menyukai apa yang mereka sukai maka Ia dianggap salah. Padahal logika seperti ini nyatanya salah, suka itu pada dasarnya adalah kesenangan sedangkan benar pada dasarnya adalah akal sehat. Jadi, bisa dikatakan bahwa orang yang senang belum tentu benar tetapi orang yang benar sudah pasti senang. Karena orang yang berada dijalan yang sudah tahu kebenaran maka Ia akan selalu merasa senang walaupun banyak cobaan yang menimpa. 

Semestinya dalam mencari kesenangan itu jangan hanya berpatokan pada selera tetapi juga berpatokan pada akal sehat, karena sifat hedonis ini bisa menjebak diri kita. Ketika seseorang menyukai sesuatu secara berlebihan dan tidak mengenal batas, maka yang terjadi kesenangan justru menjerumuskan kita kedalam penderitaan. Tidak sedikit orang yang menderita bahkan sampai bunuh diri hanya karena kesenangannya tidak terpenuhi atau Ia merasa bosan karena tidak ada yang dapat disenangi lagi di dunia ini.

Lalu, bagaimana agar kesenangan itu menjadi sesuatu yang baik bagi kita. Ada tiga hal yang perlu kita lakukan, yaitu:

Pertama, tidak berlebihan dan tahu batasan. Kita Tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik apapun itu. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa bersenang-senang itu boleh-boleh saja asalkan tahu batasan. Membatasi diri memang terlihat seperti menyiksa diri, dimana kita tidak bebas dalam bersenang-senang. Namun ada sisi positifnya dimana ketika kita membatasi kesenangan itu kita bisa punya waktu untuk kegiatan lainnya. Kita harus sadar bahwa hidup kita tidak hanya untuk bersenang-senang saja. 

Kedua, jangan jadikan kesenangan sebagai tujuan utama. Memang seperti yang sudah dijelaskan bahwa tujuan orang hedonis di dunia yakni untuk bersenang-senang. Namun apakah benar jika hidup ini hanya untuk bersenang-senang. Kita harus sadar diri bahwa hidup ini bukan untuk kesenangan saja. Ada banyak hal yang perlu kita lakukan dalam menjalani hidup, seperti terus belajar dan bermanfaat bagi orang banyak. Sebisa mungkin dua hal tersebut yakni belajar dan menjadi orang yang bermanfaat, bisa menjadi kesenangan tersendiri. Ini tentunya akan menjadi nilai lebih bagi kehidupan kita. 

Ketiga, mengetahui resiko dari kesenangan tersebut. Kita tahu bahwa apapun yang kita lakukan tentu di dalamnya ada sebuah resiko yang akan ditimbulkan. Jadi sebelum menyenangi sesuatu lebih baik dipikirkan secara matang terlebih dahulu, karena jika kita salah pilih kedepannya akan menjadi salah. Jangan sampai kesenangan itu banyak yang dikorbankan hal itu justru malah menjerumuskan diri kita kepada hal-hal yang tidak baik. Kesenangan semestinya memiliki dampak positif bagi diri kita bukan hanya memberikan efek kesenangan sementara apalagi malah merusak. Kesenangan yang positif itu akan membuat kemampuan kualitas hidup kita semakin baik. Bandingkan dengan orang yang senang merokok dan senang berilah raga. Dua-duanya sama-sama senang namun yang bermanfaat diantara keduanya adalah orang yang senang berolahraga, karena selain senang, tubuhnya pun juga semakin sehat.

Jadi, jika kita menjalankan tiga poin itu maka hidup kita tidak akan menjadi sia-sia, dimana kesenangan tidak hanya memberikan efek senang saja tetapi juga menjadikan kualitas hidup kita menjadi lebih baik. Kualitas hidup kita tentu tergantung dari apa yang kita senangi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...